9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari Bahasa Yunani paedagogie yang memiliki arti bimbingan atau pertolongan yang sengaja diberikan oleh orang
dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan dalam arti sederhana adalah usaha manusia membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam pengertian yang lebih luas, pendidikan diartikan sebagai usaha seseorang atau sekelompok orang agar
seorang anak menjadi dewasa atau mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi secara mental Hasbullah, 2012.
Pendidikan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 diidentifikasikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan masa kini dimaknai sebagai upaya mengembangkan,
mendorong, dan mengajak manusia agar tampil lebih progresif berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan kehidupan yang mulia agar terbentuk
pribadi yang sempurna baik akal, perasaan, maupun perbuatannya Illahi, 2012. Pendidikan dalam pengertian sederhana dan umum adalah sebuah
10
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan kebudayaan. Suatu peradaban mengalami proses pendidikan dalam bentuk usaha untuk menanamkan dan mewariskan nilai
dan norma kepada generasi berikutnya, sehingga pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas
dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri berupa nilai dan norma dalam masyarakat yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-
cita dan pernyataan tujuan pendidikannya Ihsan, 2013. Mudyahardjo 2013 mendefinisikan pendidikan dalam arti maha
luas, sempit, dan luas terbatas. Pendidikan dalam arti maha luas yaitu pengalaman-pengalaman
belajar atau
situasi yang
mempengaruhi pertumbuhan individu dalam segala lingkungan, baik yang sengaja
diciptakan maupun yang tercipta dengan sendirinya, dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai pengajaran
yang diberikan kepada anak-anak dan remaja di sekolah untuk membangun kemampuan dan kasadaran peserta didik terhadap hubungan dan tugas
sosialnya. Sedangkan pendidikan dalam arti luas terbatas adalah pengalaman-pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk formal,
non-formal, danatau informal yang berlangsung sepanjang hayat untuk optimalisasi perkembangna individu agar dapat memainkan peranan
hidupnya dengan tepat.
11
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar yang terencana dan terprogram untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi dalam diri manusia serta menanamkan dan mewariskan nilai-nilai serta norma-norma yang
berlangsung sepanjang hayat dalam lingkungan yang sengaja dibentuk atau terbentuk dengan sendirinya. Tujuan utama pendidikan adalah membentuk
individu menjadi manusia yang cerdas baik cerdas secara intelektual, spiritual, emosional, dan sosial.
Dwi Siswoyo 2011 menguraikan pendidikan mencakup empat unsur esensial, yaitu:
a. Pendidikan mengandung unsur pembinaan kepribadian, pengembangan
kemampuan dan potensi individu, peningkatan pengetahuan, serta tujuan aktualisasi diri individu.
b. Pendidikan mengandung unsur hubungan antara pendidik dan peserta
didik dengan perannya masing-masing dan pengaruhnya terhadap satu sama lain yang tertuju kepada tujuan-tujuan yang diinginkan.
c. Pendidikan merupakan upaya perwujudan pengembangan diri melalui
pengembangan potensi individu sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan.
d. Pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu proses yang keberhasilannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara garis besar, keberhasilan
12
pendidikan dipengaruhi oleh lima faktor utama yang saling mempengaruhi Sutari Imam Barnadib, 2013, yaitu:
a. Faktor tujuan
Tujuan merupakan hakekat pendidikan karena suatu proses pendidikan yang dilakukan adalah usaha untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan atau direncanakan. b.
Faktor pendidik Pendidik dalam arti umum adalah seseorang atau sekelompok
orang yang dengan sengaja mempengarhi orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidik dalam arti khusus adalah orang dewasa yang
mempunyai tanggung jawab pendidikan terhadap peserta didik. Pendidik memiliki tanggungjawab pendidikan terhadap peserta didik tertentu,
misalnya anak kandungnya atau anak yang diwalikan kepadanya. Tanggungjawab pendidikan pendidik juga dapat diperoleh karena
jabatan, misalnya guru atau dosen. c.
Faktor pesrta didik Pengertian peserta didik secara umum adalah seseorang atau
sekelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang melakukan tidakan pendidikan. Peserta didik
dalam pengertian yang lebih sempit diartikan sebagai seseorang yang tanggungjawabnya diserahkan kepada pendidik.
13
d. Faktor alat pendidikan
Alat pendidikan adalah segala situasi, kondisi, tindakan, atau perlakuan yang sengaja dibuat oleh pendidik dan secara langsung
membantu tercapainya tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1 alat pendidikan yang bersifat
tindakan yang bertujuan mengarahkan seperti membimbing, menasehati, memuji, dan memberi hadiah atau mencegah seperti melarang, menegur,
mengancam, atau menghukum, dan 2 alat pendidikan berupa kebendaan seperti buku, alat permainan, alat tulis, dsb.
e. Faktor lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu di sekeliling individu tempat individu tersebut mendapatkan pendidikan. Ki Hajar
Dewantara membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga macam yang dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan perguruansekolah, dan lingkungan pergerakanorganisasi pemuda. Sedangkan Sutari Imam Barnadib membagi lingkungan
pendidikan menjadi tiga, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ki Hajar Dewantara dan Sutari berpendapat
bahwa lingkungan keluarga adalah pusat pendidikan karena dalam keluargalah seseorang pertama kali mendapatkan pendidikan. Ketika
seseorang bertambah dewasa, pendidikan berlanjut di sekolah dan masyarakat.
14
2. Konsep Kebijakan Pendidikan