Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Faktor Penghambat, dan Upaya Mengatasi Hambatan

192 yang menjelaskan bahwa penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu unjuk kerjakinerjapraktik, projek, produk, atau portofolio. Dan untuk mengamati unjuk kerja dapat menggunakan instrumen daftar cek, atau skala penilaian rating scale. Guru SY dan guru HR tidak menggunakan instrumen yang sudah dibuat. Selain itu, kedua guru juga tidak pernah menyampaikan rubrik sebelum melaksanakan penilaian kepada siswa. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Kunandar 2014: 268 yang menyatakan bahwa guru hendaknya menyampaikan rubrik sebelum melaksanakan penilaian kepada siswa. Karena guru tidak menyampaikan, maka siswa menjadi tidak tahu aspek apa saja yang akan dinilai guru.

4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Integratif Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik integratif di SD Negeri Graulan didukung oleh beberapa faktor, antara lain dari kepala sekolah, guru, sarana dan prasanana, lingkungan sekitar, dan dukungan dari orang tua siswa. Dukungan yang diberikan kepala sekolah adalah berupa arahan, pemantauan, dan motivasi yang diberikan kepada guru-guru di SD Negeri Graulan. Faktor pendukung dari guru adalah kemampuan dan pengetahuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik integratif. Guru sudah membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran dan penilaian. Ketiga aspek ini merupaka bagian dari kompetensi pedagogis guru Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. Selain itu, kedua guru juga menunjukkan 193 motivasi dan antusiasme yang tinggi dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik integratif. Dukungan lainnya adalah berupa sarana dan prasarana yang cukup lengkap yang dimiliki SD Negeri Graulan. Misalnya ruang kelas, perpustakaan dapat digunakan sebagai sumber referensi, ruang peralatan media yang menyimpan berbagai media pembelajaran, laboratorium IPA, laboratorium komputer, dan aula. Lingkungan sekolah berupa persawahan, pemukiman penduduk, dan tanah yang berbukit-bukit menunjang kegiatan pembelajaran di alam. Dukungan terakhir adalah dari orang tua siswa berupa pendanaan, dan bimbingan belajar di rumah. Dukungan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik berupa sarana dan prasarana yang meliputi ruang kelas, media pembelajaran laboratorium, perpustakaan, dan aula sesuai dengan permendikbud Nomor 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Dasar yang menyebutkan bahwa di dalam proses pembelajaran dibutuhkan dukungan berupa ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran.

5. Faktor Penghambat, dan Upaya Mengatasi Hambatan

Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif di SD negeri Graulan. Faktor penghambat tersebut seperti pembuatan RPP yang memakan waktu yang lebih lama. Untuk mengatasi hal tersebut, baik guru SY maupun guru HR akan membuat RPP di rumah pada malam hari atau di waktu liburan, dan membuat RPP 194 di sela-sela jam pelajaran PAI, penjaskes, TPA, Seni Tari, dan Bahasa Inggris. Hambatan kedua adalah alokasi waktu pembelajaran yang tidak selalu mencukupi untuk menyelesaikan satu pembelajaran, karena jadwal pelajaran tidak selalu full tematik. Untuk mengatasi hal tersebut, guru akan melanjutkan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Guru juga memberi PR jika pembelajaran belum selesai. Selain itu, pendekatan saintifik yang disampaikan kedua guru tidak urut 5M mengamati, mananya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, hal ini dikarenakan tidak semua kegiatan pembelajaran selalu dimulai dengan mengamati. Oleh karena itu, kedua guru menyampaikan langkah pendekatan saintifik sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hambatan ketiga adalah tidak dilaksanakannya integrasi mata pelajaran PJOK dalam pembelajaran yang memadukan PJOK di dalamnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah guru penjaskes yang dimiliki SD Negeri Graulan. Untuk mengatasi hal ini, maka pembelajaran PJOK dilaksanakan terpisah, dan dijadwalkan tersendiri. Hal ini sudah menjadi kesepakatan SD se-DIY. Hambatan selanjutnya datang dari siswa, yaitu ketercapaian KD pada setiap siswa yang berbeda-beda, ada yang cepat menguasai materi, dan ada yang perlu bimbingan lebih untuk memahami materi yang disampaikan. upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberi perhatian, bimbingan yang lebih kepada anak yang belum 195 mencapai KD, serta menugaskan siswa lain yang dianggap sudah bisa menguasai untuk membimbing siswa tersebut khusus di kelas IV. Hal- hal yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan upaya guru dalam memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan atas dasar perbedaan kemampuan individual peserta didik. Hal ini sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum yang dikemukakan Daryanto 2014: 3 yang menyatakan bahwa kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Penilaian juga menjadi salah satu hambatan, terutama dalam proses pelaksanaan penilaian dan mengolah nilai yang membutuhkan waktu yang lama. Untuk mengatasi hal ini, SD Negeri Graulan sudah mempunyai aplikasi khusus untuk mengolah nilai, dan membuat rapor siswa. hambatan terakhir datang dari orang tua. Selain mendukung pelaksanaan pembelajaran, pemahaman orang tua terhadap siswa penilaian yang menggunakan deskripsi juga membuat guru harus menjelaskan maksud dari penilaian kualitatif yang dilakukan. Padahal guru sudah memberi penjelasan dan membagikan kertas konversi nilai saat pembagian rapor Selain itu, pembelajaran tematik yang menghendaki adanya kerja sama antara siswa dan orang tua di rumah sering menimbulkan pertanyaan dari orang tua. Uraian mengenai hambatan dalam melaksanakan pembelajaran tematik integratif di atas, mendukung pendapat Venville 2009: 4 yang 196 menyatakan bahwa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dapat disebabkan karena faktor guru pengetahuan, kualifikasi materi pelajaran, dan pengetahuan, serta faktor kontekstual seperti kebijakan administratif, panduan kurikulum, proses penilaian dan pelaporan, serta tradisi sekolah Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2014: 101. 197

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru SY dan guru HR sudah siap mengimplementasikan pembelajaran tematik integratif dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi perlu meningkatkan kesiapan dalam pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik integratif. 1. Guru SY dan guru HR sudah membuat perencanaan pembelajaran dengan mengacu pada prinsip penyusunan RPP tematik integratif dan pendekatan integrasi. Akan tetapi, pada prinsip setiap RPP memuat KD dari KI-1 sampai KI-4 belum terpenuhi, karena kedua hanya mencantumkan KD dari KI-3 dan KI-4. Komponen RPP sudah lengkap, walau masih mencantumkan komponen tujuan, metode dan pendekatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif di kelas I dan IV sudah sesuai sesuai dengan rambu-rambu dan prinsip dalam pembelajaran tematik integratif. Guru HR guru kelas IV menggunakan penghela berupa kalimat untuk menghubungkan KD Matematika yang sering kurang padu dengan KD mata pelajaran lain. Kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup sudah dilakukan guru SY dan guru HR. Kedua guru sudah menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan inti, walau dalam pelaksanaan tidak selalu urut 5M.

Dokumen yang terkait

Strategi Pembelajaran Integratif Guru Kelas 1 Pada Pembelajaran Tematik di SD Muhammadiyah 09 Malang

0 4 17

ANALPEMBEL Analisis Kompetensi Profesional Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Integratif Di Kelas II Dan IV SD Negeri 1 Simo.

0 2 16

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI Analisis Kompetensi Profesional Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Integratif Di Kelas II Dan IV SD Negeri 1 Simo.

0 5 17

STUDI KESIAPAN GURU MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK INTEGRATIF Studi Kesiapan Guru Melaksanakan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Berbasis Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Se Kecamatan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 14

STUDI KESIAPAN GURU MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK INTEGRATIF Studi Kesiapan Guru Melaksanakan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Berbasis Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Se Kecamatan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 10

PERSEPSI GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Persepsi Guru Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Pada Implementasi Kurikulum 2013 Di Sd Negeri Kleco 1 Surakarta.

1 5 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SD NEGERI PREMBULAN GALUR KULON PROGO.

0 12 342

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC KELAS IV DI SD NEGERI JLABAN SENTOLO, KULON PROGO.

0 3 310

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SD MI

0 1 14

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9