Implikasi Penelitian Saran KESIMPULAN

198 menambah kegiatan kerja guna mendapatkan penghasilan yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang penyesuaian diri pada pria menduda di Kecamatan Depok ditinjau dari aspek kognitif, aspek afektif, aspek sosial dan aspek ekonomi, pria menduda mengalami berbagai perubahan dalam setiap aspek kehidupannya. Dalam menghadapi perubahan di setiap aspek kehidupannya, seorang duda memerlukan suatu proses penyesuaian diri agar tercapai kehidupan yang harmonis dan selaras. Oleh karena itu, guna membantu pria menduda dalam menyesuaikan diri diperlukan layanan bimbingan maupun konseling dalam menghadapi berbagai problem selama hidup menduda. Dalam hal ini, diharapkan peran konselor dapat memberikan layanan bimbingan secara tepat sesuai dengan permasalahan pria menduda yang mencakup aspek kognitif, afektif, sosial serta aspek ekonomi. Bimbingan ini lebih ditekankan pada masalah menggali potensi diri pria menduda dalam bertahan dan melalui masa-masa sulit, menghadapi masalah-masalah yang muncul ketika hidup menduda serta membantu dalam merencanakan kehidupan selanjutnya dengan lebih baik dan percaya diri.

C. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 199 1. Bagi BP4 dan Pengadilan Agama Adanya pria menduda dengan berbagai macam kesulitan dalam proses penyesuaian diri pada aspek kognitif, afektif, sosial dan ekonomi dibutuhkan layanan dan pengarahan kepada orang tua tunggal dalam mengatasi berbagai kesulitan selama proses penyesuaian diri. 2. Bagi pria menduda Bagi pria yang bercerai hidup, agar menjadikan perceraian sebagai media evaluasi diri. Kehidupan keluarga harus terus berlanjut sehingga diharapkan pria menduda lebih menanamkan sikap percaya diri dan berusaha lebih baik dari pernikahan sebelumnya. Bagi pria menduda, perlu meningkatkan perkembangan pribadinya guna mengatasi masalah ketika menghadapi peran ganda. 3. Bagi keluarga yang tinggal dengan pria menduda Perlu memberikan dukungan sosial guna membantu proses pemulihan penyesuaian diri setelah berpisah dengan pasangan. 4. Bagi masyarakat Perlu memberikan dukungan kepada keluarga pria yang menduda agar dapat melalui masa-masa sulit dengan penuh kepercayaan dan keyakinan. 5. Bagi peneliti lainnya Dalam penelitian ini penyesuaian diri yang diungkap hanya terbatas pada aspek kognitif, afektif, sosial dan ekonomi. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengungkap penyesuaian diri pada pria menduda ditinjau dari aspek yang lebih luas dan mendalam lagi seperti aspek agama, seksual dan lain sebagainya. 200 DAFTAR PUSTAKA Agoes Dariyo. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT. Gramedia. Ahmad Fauzi. 2004. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Anidal Hasjir. 1984. Kamus Istilah Sosiologi. Depdikbud: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Ann, Mitchell. 1996. Dilema Perceraian. Jakarta : Arcan. Anonim.2009. Cinta Mati, Pria Simpan Mayat Istri Selama Empat Tahun. Diakses dari http:news.okezone.comread20090820cinta-mati-pria- simpan-mayat-istri- empat-tahun pada tanggal 24 Maret 2012, jam 18.00 WIB. Anonim. 2011. Setelah Bercerai, Pria Lebih Menderita. Diakses dari http:www.vemale.com pada tanggal 11 Februari 2013, jam 14.00 WIB. Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4. 1992. Membina Keluarga Bahagia, Sejahtera. Yogyakarta: Sholahudin Offset. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2010. Kecamatan Depok Dalam Angka 2010. Sleman. Bimo Walgito. 2000. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset. Burhan Bungin, H.M. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group Calhoun, James F. Acocella, Joan Ross. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Alih bahasa: Prof.Dr.Ny.R.S Satmoko. Semarang: IKIP Press Christina Andhika. 2012. 7 Penyebab Stres yang Tertinggi. Diakses dari http:female.kompas.com pada tanggal 11 Februari 2013, jam 14.00 WIB. Christine Sanford. 1994. Membina Hubungan Yang Harmonis. Jakarta : Arcan. Data Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. 2013. Kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta,Kecamatan di Kabupaten Sleman: Depok. Diakses 201 dari http:www.wikipedia.com pada tanggal 27 Februari 2013, jam 08.00 WIB. Deddy Mulyana. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Departemen Agama RI. 1995. Modul Keluarga Bahagia Sejahtera. Departemen Agama RI. Farida Harahap dan Kartika Nur Fathiyah. 2005. Psikologi Abnormal Klinis. Yogyakarta: Unit Percetakan dan Penerbitan UNY. Fatchiah Kertamuda. 2009. Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika. Goode, William J. 1985. The Family Sosiologi Keluarga. Penerjemah: Dra.Lailahoem Hasyim. Jakarta: PT. Bina Aksara. Henri Saputro. 2008. Studi Kasus Tentang Pola Asuh Orangtua Tunggal Oleh Ayah. Skripsi : Tidak diterbitkan. Hurlock, Elizabeth B .1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Ihromi. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Isti Prihatiningsih dan Retnaningsih. 2006. Penyesuaian Diri Pada Pria yang Mengalami Perceraian. Jurnal Penelitian Psikologi.2II.Hlm.199-207. Diakses dari http:jurnal.pdii.lipi.go.id pada tanggal 10 Desember 2012, jam 18.00 WIB. Kartini Kartono. 1979.Seri psikologi terapan v. Kepribadian: siapakah saya?. Jakarta : Rajawali Pers. . 2005. Patologi Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Lexi J. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lukman Ali. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Mac Gregor. 2004. The Divorce Help Book For Kids. Jakarta: PT. Gramedia. Miles, Mattew B. Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Tjejep Rohandi Rohidi. Jakarta; UI Press. 202 Muh. Washfi. 2005. Mencapai Keluarga Barokah. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Papalia, Diane E. Olds, Sally Wendkos. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana. Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Rahmadi Usman.2006. Aspek-Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Santrock, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 2. Alih bahasa: Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta : Erlangga. Sari dan Dian Putri Permata. 2007. Kesejahteraan Psikologis Psychological Well-Being Lansia Yang Bersatatus duda Pasca Kematian Pasangan. Abstrak. Diakses dari http:lib.unair.ac.id pada tanggal 12 februari 2011,jam11:11 WIB. Save M. Dagun, 1990. Psikologi Keluarga Peran Ayah Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Sayekti Pujosuwarno. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas Offset. Siswanto.2007. Kesehatan Mental: Konsep,Cakupan Dan Perkembangannya Yogyakarta : Andi Offset. Siti Sundari.2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta : PT Rineka Cipta Soemyati.1999. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Yogyakarta: Liberti. Stahl, Philip M. 2004. Parenting After Divorce. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Sugiyono. 2009. Metode penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 203 Sunarto dan Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Supratiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tri Marsiyanti dan Farida Harahap. 2000. Psikologi Keluarga. Yogyakarta: Unit Percetakan dan Penerbitan UNY. W.A. Gerungan.2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Yustinus Semiun. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius. Zainun Mutadin. 2002.Penyesuaian Diri Remaja. Diakses dari http:www.e- psikologi.comepsisearch.asp pada tanggal 27 Februari 2013, jam 08.00 WIB. 204 LAMPIRAN 205 PEDOMAN WAWANCARA

A. LATAR BELAKANG KEHIDUPAN SUBYEK