14
2. Konsep Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan adalah kebijakan publik di bidang pendidikan. Riant Nugroho memahami kebijakan pendidikan sebagai kebijakan di
bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pembangunan negara-bangsa di bidang pendidikan, sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan
negara bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan harus sebangun dengan kebijakan publik.
H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho 2012 mengartikan kebijakan pendidikan sebagai keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-
langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu
masyarakat untuk sautu kurun waktu tertentu. Kebijakan pendidikan merupakan sesuatu yang bersumber dari hakikat serta tujuan hidup dan
usaha manusia untuk mencapai tujuan tersebut yang mencakup beberapa aspek, yaitu:
a. Kebijakan pendidikan merupakan penjabaran visi dan misi pendidikan
sebagai proses pemanusiaan yang terjadi dalam lingkungan alam serta lingkungan sosial dalam masyarakat tertentu.
b. Kebijakan pendidikan merupakan kesatuan antara teori dan praktik
meliputi proses analisis kebijakan, perumusan kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi karena kebijakan pendiidkan merupakan ilmu praksis yang
dilahirkan dari ilmu pendidikan.
15
c. Kebijakan pendidikan harus mempunyai validitas dalam perkembangan
pribadi serta masyarakat. Validitas individu kebijakan pendidikan berperan dalam proses pemerdekaan individu, sedangkan validitas sosial
kebijakan pendidikan berperan dalam proses perkembangan individu menjadi pribadi yang kreatif sehingga dapat mentransformasikan
masyarakat serta kebudayaannya. d.
Kebijakan pendidikan memiliki sifat keterbukaan openness yang dalam prosesnya telah melalui pertimbangan-pertimbangan dari berbagai pihak
sehingga keputusan yang diambil akan terarah dan memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat banyak.
e. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan pengembangan. Melalui
riset dan pengembangan melalui eksperimen, maka berbagai kebijakan pendidikan dapat diuji validitasnya sehingga kebijakan pendidikan
tersebut dapat direvisi dan dimantapkan dengan pertimbangan para pakar multidisipliner dengan fokus pada kebutuhan peserta didik dalam proses
pemanusiaan. f.
Kebijakan pendidikan memerlukan analisis kebijakan sebagaimana jenis kebijakan lain yang merupakan bagian dari kebijkan publik.
g. Kebijakan pendidikan pertama-tama ditujukan kepada kebutuhan peserta
didik. Kebijakan pendidikan seharusnya diarahkan pada terrbentuknya para intelektual organic yang menjadi agen-agen pembaruan dalam
masyarakatnya dan dalam masyarakat bangsanya bukan dalam masyarakat sektarial.
16
h. Kebijakan pendidikan diarahkan pada terbentuknya masyarakat
demokratis. Kebijakan pendidikan harus mampu memfasilitasi dialog dan interaksi dari peserta didik dengan pendidik, masyarakat, negara, dan
kemanusiaan global. i.
Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu sehingga kebijakan pendidikan
merupakan hal yang dinamis, terus-menerus berubah namun terarah dengan jelas.
j. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi. Kebijakan pendidikan
yang baik adalah kebijakan pendidikan yang memperhitungkan kemampuan di lapangan, tenaga, tersedianya dana, pelaksanaan yang
bertahap serta didukung oleh kemampuan riset dan pengembangan. k.
Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan pada kekuasaan. Kekuasaan dalam pendidikan sebaiknya diarahkan bukan untuk menguasai peserta
didik melainkan untuk memfasilitasi tumbuh kembang peserta didik sebagai anggota masyarakat yang kreatif dan produktif.
l. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan intuisi atau kebijaknsanaan
yang irasional. Kebijakan pendidikan merupakan hasil olahan rasional dari berbagai alternatif dangan mengambil keputusan yang dianggap
paling efisien dan efektif dengan memperhitungkan berbagai jenis resiko serta jalan keluar bagi pemecahannya.
17
m. Kebijakan pendidikan yang tepat dilahirkan dari tujuan yang jelas.
Kebijakan pendidikan yang kurang jelas arahnya akan mengorbankan kepentingan peserta didik.
n. Kebijakan pendidikan bukan diarahkan bagi kepuasan birokrat. Titik
tolak kabijakan pendidikan hendaknya adalah untuk kepentingan peserta didik bukan selera pribadi seorang birokrat untuk memenuhi kepentingan
dirinya sendiri atau kepentingan kelompoknya. Kebijakan pendidikan merupakan hasil penjabaran dari visi dan misi
pendidikan yang kemudian dijabarkan dan dituangkan ke dalam pro- program pendidikan yang lebih konkrit sebagai upaya mencapai tujuan
pendidikan. Pelaksanaan program-program di lapangan memerlukan rambu- rambu yang jelas agar tujuan dari program-program tersebut dapat tercapai
serta riset yang terus-menerus karena hasil riset serta pengembangan dari program-program ini merupakan input bagi analisis kebijakan yang akan
menyempurnakan rumusan-rumusan kebijakan pendidikan Tilaar dan Nugraha, 2012.
Kebijakan pendidikan educational policy menurut Arif Rohman adalah keputusan berupa pedoman bertindak yang sifatnya sederhana atau
kompleks, umum atau khusus, terperinci atau longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-
rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. Kebijakan
pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur khusus regulasi
18
berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi, dan distribsi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan adalah bagian dari kebijakan publik yang
merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam masyarakat dan kurun waktu tertentu.
Sebagai bagian dari kebijakan publik, kebijakan pendidikan harus sejalan dan mendukung jenis kebijakan publik dalam bidang yang lain.
3. Konsep Anak