Faktor Penghambat dalam Mengimplementasikan Pembelajaran

177 berbukit-bukit di belakang sekolah dapat dijadikan sebagai sumber dan tempat untuk belajar yang menyenangkan bagi siswa. 5 Dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik integratif juga tidak terlepas dari dukungan yang diberikan orang tua. Orang tua siswa kelas I dan IV SD Negeri Graulan memberi dukungan berupa dana, maupun kerja sama dalam membimbing siswa belajar di rumah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kedua guru sebagai berikut. SY :”Lha anak-anak yang mau diisi boleh fotocopy, diorek- orek sendiri bukunya.” Sabtu, 28 Februari 2015 HR :”Orang tua itu mendukung mbak, terutama dari segi dana, misalnya untuk foto copy buku itu. Tapi ada beberapa materi yang seharusnys didiskusikan dengan orang tua.” Sabtu, 31 Januari 2015 HR :”Semula ya bingung, tapi setelah berjalan ya enak. Orang tua tidak protes. Itu kan ada kerja sama orang tua siswa, jadi jika itu susah maka tidak saya sampaikan. Tapi kalau yang berhubungan dengan sekitar, misal pekerjaan orang tua, batas wilayah ya saya sampaikan.” Selasa, 3 Maret 2015 Orang tua siswa kelas I dan kelas IV cukup mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik integratif, terlihat dari dukungan dana dan bimbingan bagi anaknya di rumah.

e. Faktor Penghambat dalam Mengimplementasikan Pembelajaran

Tematik Integratif dan Upaya Mengatasi Hambatan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SY, guru HR dan Kepala Sekolah, ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif. Hambatan berasal dari aspek pembuatan RPP, pelaksanaan pembelajaran, penilaian, PJOK 178 yang tidak dapat diintegrasikan, ketercapaian pembelajaran, dan dari orang tua siswa sendiri. Guru SY dan guru HR sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Berikut merupakan tabel faktor penghambat dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan. Tabel 41. Faktor Penghambat dan Upaya Mengatasi Hambatan No Faktor Penghambat Guru SY Kelas I Guru HR Kelas IV 1 Pembuatan RPP Membutuhkan waktu yang lama. Upaya: Membuat RPP di rumah atau di sela jam pelajaran lain Membutuhkan waktu yang lama. Upaya: Membuat RPP di rumah atau di sela jam pelajaran lain. 2 Pelaksanaan Pembelajaran a. Alokasi waktu tidak mencukupi. b. Pendekatan saintifik tidak urut 5M. Upaya: a. Melanjutkan pembelajaran pada keesokan harinya. b. Menyesuaikan langkah pendekatan saintifik dengan kegiatan pembelajaran. a. Alokasi waktu tidak mencukupi. b. Pendekatan saintifik tidak urut 5M. Upaya: a. Melanjutkan pembelajaran pada keesokan harinya. b. Menyesuaikan langkah pendekatan saintifik dengan kegiatan pembelajaran. 3 Penilaian Banyak aspek yang dinilai serta pelaksanaan, pencatatan, dan pengolahan hasil penilaian membutuhkan waktu yang lama. Upaya: Membuat buku penilaian untuk memudahkan merekap nilai sementara sebelum dimasukkan dalam aplikasi. Menggunakan aplikasi penilaian untuk mengolah nilai akhir siswa. Banyak aspek yang dinilai, pelaksanaan, pencatatan, dan pengolahan hasil penilaian membutuhkan waktu yang lama. Upaya: Menggunakan aplikasi penilaian untuk mengolah nilai akhir siswa. 4 PJOK tidak diintegrasikan Terbatasnya jumlah guru Penjaskes dan sudah disepakati untuk diajarkan terpisah. Upaya: PJOK diajarkan terpisah, tidak dipadukan dengan mata pelajaran lain. Terbatasnya jumlah guru Penjaskes dan sudah disepakati untuk diajarkan terpisah. Upaya: PJOK diajarkan terpisah, tidak dipadukan dengan mata pelajaran lain. 5 Ketercapaian Pembelajaran Terdapat siswa yang agak lambat dalam menerima materi. Upaya: Memberi bimbingan dan sering mendekati siswa tersebut. Terdapat siswa yang agak lambat dalam menerima materi. Upaya: Memberi bimbingan dan sering mendekati siswa tersebut. Meminta siswa lain untuk menjadi tutor sebaya. 6 Orang tua Orang tua bingung terkait penilaian autentik berupa deskripsi dan kegiatan kerja sama orang tua dan siswa di rumah. Upaya: Memberi pengarahan terkait penilaian autentik sebelum pembegian rapor kelas I semester I dan memberikan pedoman ketuntasan belajar siswa. Orang tua bingung terkait penilaian autentik dan bentuk kerja sama yang diharapkan dalam pembelajaran di rumah. Upaya: Guru memilih bentuk kerja sama orang tua dan siswa yang sekiranya dapat dilakukan bersama orang tua tidak semuanya disampaikan, disesuaikan dengan keadaan orang tua. 179 Berikut merupakan penjelasan hambatan yang ditemui guru SY dan HR, serta upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. 1 Hambatan yang pertama adalah hambatan terkait perencanaan, khususnya waktu yang digunakan untuk membuat RPP. Guru SY, dan guru HR mengungkapkan bahwa untuk membuat RPP dibutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk mengatasi hal tersebut makan guru membuat RPP dengan melembur di rumah, membuat RPP di waktu liburan, atau di sela-sela jam pelajaran PAI atau Penjaskes. Hal tersebut seperti penuturan guru SY, dan HR sebagai berikut. SY :”Iya. kalau tidak di rumah, ya di sela-sela olahraga, PAI. Seperti tadi saya membuat RPP tema 7 itu. Tapi misalnya waktu libur ya saya buat RPP. Selasa, 3 Februari 2015 HR :”Untuk RPP itu ya palingan saya siasati membuatnya malam hari, atau di sela-sela pelajaran PAI atau jam olahraga. Kalau sudah selesai langsung saya print, kalau belum selesai saya bawa pulang mbak.Sabtu, 31 Januari 2015 2 Hambatan kedua yang ditemui yaitu hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif. Hambatan tersebut terkait alokasi waktu pembelajaran dan tidak dapat disampaikannya langkah pendekatan saintifik secara urut. Guru tidak selalu dapat menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Seperti yang ditemukan pada observasi ke 7 di kelas I dalam pembelajaran T 6 ST 2 PB 2 dialokasikan selesai dalam 1 pertemuan, akan tetapi dalam pelaksanaan disampaikan pada dua 180 kali pertemuan, ya itu hari Kamis dan Jum’at 26-27 Februari 2015. Ada dua RPP yang dilaksanakan untuk dua pertemuan, padahal dialokasikan untuk satu hari. Hal senada juga diungkapkan oleh guru HR terkait alokasi waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan. Terdapat tiga RPP RPP 3, 4, dan 6 yang seharusnya dilaksanakan satu pertemuan, tetapi dilaksanakan dalam dua pertemuan. Berikut pernyataan guru HR pada hari, Selasa, 31 Januari 2015. ” Tidak selalu cukup mbak. Kan informasi di buku guru itu materinya cuma sedikit, sehingga guru itu harus menggali dan mengembangkan…” Tidak mencukupi alokasi waktu yang ditentukan dikarenakan beberapa faktor, antara lain adanya jam pelajaran lain PAI, Bahasa Jawa, Penjaskes, TPA, Seni Tari, dan situasi yang tidak diduga guru harus rapatkepentingan lain. Upaya yang dilakukan guru SY dan guru HR untuk mengatasi alokasi waktu yang tidak mencukupi yaitu dengan melanjutkan pembelajaran pada keesokan harinya. Pendekatan saintifik juga tidak dapat disampaikan secara urut 5M mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan tidak selalu dapat dimulai dengan mengamati. Oleh karena itu, guru menyampaikan tidak urut, tetapi disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 181 3 Dalam hal penilaian, guru mengalami hambatan dalam melaksanakan penilaian, merekap, dan mengolah nilai. Selain itu, ada banyak aspek yang harus dinilai. Guru membutuhkan waktu yang lebih lama. Ketika peneliti menanyakan penilaian yang dilakukan guru SY dan guru HR, kedua guru mengatakan bahwa penilaian belum direkap. Untuk mengatasi hal tersebut, guru membuat buku penilaian untuk mempermudah memasukkan nilai guru SY. Selain itu, SD Negeri Graulan sudah mempunyai aplikasi untuk rapor siswa yang dibuat oleh salah satu guru SD di Kecamatan Wates, dan digunakan untuk sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013. 4 Hambatan selanjutnya adalah tidak dilaksanakannya integrasi mata pelajaran PJOK dalam pembelajaran yang memadukan PJOK di dalamnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah guru PJOK yang dimiliki SD Negeri Graulan, yaitu hanya 1 orang. Karena jika jadwal antara PJOK per kelas jika disesuaikan dengan pembelajaran tematik pada pembelajaran yang memuat PJOK akan bertabrakan dengan pengajaran PJOK kelas lain. Oleh karena itu, PJOK dijadwalkan tersendiri, dan terpisah dari integrasi yang sudah ditentukan dalam tema, sub tema, maupun pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kesepakatan di seluruh DIY pada awal berlakunya Kurikulum 2013 lampiran 51, CL 20. 182 5 Hambatan lain yang ditemui yaitu terkait dengan ketercapaian KD pada setiap siswa yang berbeda-beda, ada yang cepat menguasai materi, dan ada yang perlu bimbingan lebih untuk memahami materi yang disampaikan. Hal ini diketahui dari semua observasi yang dilakukan di kelas I. Setiap kali guru memberi tugas, guru akan berhenti dan membimbing siswa ARI dan AK lebih lama dibanding teman yang lain. Seperti diungkapkan oleh guru SY berikut pada hari, Sabtu, 28 Februari 2014 berikut . ”…Kalau anak sedang mengerjakan tugas ya saya keliling memeriksa mbak. Itu lho mbak yang paling susah itu ARI dan AK. Tapi kalau dibimbin g ya bisa.” Oservasi di kelas IV juga menemukan hal yang serupa. Upaya untuk mengatasi hal tersebut dilakukan guru dengan memberi bimbingan dan menunjuk siswa lain untuk mendampingi siswa tersebut mengerjakan tugas tutor sebaya. Hal ini diungkapkan guru HR dalam wawancara pada hari, Selasa, 3 Maret 2015 berikut. ”…Saya biasanya meminta RDF, dan RA untuk menjadi tutor sebaya teman yang lain. Jadi yang pinter merasa dihargai, dan yang kurang itu dibantu. Kan malah lebih mudeng dijelaskan teman sendiri. 6 Hambatan lain yang ditemui guru kelas I dan IV datang dari orang tua wali. Orang tua masih bingung terkait penilaian yang ada dalam rapor siswa, karena berbentuk deskritif atau kata-kata. Berikut pernyataan dari guru SY. 183 ”Kalau orang tua itu masih bingung mbak. Dulu kan nilainya langsung angka, sekarang dengan kata-kata. Terus juga bingung ketika harus memberi bimbingan. Suka tanya itu, Bu ini bagaimana ...”Selasa, 3 Februari 2015 Sedangkan untuk kelas IV, hambatan dari orang tua wali lebih kepada bentuk kerja sama yang diharapkan dalam pembelajaran, terutama ketika siswa belajar di rumah, walaupun orang tua juga masih mengalami sedikit kebingungan dalam sistem penilaian autentik. Berikut penuturan guru HR terkait hal tersebut. ”…Kan latar belakangnya macam-macam mbak, jadi tidak semua kegiatan diskusi anak dan orang tua di rumah saya ja dikan tugas. Disesuaikan.” Sabtu, 31 Januari 2015 Untuk mengatasi hal tersebut, maka diatasi dengan membagi kertas konversi nilai ketika pembagian rapor untuk memberikan pemahaman kepada orang tua dan tidak menyampaikan semua kegiatan yang harus dilakukan bersama orang tua di rumah. Guru HR hanya menyampaikan kegiatan yang sekiranya dapat dilakukan oleh semua orang tua.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Strategi Pembelajaran Integratif Guru Kelas 1 Pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 09 Malang

0 4 17

ANALPEMBEL Analisis Kompetensi Profesional Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Integratif Di Kelas II Dan IV SD Negeri 1 Simo.

0 2 16

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI Analisis Kompetensi Profesional Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Integratif Di Kelas II Dan IV SD Negeri 1 Simo.

0 5 17

STUDI KESIAPAN GURU MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK INTEGRATIF Studi Kesiapan Guru Melaksanakan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Berbasis Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Se Kecamatan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 14

STUDI KESIAPAN GURU MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK INTEGRATIF Studi Kesiapan Guru Melaksanakan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Berbasis Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Se Kecamatan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 10

PERSEPSI GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Persepsi Guru Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Pada Implementasi Kurikulum 2013 Di Sd Negeri Kleco 1 Surakarta.

1 5 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SD NEGERI PREMBULAN GALUR KULON PROGO.

0 12 342

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC KELAS IV DI SD NEGERI JLABAN SENTOLO, KULON PROGO.

0 3 310

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SD MI

0 1 14

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9