61
Masyarakat Kampung Pajeksan merupakan masyarakat dengan kondisi ekonomi rata-rata menengah ke bawah. Kondisi ini
menyebabkan orangtua di Kampung Pajeksan cukup kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Banyaknya
kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi membuat orangtua harus pandai mengatur prioritas pemenuhan kebutuhan dalam keluarga
termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu AR
“Sekolahnya saya masukkan ke negeri, mbak, yang gratis. Kalau untuk kebutuhan sekolah saya usahakan ada
walaupun harus nyari- nyari.” Wawancara 30052016
Sebagian orangtua di Kampung Pajeksan memilih
menyekolahkan anaknya di sekolah negeri karena biaya pendidikan di sekolah negeri.
d. Bantuan yang diberikan orangtua dalam pendidikan formal anak
Orangtua memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Oleh karena itu orangtua memiliki tanggung jawab memberikan perhatian
dan dukungan terhadap pendidikan dan anak-anaknya sehingga anak dapat menumbuhkan potensi dirinya serta mencapai kecerdasan dan
prestasi belajar yang optimal. Peran orangtua dalam proses pendidikan anak dapat dilakukan dalam bentuk pendampingan dan penguatan
kepada anak, seperti yang dilakukan oleh keluarga di Kampung Pajeksan Kota Yogyakarta.
62
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh orangtua di
Kampung Pajeksan untuk mendukung pendidikan anaknya relatif sama, yaitu:
1 Memenuhi kebutuhan anak
Orangtua di Kampung Pajeksan memberikan perhatian dan dukungan terhadap pendidikan anak dengan usaha-usaha seperti
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak baik pendidikan formal maupun pendidikan di dalam keluarga,
mendampingi anak belajar, memberikan motivasi kepada anak agar rajin belajar dan merai cita-cita, menanamkan nilai-nilai positif
kepada anak dalam bentuk dasar-dasar pendidikan moral, sopan santun, agama, dan hidup bermasyarakat.
Orangtua menempuh berbagai cara demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak tersebut di tengah segala kemampuan
dan keterbatasan yang mereka miliki. Berikut pernyataan Ibu RD terkait perhatian yang beliau berikan kepada anak:
“Saya belajari kalau saya gak kerja. Kalau sekolah saya antar biasanya sekalian saya berangkat kerja.”
Wawancara04062016
Pernyataan Ibu RD tersebut serupa dengan pernyataan Ibu NP, yang menyatakan
“Kalau belajar saya temani. Kalau ada kesulitan pas belajar gitu saya kasih tau. Kalau sekolah saya antar-jemput naik
ojek. Kalau ekstra juga saya tungguin.” Wawancara 11062016
63
Sedangkan Ibu AR mengungkapkan bahwa “Anak saya yang besar saya les kan, soalnya yang kecil gak
mau ditinggal, apa-apa harus ditemani. Kalau saya ngajarin kakaknya nanti diganggu, jadi saya masukin les.”
Wawancara 30052016 Pernyataan Ibu RD dan Ibu NP tersebut menunjukkan
bahwa orangtua memberikan perhatian terhadap pendidikan anak sesuai kemampuan yang mereka miliki. Bentuk perhatian yang
diberikan orangtua terhadap anak relatif sama yaitu dengan menemani dan membantu anak ketika anak belajar serta mengantar
anak ke sekolah. Kegiatan menemani dan membantu anak belajar dalam keluarga Ibu RD dan Ibu NP dilakukan oleh orangtua
sendiri. Hal tersebut berbeda dengan yang dilakukan Ibu AR.
Kegiatan menemani dan membantu anak belajar tidak dilakukan sendiri oleh Ibu AR melainkan diserahkan kepada guru les anak.
Hal ini dilakukan Ibu AR karena beliau tidak merasa kurang optimal jika harus menemani anak sulungnya belajar sambil
mengasuh anak bungsunya.
2 Memberi motivasi
Orangtua di Kampung Pajeksan memberikan motivasi kepada anak-anaknya dengan nasihat-nasihat agar anak rajin
belajar serta memberikan contoh anak-anak pintar kepada anaknya.
64
Motivasi kepada anak tetap berusaha diberikan kepada anak walaupun anak sudah tidak mengikuti pendidikan formal seperti
diungkapkan oleh Ibu RN. “Saya ngasih tau belajar itu penting, walaupun sekarang
udah gak sekolah tetep harus belajar. Gak mau sekolah gak papa, yang penting jadi orang bener.” Wawancara
26052016 Sedangkan Ibu AR yang anaknya masih mengikuti
pendidikan formal mengungkapkan bahwa “Kalau udah males-malesan belajar gitu saya nasehatin.
Memotivasi lah, mbak, biar anaknya semangat lagi.” Wawancara 30052016
Pernyataan Ibu AR tersebut serupa dengan pernyataan Ibu
NP “Saya kasih tau harus semangat, yang rajin belajarnya
jangan celelekan. Kalau belajar yang bener biar jadi anak pinter.” Wawancara 11062016
Beberapa hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa
orangtua memiliki kesamaan dalam memberikan motivasi kepada anak yaitu melalui nasihat dan semangat yang diberikan kepada
anak. Pada keluarga Ibu RD, selain nasihat juga ditunjukkan contoh kepada anak agar anak memiliki gambaran harus menjadi seperti
apa. 3
Pemberian fasilitas dan hadiah Orangtua memberikan fasilitas kepada anak untuk
menunjang pendidikan anak dan memberi semangat kepada anak.
65
Fasilitas yang diberikan oleh orangtua di Kampung Pajeksan seperti diungkapkan oleh Ibu AR, yaitu:
“Kebutuhan sekolahnya kayak seragam, tas, sepatu, alat-alat tulis. Kalau dia minta apa saya belikan kalau pas ada uang,
kalau pas gak ada saya bilangin nanti dulu ya.” Wawancara
30052016 Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu RD dan Ibu NP. Ibu
RD mengungkapkan bahwa “Yang pasti perlengkapan sekolah, seragam, tas, sepatu, alat
tulis, biasanya anak saya minta buku- buku.” Wawancara
04062016 Sedangkan Ibu NP mengungkapkan
“Banyak, mbak. Kalau seragam, alat tulis kan sudah pasti. Sekolah juga kadang menuntut anak harus punya ini,
misalnya anak saya ikut drumband harus punya pianika ya
saya carikan, baju karate ya saya carikan.” Wawancara 11062016
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang diberikan orangtua untuk pendidikan anaknya tidak hanya
kebutuhan sekolah anaknya melainkan juga kebutuhan-kebutuhan lain yang berkaitan dengan minat anak. Misalnya Ibu RD
memberikan fasilitas buku-buku bacaan untuk anaknya, sedangkan Ibu NP memberikan fasilitas pianika dan baju karate untuk
menunjang kegiatan drumband dan karate yang diikuti anak- anaknya.
Selain memberikan fasilitas penunjang pendidikan anak, orangtua juga menberikan hadiah kepada anak. Pemberian hadiah
kepada anak ini dilakukan oleh orangtua bukan untuk memanjakan
66
melainkan sebagai bentuk motivasi seperti diungkapkan oleh Ibu NP.
“Saya selalu ngasih, mbak. Kemarin lomba drumband gak menang juga saya kasih, ikut lomba karate gak menang juga
saya kasih, ulang tahun juga saya ngasih. Buat obat kecewa aja, mbak, biar mereka tetep semangat ikut lomba, bukan
maksudnya mau memanjakan.” Wawancara 11062016 Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Ibu RD bahwa
“Iya, mbak, buat menyemangati aja. Kan anak-anak biasanya kalau dijanjiin hadiah jadi semangat.” Wawancara
04062016 Pernyataan Ibu NP dan Ibu RD menunjukkan bahwa
orangtua memberikan hadiah kepada anak supaya anak bersemangat untuk berprestasi. Tindakan orangtua memberi hadiah
ini tidak selalu dilakukan oleh orangtua agar anak tidak selalu tergantung pada hadiah yang diberikan oleh orangtua, seperti
diungkapkan oleh Ibu AR “Iya, kalau mau terima rapor biasanya saya janjikan kalau
nilainya bagus nanti dikasih hadiah. Tapi gak sering, mbak, nanti ndak tuman.
” Wawancara 30052016
2. Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak dalam Kelurga