27
e. Peletakan dasar-dasar keagamaan
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk menanamkan dasar-dasar hidup beragama. Keluarga sebagai tempat
seorang anak pertama kali mendapat pendidikan memiliki peran besar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan ke
dalam pribadi anak Hasbullah, 2012. Kelima fungsi di atas menunjukkan pentingnya pendidikan informal
terutama di dalam lingkungan keluarga. Oleh sebab itu, orangtua sebagai pendidikan di dalam keluarga hendaknya mampu memberikan pendidikan
yang baik kepada anaknya karena di dalam keluargalah seorang anak pertama kali mendapatkan pengetahuan dan penanaman nilai yang akan
membentuk sifat dan kepribadian mereka di masa mendatang.
7. Masyarakat Marginal
Istilah marginal setara dengan kata marginal dalam Bahasa Inggris yang berasal dari kata margin yang berarti batas atau pinggiran. Masyarakat
marginal dapat diartikan sebagai suatu kelompok masyarakat yang berada pada posisi pinggiran. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut
masyarakat marginal adalah minoritas, miskin, atau kelompok proletariat Widiastuti, 2015. Kelompok terpinggirkan dapat diartikan pula sebagai
orang-orang dari sektor informal yang mayoritas tidak memiliki akses ke kekuasaan dan memiliki pengaruh kecil dalam pembangunan serta
mengalami satu atau lebih dimensi penyingkiran, diskriminasi, atau
28
eksploitasi dalam kehidupan, sosial, ekonomi dan politik kota Akatiga, 2016.
Masyarakat marginal identik dengan masyarakat miskin namun memiliki makna yang lebih luas. Esensi dari masyarakat marginal
menyangkut kemungkinan masyarakat miskin untuk melangsungkan dan mengembangkan usaha serta taraf kehidupannya Azis, 2005:167. Hal ini
berarti anggota masyarakat marginal tidak hanya masyarakat miskin tetapi juga bisa berasal dari kelompok masyarakat lain seperti kelompok budaya
atau etnis minoritas dan kelompok-kelompok yang berafiliasi pada agama tertentu Widiastuti, 2015.
Suyanto dalam Aziz, 2005 menyebutkan ada dua cirri-ciri masyarakat marginal yang paling umum, yaitu:
a. Tidak terjadi mobilitas vertikal di dalam masyarakat marginal atau jika
terjadi prosesnya sangat lambat. Artinya, masyarakat marginal sangat sulit untuk melakukan perpindahan status sosial ke status sosial di
atasnya. Ditinjau dari pendekatan struktural, hal ini terjadi karena masyarakat marginal terjebak dalam kungkungan struktur sosial yang
menyebabkan masyarakat marginal tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan taraf hidupnya.
b. Adanya ketergantungan yang kuat antara masyarakat sosial terhadap
kelas sosial-ekonomi di atasnya. Ketergantungan ini didasari atas ketidakmampuan masyarakat marginal untuk melepaskan diri dari
eksploitasi dan proses marginalisasi yang terjadi pada dirinya karena
29
ruang gerak yang serba terbatas dan tidak adanya akternatif pilihan untuk menentukan nasib.
Paulo Freire dalam Fauzi, 2007 menyebutkan ada dua kelompok masyarakat marginal yang sering dipinggirkan dalam pendidikan yaitu:
a. Penyandang cacat yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan yang
memadai dan pendidikannya dibedakan dengan kaum “normal” yang menjadikan kaum cacat menjadi terasing dari lingkungan sosial, tereklusi
dari sistem sosial orang-orang normal b.
Anak-anak jalanan, kaum miskin yang sudah terbiasa dengan kekerasan. City Development Strategy CDS membagi kelompok marginal
menjadi delapan kelompok, yaitu pedagang kaki lima, komunitas pasar tradisonal, pengemudi becak, pemukim liar, penata parkir, penyandang
cacat, pemulung, dan musisi jalananpengamen http:akatiga.org
diakses pada 23 Februari 2016. Widiastuti juga membagi masyarakat marginal
menjadi delapan kelompok, yaitu pedagang kali lima, pengemis, pengamen, pedagang asongan, anak jalanan, komunitas difable, komunitas waria atau
transgender, dan kelompok agama minoritas Widiastuti, 2015. Berdasarkan dua pembagian tersebut, dapat disimpulkan kelompok-
kelompok yang tergolong sebagai masyarakat marginal adalah a.
Pedagang kaki lima Pedagang kaki lima adalah orang-orang yang berdagang di trotoar
atau tepi jalan raya. Bobo menyebutkan pedagang kaki lima memiliki tiga peran penting, yaitu sebagai penyedia kebutuhan pokok masyarakat
30
kurang mampu dengan harga terjangkau, sebagai penyerap tenaga kerja dan angkatan kerja terutama tenaga kerja kurang atau tidak terdidik, dan
sebagai pengecer produk yang merupakan ujung tombak pemasaran Widiastuti, 2015
b. Komunitas pasar tradisional
c. Komunitas jalanan
d. Pemulung
e. Pemukim liar
f. Komunitas difable
Difable different
ability adalah
orang-orang dengan
kemampuan berbeda yang disebabkan kondisi bawaan sejak lahir atau kecelakaan. Jumlah penyandang difable di masyarakat lebih sedikit
dibandingkan kelompok lainnya sehingga sering hak-hak para penyandang difable kurang terjamin misalnya fasilitas-fasilitas umum
seperti transportasi publik dan toilet umum yang belum menyediakan fasilitas khusus untuk para penyandang difable Widiastuti, 2015.
g. Komunitas waria
Waria merupakan istilah untuk orang-orang yang memiliki kecendurungan orientasi jenis kelamin yang berbeda dengan fisiknya
sehingga perilakunya cenderung berbeda dengan penampilan fisiknya. Hal inilah yang membuat para waria mengalami perlakuan yang tidak
diinginkan dari lingkungan sekitanya dan sering mengalami marginalisasi Widiastuti, 2015.
31
h. Kelompok agama minoritas
Kelompok agama minoritas adalah orang-orang yang tidak menganut agama yang dianut mayoritas orang disekitarnya atau aliran
gama mayoritas dengan jumlah penganut sedikit. Hal inilah yang menyebabkan
kelompok agama
minoritas sering
kesulitan mengekspresikan keyakinan atau kepercayaan secara bebas Widiastuti,
2015.
8. Pendidikan Anak di Masyarakat Marginal