32 f.
Generalisasi Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, guru membimbing siswa menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu berdasarkan hasil penemuannya.
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa SD rata-rata berada pada rentang usia 7-11 tahun. Piaget Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 105-106 menyebutkan bahwa anak dalam rentang
usia tersebut termasuk dalam masa kanak-kanak akhir dalam tahap operasional konkret dan berfikir induktif yaitu dimulai dengan observasi
seputar gejala atau hal khusus dari suatu kelompok masyarakat, objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. John W. Santrock 2007: 255 juga
menjelaskan bahwa anak yang berada dalam tahap operasional konkret telah dapat berfikir logis asalkan pemikiran tersebut diaplikasikan menjadi contoh-
contoh konkret. Mohammad Ali dan Mohammad Ansori 2011: 32 menjelaskan lebih lanjut bahwa cara berfikir anak yang masih bersifat
konkret menyebabkan anak belum mampu menangkap yang abstrak sehingga dalam memahami konsep sangat terikat kepada proses mengalami sendiri
melalui pengamatan atau sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut. Freud Sumadi Suryabrata, 2008: 204 memerinci masa kanak-kanak
akhir menjadi dua fase yaitu masa kelas-kelas rendah SD dan masa kelas- kelas tinggi SD. Masa kelas-kelas rendah SD adalah anak yang berada pada
rentang usia 67 tahun-910 tahun, biasanya anak duduk di kelas 1, 2, dan 3 SD. Masa kelas-kelas tinggi SD adalah anak yang berada pada rentang usia
33 910 tahun-1213 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, 6 SD. Setiap
fase tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Ciri khas anak yang berada pada fase masa kelas-kelas tinggi SD antara lain: adanya perhatian kepada
kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, realistik, ingin tahu, ingin belajar, memiliki minat pada pelajaran-pelajaran tertentu, membutuhkan bantuan guru
untuk menyelesaikan tugasnya, memandang nilai sebagai ukuran prestasi belajar, dan senang membentuk kelompok sebaya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas IV SD berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini,
cara berfikir siswa bersifat konkret dan induktif sehingga untuk memahami konsep atau materi, siswa harus mengalami sendiri melalui observasi
terhadap hal-hal khusus dari suatu objek atau kejadian yang berkaitan dengan konsep tersebut kemudian menarik kesimpulan. Hal ini sesuai dengan tahapan
metode discovery dimana siswa menemukan konsep dengan berfikir induktif yang dimulai dengan mengamati contoh-contoh dan akhirnya menarik
kesimpulan. Selain itu, sesuai dengan ciri-ciri siswa kelas IV SD yang berada pada fase kelas-kelas tinggi yang senang membentuk kelompok sebaya maka
pembelajaran IPS dalam penelitian ini dirancang dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas secara kelompok.
F. Keterkaitan Metode Discovery dengan Motivasi dan Prestasi Belajar