Penyesuaian Diri Pada Pria Menduda Ditinjau dari Aspek Sosial

59 Dari penelitian Clark dalam Fatchiah Kertamuda, 2009: 69 diketahui bahwa kehilangan pasangan menimbulkan perasaan kesepian dan ketidakseimbangan emosi. Kehilangan pasangan dapat menimbulkan masalah pada identitas baru yang akan disandangnya. Pria yang kehilangan pasangannya beresiko besar mengalami gangguan kesehatan mental jangka pendek. Resiko kesehatan mental yang buruk bisa berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi resiko itu terbatas pada mereka yang tidak menemukan pasangan baru. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pria yang kehilangan istri akibat perceraian atau kematian secara psikis mengalami suatu “feeling of loose”, yaitu perasaan kehilangan yang mendalam. Pola reaksi respon pattern pria menduda yakni berduka cita dan pola reaksinya berkembang serta mengalami perubahan. Perubahan-perubahan kejiwaan tersebut terjadi bertahap diantaranya yakni shock , penderita mengalami disorganisasi tidak utuh dari kepribadiannya, searching mencari-cari, serta tahap menerima dan tahap konsolidasi. Pada pria menduda, penyesuaian diri dapat ditunjukkan dengan bangkit kembali ke masa biasa dimana pria menduda telah menerima dengan rela kehilangan istri dan mencoba membangun pola hidup baru dengan pelbagai minat dan aktivitas untuk mengisi kekosongan.

2. Penyesuaian Diri Pada Pria Menduda Ditinjau dari Aspek Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan di mana ia berada. Melalui interaksi dengan manusia lain maka akan memberikan makna dalam kehidupan. Untuk dapat menjalin hubungan baik 60 dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya maka pria yang menduda perlu melakukan adanya interaksi sosial dengan masyarakat. Soekanto dalam Burhan Bungin, 2006: 55 menyebutkan interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar orang-perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antar orang-perorangan dengan kelompok manusia. Secara sosial perceraian menimbulkan situasi krisis. Status duda membuat sikap masyarakatpun akan berubah, seolah-olah kepercayaan dan penghargaan yang tadinya ada menjadi berkurang. Para duda harus mencari cara-cara baru untuk memenuhi perannya di tengah kehidupan sosial. Tidak jarang masyarakat mencurigai dan mencemooh tindakan mereka atau menyalah-artikan tindakan- tindakan tertentu secara tidak adil Tri Marsiyanti dan Farida Harahap, 2000: 36. Ihromi 2004: 144 mengungkapkan bahwa perceraian pada masa lalu menyebabkan seseorang kehilangan lingkungan dan kehidupan sosialnya, pada masa kini tekanan-tekanan sosial di lingkungan ketetanggaan, teman serta kerabat terhadap ketahanan sebuah perkawinan menjadi berkurang. Ann 1996: 37 memberikan jalan keluar bagi orang yang mengalami hal ini yaitu dengan cara bergabung dengan kelompok sejenis yang telah mengalami perceraian selama satu atau dua tahun. Hal ini dilakukan agar seorang duda tidak merasa terkucil dan tetap dapat berperan dalam masyarakatnya. Akan tetapi tidak semua masyarakat memiliki pandangan yang negatif terhadap seorang duda. Hal ini bisa terjadi karena perceraian dirasa merupakan jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah rumah tangganya. 61 Pria menduda yang dapat menyesuaikan diri dengan amat baik adalah mereka yang tetap sibuk, mengambil peran baru seperti pekerjaan berbayarsukarelawan baru, atau amat terlibat dalam aktivitas berkelanjutan. Mereka sering bertemu dengan teman-teman dan mereka bisa mungkin bergabung dengan kelompok support atau self-help Papalia dan Olds, 2008: 966. Banyak pria menduda mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan komunitasnya. Pria menduda merasakan seolah-olah terbuang dan terpisah dari lingkungan hidupnya. Tidak heran, pria menduda pun merasa canggung, sulit, dan tidak tahu harus bersikap bagaimana menghadapi lingkungan keluarga yang lama saudara kandung, ayah-ibu, lingkungan tempat kerja, atau lingkungan masyarakat pada umumnya tetangga. Tidak sedikit pula kondisi psikologis lain mewarnai hidupnya. Mereka merasa kesepian, depresi, stres, kecewa, tidak tentram, tidak bahagia, dan terisolasi dari lingkungan tersebut. Anak yang sudah dewasa dapat menjadi sumber bantuan dan dukungan emosional yang penting. Kemampuan untuk berbicara secara terbuka akan pengalaman mereka dapat membantu sebagian orang untuk menemukan makna dan koherensi dalam transisi kepada kondisi menjanda atau menduda Lund dalam Papalia dan Olds, 2008: 967. Dalam mengatasi kehilangan pasangan, seseorang yang menduda membutuhkan dukungan dari keluarga. Secara emosional, dukungan keluarga menjadi kebutuhan dari setiap anggotanya. Hal ini dikarenakan keluarga menjadi tempat seseorang memperoleh kenyamanan, cinta, dukungan emosional Fatchiah Kertamuda, 2009: 56. 62

3. Penyesuaian Diri Pada Pria Menduda Ditinjau dari Aspek Ekonomi