22
f. Umur g. Jenis kelamin
h. Pendidikan, dan faktor-faktor individual lainnya. 2. Variabel situasional, yang terbagi atas:
a. Faktor fisik dan pekerjan yang meliputi: Metode kerja
Kondisi dan desain perlengkapan kerja Penataan ruang dan lingkungan fisik penyinaran, temperatur, dan
ventilasi. b. Faktor sosial dan organisasi yang meliputi:
Peraturan-peraturan organisasi Sifat organisasi
Pelatihan dan pengawasan Sistem upah dan lingkungan sosial.
2.4.3 Penilaian Kinerja
Gomes 2003 mendefinisikan istilah performance appraisal sebagai suatu cara mengukur kontribusi-kontribusi dari individu-individu anggota organisasi
kepada organisasinya. Jadi, penilaian performansi ini diperlukan untuk menentukan tingkat kontribusi individu, atau performansi.
Tujuan penilaian performansi, secara umum, dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni: 1 untuk mereward performansi sebelumnya, 2 untuk
memotivasi perbaikan performansi pada waktu yang akan datang. Informasi-
Universitas Sumatera Utara
23
informasi yang diperoleh dari penilaian performansi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, dan penempatan-penempatan
pada tugas-tugas tertentu. Organisasi atau perusahaan wajib untuk melakukan penilaian performansi
atau kinerja secara berkala. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi sumber daya manusia yang dimiliki. Penilaian performansi dapat
bermanfaat bagi organisasi untuk memberikan reward kepada karyawan yang berpotensi, membuat suatu keputusan mengenai pemeberian promosi kaepada
karyawan. Selain itu, perusahaan juga dapat merancang sebuah perencanaan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan, seperti pengadaan pelatihan dan
pengembangan karyawan. Menurut Robbins 2006 ada 3 kriteria untuk mengetahui kinerja
seseorang, yaitu : 1. Hasil tugas individu, manajer dapat mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan.
Dengan melihat dari hasil pekerjaan, manajer dapat menilai pekerjaan tersebut apakah telah sesuai dengan kriteria seperti kualitas produksi dan biaya per unit
yang dibutuhkan untuk produksi. 2. Behaviors atau perilaku, sulit untuk mengidentifikasi hasil pekerjaan yang
merupakan suatu hasil dari kegiatan yang dilakukan karyawan. Badan usaha tentunya terdiri dari banyak karyawan baik bawahan maupun atasan, yang
mempunyai perilaku sendiri-sendiri seperti cekatan atau tanggap, hadir tepat waktu dan rajin. Jadi seorang karyawan dituntut untuk memiliki perilaku yang
baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Ciri atau sifat, serangkaian kriteria yang paling lemah, namun salah satu yang masih digunakan secara luas oleh organisasi, adalah sifat-sifat individu. Sifat
yang dimiliki karyawan umumnya seperti sopan santun, ramah, penampilan yang rapi dan lain sebagainya.
2.4.4 Tipe-Tipe Kriteria Performansi