172 melakukan percobaan, maupun proses pembuatan peluit. Penilaian
keterampilan juga tidak selalu muncul dalam pembelajaan yang dilakukan, hanya pada pembelajaran tertentu saja.
Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa guru SY maupun guru HR sudah melaksanakan penilaian keterampilan,
walaupun tidak menggunakan teknik dan instrumen yang telah dibuat. Penilaian keterampilan yang dilakukan semuanya
menggunakan unjuk kerja.
d. Faktor Pendukung dalam Pembelajaran Tematik Integratif
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada saat pelaksanaan pembelajaran tematik integratif di kelas I dan IV SD
Negeri Graulan, peneliti menemukan beberapa faktor pendukung yang akan dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 40. Faktor Pendukung dalam Pembelajaran Tematik Integratif
No Faktor
Pendukung Guru SY Kelas I
Guru HR Kelas IV 1.
Kepala Sekolah Memantau, menilai, dan
mengawasi guru. Memotivasi, nasihat, dan
memantau. 2.
Guru Guru sebagai pelaksana
di kelas. Kemampuan dan
pengetahuan guru. 3.
Sarana dan prasarana
Media pembelajaran dan laboratorium.
Fasilitas dan buku penunjang.
4. Lingkungan
sekitar Dimanfaatkan sebagai
tempat belajar dan sumber belajar.
Dimanfaatkan sebagai tempat belajar dan sumber
belajar. 5.
Orang tua Foto copy buku siswa.
Dana dan bimbingan.
Dari tabel 40 di atas, dapat diperinci beberapa faktor pendukung
dalam pembelajaran tematik integratif, baik di kelas I dan kelas IV. 1
Dukungan pertama yaitu dukungan yang diberikan oleh Kepala Sekolah yang berupa arahan, pemantauan, dan motivasi yang
173
diberikan kepada guru-guru di SD Negeri Graulan, terutama guru
kelas I, II, IV, dan V yang menggunakan pembelajaran tematik integratif. Berikut merupakan keterangan yang diperoleh peneliti.
SY :”Ya Kepala itu memantau KBM, Kepala sekolah
menilai guru. Ada juga pengawas, setiap bulan, kadang ya dua minggu sekali, kadang setiap bulan,
tidak tentu.” Selasa, 3 Februari 2015 HR
:”Iya mbak. Misalnya itu kita menggunakan lingkungan sekolah, mengubah posisi kursi, dana.
Juga ada evaluasi mengenai RPP, pembelajaran, kira-kira 2 bulan sekali itu mbak. Menunggu guru
mengajar, bersama pengawas juga.” Sabtu, 31 Januari 2015
HR :”Kepala Sekolah itu memberi motivasi, memberi
nasihat, dan memantau.” Selasa, 3 Maret 2015 Hasil wawancara dengan guru SY dan guru HR sejalan
dengan jawaban kepala sekolah ketika diwawancarai hal terkait. ”Iya. Ya itu ada pemantauan, fasilitas juga, dana, pemberian
motivasi juga. Setelah upacara bendera hari Senin setiap 2 minggu sekali ada evaluasi tentang pelaksanaan KBM. Saya
menampung, itu masalah penilaian yang sering dikeluhkan. Kamis, 29 Januari 2015
Pada wawancara lain pada hari Rabu, 4 Februari 2015, M juga menyatakan hal yang senada berikut ini,
”Iya dukungannya ya kita harus memberikan fasilitas pada guru-guru itu. Sarana dan prasarana ya kita harus siapkan
untuk KBMnya, kita selalu memotivasi kepada gurunya, kita dalam pelaksanaannya kita harus rubah pola pikir
dalam melaksanakan K13 ini, nggak seperti yang dulu monoton. Sering juga ada evaluasi. Setelah selesai upacara
itu kita setiap dua minggu sekali itu meeting. Kita meeting sebentar, nanti kita bahas pelaksanaan KBM mungkin yang
kurang pas nanti kita berikan kepada guru evaluasi dsb. Untuk K13 ini yang agak sulit ya itu penilaian. Penilaian itu
memang agak sulit, agak makan waktu lama, beda dengan KTSP. Yang K13 ini kan harus membuat narasi ya to.
174 Dalam setiap hari setelah pelajaran guru harus membuat
nilai, jadi agak rumit itu K13 ini.” Kepala SD Negeri Graulan sudah memberikan dukungan
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif, dalam hal pemberian motivasi, pengarahan dan pengawasan.
2 Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran tematik integratif
selanjutnya adalah dari guru itu sendiri. Guru adalah pelaksana pembelajaran. Guru HR memberi keterangan lebih lanjut bahwa
kemampuan, dan pengetahuan guru akan pembelajaran tematik integratif diperlukan agar pembelajaran tematik integratif yang
dilakukan sesuai dengan hakikat pembelajaran tematik integratif, yaitu pembelajaran secara parsial tidak terkotak-kotak. Berikut
pernyataan kedua guru: SY
:”Fasilitas ada, kepala sekolah mendukung, orang tua ya membantu. Guru juga mbak, kan kita pelaksana di
kelas.” Sabtu, 28 Februari 2015 HR
:”Faktor lingkungan, fasilitas sekolah, buku-buku, juga dari guru.” Sabtu, 31 Januari 2015
HR :”Fasilitas, terus kemampuan guru juga berpengaruh,
terus pengetahuan guru. Istilahnya guru mau belajar supaya tematik tidak kelihatan terkotak-
kotak.” Selasa, 3 Maret 2015
Pemahaman dan
kemampuan guru
dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik menjadi salah satu
faktor pendukung. Hal ini dikarenakan guru SY dan guru HR sudah mendapatkan diklat terkait Kurikulum 2013. Selain itu, kedua guru
sudah membuat perencanaan, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran tematik integratif.
175 Baik guru SY maupun guru HR menunjukkan antusiasme dan
motivasi ketika diwawancarai terkait pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dalam Kurikulum 2013. Guru SY dan guru HR
menyambut baik implementasi Kurikulum 2013. Kedua guru menyatakan lebih enjoy menggunakan pembelajaran tematik
integratuf, karena siswa menjadi lebih aktif. Berikut pernyataan kedua guru yang terdapat dalam catatan lapangan 01 pada Kamis,
29 Januari 2015. SY
:”Saya setuju dan mendukung K13, pembelajaran tematik ini mbak. Pembelajaran lebih enjoy, siswa
aktif, berani. Jadi tidak hanya sekedar membaca buku. ”
HR :”Menikmati K13 ini mbak. Jadi semangat ngajar,
siswanya bisa aktif. Sekarang sudah bisa bertanya, berani presentasi.”
3 Sarana dan prasarana yang dimiliki SD Negeri Graulan seperti
ruang kelas, laboratorium IPA, laboratorium komputer, aula, ruang peralatan dan media, serta perpustakaan. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan berikut. SY
:” Ya banyak sekali pendukungnya. Ya tergantung temanya, nanti disesuaikan. Itu yang Matematika nanti
bisa ngambil dekak-dekak. Ada fasilitas juga, di lab itu
kan banyak, kartu nama.” Selasa, 3 Februari 2015 HR
:” Faktor lingkungan, fasilitas sekolah, buku-buku, juga dari guru.
Pernyataan kedua guru di atas, diperkuat dengan pernyataan dari Kepala Sekolah berikut.
M :”Ada lab IPA, lab Komputer, perpustakaan, alat-alat
olahraga itu.” Kamis, 29 Januari 2015 M
:”Fasilitas untuk itu, labnya ada, untuk kesenian, untuk olahraganya ada. Mungkin paling lengkap di sini, lab
176 komputer, apa lagi ya, perpus.
Semuanya ada mbak.” Rabu, 4 Februari 2015
Sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Graulan cukup
lengkap, sehingga menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik integratif. Akan tetapi penggunaan sarpras masih belum maksimal,
misalnya keadaan perpustakaan yang sering tutup ketika siswa akan berkunjung. Hal ini dikarenakan petugas perpustakaan yang
merangkan guru seni tari tidak setiap saat ada di tempat lampiran 51, CL 12.
4 Lingkungan di sekitar yaitu persawahan, pemukiman penduduk,
dan lingkungan berbukit-bukit cocok dijadikan salah satu sumber belajar siswa. Lingkungan sekolah seringkali dimanfaatkan dalam
pembelajaran, termasuk halaman sekolah, dan sekitarnya. Beberapa observasi yang dilakukan di kelas I menunjukkan pemanfaatan
lingkungan sekolah, misalnya pada observasi 3, 6, 7 yang menafaatkan bahan alam untuk membuat mahkota, berkeliling
lingkungan penduduk di belakang sekolah, dan mengamati benda yang ada di kelas. Sedangkan dalam observasi pembelajaran di
kelas IV, lingkungan sekolah dijadikan salah satu pendukung pelaksanaan pembelajaran, dan terlihat dalam observasi ke 1, 2, 5
yaitu mengaitkan profesi yang ada di lingkungan siswa, pewanfaatan pewarana alami, memanfaatkan kardus bekas yang
ada di lingkungan. Lingkungan SD negeri Graulan cukup beragam mulai dari persawahan, permukiman penduduk, hingga tanah yang
177 berbukit-bukit di belakang sekolah dapat dijadikan sebagai sumber
dan tempat untuk belajar yang menyenangkan bagi siswa. 5
Dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik integratif juga tidak terlepas dari dukungan yang diberikan orang tua. Orang
tua siswa kelas I dan IV SD Negeri Graulan memberi dukungan berupa dana, maupun kerja sama dalam membimbing siswa belajar
di rumah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kedua guru sebagai berikut.
SY :”Lha anak-anak yang mau diisi boleh fotocopy, diorek-
orek sendiri bukunya.” Sabtu, 28 Februari 2015
HR :”Orang tua itu mendukung mbak, terutama dari segi
dana, misalnya untuk foto copy buku itu. Tapi ada beberapa materi yang seharusnys didiskusikan dengan
orang tua.” Sabtu, 31 Januari 2015 HR
:”Semula ya bingung, tapi setelah berjalan ya enak. Orang tua tidak protes. Itu kan ada kerja sama orang tua
siswa, jadi jika itu susah maka tidak saya sampaikan. Tapi kalau yang berhubungan dengan sekitar, misal
pekerjaan orang tua, batas wilayah ya saya sampaikan.” Selasa, 3 Maret 2015
Orang tua siswa kelas I dan kelas IV cukup mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik integratif, terlihat dari dukungan
dana dan bimbingan bagi anaknya di rumah.
e. Faktor Penghambat dalam Mengimplementasikan Pembelajaran