184
1. Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Integratif
Sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu guru membuat perencanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, baik guru SY
maupun guru HR sudah membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Permendikbud
Nomor 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa tahap pertama dalam pembelajaran, yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan RPP.
Komponen yang tertulis dalam RPP guru SY dan guru HR sudah sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Akan tetapi masih terdapat komponen tujuan, metode dan pendekatan
pembelajaran. Hal tersebut masih mengacu pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Langkah pembelajaran dalam RPP tematik integratif yang dibuat guru SY dan guru HR meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Kegiatan inti dijabarkan dalam langkah pendekatan saintifik. Hal ini sudah sesuai dengan Permendikbud 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang menyatakan bahwa ada tiga tahapan dalam pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Selain itu dijelaskan pula bahwa setiap pembelajaran harus mengacu pada pendekatan saintifk yang meliputi 5M
185 mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Akan tetapi langkah pendekatan saintifik tidak disampaikan secara urut 5M, padahal seharusnya harus disampaikan urut 5M.
Dalam menyusun RPP tematik integratif, guru SY dan guru HR belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip khusus penyusunan RPP tematik
integratif yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
RPP tematik yang disusun guru SY dan guru HR belum memuat KD dari
KI-1 dan KI-2, hanya terdapat KD dari KI-3 dan KI-4. Padahal seharusnya setiap RPP yang disusun harus mencantumkan KD dari KI-1, KI-2, KI-3,
dan KI-4 secara lengkap agar terjadi integrasi aspek sikap spiritual dan
sosial dalam RPP tematik yang dibuat. Sedangkan prinsip lainnya seperti satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, serta
memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan atau antarmuatan sudah dipenuhi kedua guru.
Ciri khusus lain dari pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan dalam mengintegrasikan KD dari berbagai mata pelajaran.
Dalam Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 di Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah, yang menyebutkan bahwa pendekatan
yang digunakan untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran yaitu integrasi intradisipliner, integrasi interdisipliner, integrasi integrasi
multidisipliner, dan integrasi transdispliner. Pendekatan ini sudah dipenuhi
kedua guru dengan menuliskan KI-1 sampai KI-4 dan menuliskan
186 perencanaan integrasi sikap spiritual. Integrasi interdisipliner dengan
mengintegrasikan KD IPA pada KD Bahasa Indonesia dan KD IPS pada KD PPKn kelas IV. Integrasi multidisipliner terlihat dari KD IPA dan
IPS yang berdiri sendiri kelas IV. Integrasi transdisipliner dengan mengaitkan pembelajaran dengan permasalahan di sekitar, yaitu
lingkungan sehat, profesi, dan cita-cita. 2.
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Integratif
Berdasarkan hasil penelitian, guru SY dan guru HR sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan hakikat pembelajaran tematik
integratif, yaitu tidak nampaknya pemisahan antar beberapa mata pelajaran yang dipadukan, dan sudah menggunakan tema dalam setiap pembelajaran
yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pengertian pembelajaran tematik integratif dalam Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah, yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema.
Rambu-rambu pembelajaran tematik integratif yang diungkapkan
oleh Rusman 2011: 259 sudah dipenuhi kedua guru, yaitu tidak memaksakan KD yang tidak dapat dipadukan, tidak memaksakan KD yang
tidak dapat dipadukan, KD yang tidak tercakup dalam suatu tema harus tetap diajarkan, dan kegiatan pembelajaran yang ditekankan pada
kemampuan membaca, menulis, berhitung, serta penanaman nila-nilai
moral. PJOK tidak diintegrasikan karena keterbatasan guru penjaskes dan
187
sudah menjadi kesepakatan SD se-DIY. Selain itu, untuk memadukan KD
Matematika yang sering kurang padu, guru HR menggunakan kalimat sebagai penghubung. Kedua guru tidak menemukan KD yang tidak
tercakup dalam suatu tema, dan penakanan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan penanaman nilai-nilai moral terlihat jelas dalam
kegiatan pembelajaran. Selain memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran tematik
integratif, guru juga harus memperhatikan prinsip pembelajaran tematik integratif. Di dalam Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah, dijelaskan beberapa prinsip antara lain prinsip pemisahan antarmata pelajaran yang tidak begitu
jelas, adanya tema yang menyatukan bebrapa KD yang berkaitan dengan berbagai konsep, sikap, dan keterampilan, dan tidak memaksakan KD
yang tidak dapat dipadukan. Ketiga prinsip pembelajaran tematik integratif tersebut sudah dipenuhi oleh kedua guru. pembelajaran sudah tidak
terkotak-kotak lagi, sudah menggunakan tema yang berasal dari
pemerintah, dan tidak memaksakan KD yang tidak dapat dipadukan. Guru HR menggunakan kalimat untuk menghubungkan KD MAtematika yang
sering kurang padu dengan KD mata pelajaran lain. Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif yang dilakukan guru SY
maupun guru HR terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hal ini juga sudah sesuai dengan Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
188 Pendidikan Menengah yang menjelaskan bahwa tahapan dalam
pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluanawal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Aktivitas dalam kegiatan pendahuluan antara lain mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari berkaitan dengan kompetensi yang akan
dipelajari melalui kegiatan tanya jawab, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan penyampaian jenis penelitian yang akan
dilakukan. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Guru SY dan guru HR selalu mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencobamengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kegiatan mengamati misalnya mengamati gambar, teks, contoh dari guru, benda dan tumbuhan
di sekitar, serta penjelasan dari guru. kegiatan menanya misalnya siswa bertanya terkait hal yang harus dilakukan atau belum dipahami, dan
membuat daftar pertanyaan untuk wawancara. Kegiatan mencoba misalnya dengan melakukan percakapan, membuat mahkota, melakukan percobaab
pewarnaan kain, membuat peluit, dan membuat jarring-jaring kubus dan
limas. Kegiatan mengasosiasi dengan mengerjakan soal, diskusi, dan membuat
dugaan hasil
percobaan. Sedangkan
kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan lisan maupun tertulis. Kedua guru
juga selalu memberikan bimbingan selama kegiatan pembelajaran.
189 Penjabaran langkah pendekatan saintifik di atas sesuai dengan
penjabaran pendekatan saintifik dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati dengan indra dengan atau tanpa alat, menanya,
mengumpulkan informasimencoba,
menalarmengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Aktivitas dalam kegiatan penutup yang dilakukan guru SY dan guru
HR antara lain dengan penyimpulan yang dilakukan dengan tanya jawab dengan siswa, pemberian umpan balik terkait proses, dan hasil
pembelajaran dengan tanya jawab terkait materi yang dipelajari dan nilai yang diperoleh, pemberian tindak lanjut dengan memberikan PR dan
remidi, melakukan penilaian dan pemberian informasi terkait rencana yang akan dilaksanakan pada pembelajaran selanjutnya. Aktivitas tersebut
sesuai dengan penjabaran terkait kegiatan penutup dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
3. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Integratif