Subjek Penelitian Deskripsi Lokasi, Program, dan Subjek Penelitian
73 terbuka terhadap isu-isu gender dalam kehidupan rumah tangga.
Bertambahnya pengetahuan dan wawasan bagi perempuan akan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi persoalan hidup
sehingga berpengaruh pada kemandirian mereka. Ibu NS menyatakan, “Alasan adanya program pendidikan sadar gender itu lebih ke
aturan harus ada seperti itu nggeh. Tapi secara tidak tertulis pun kita sudah melakukan, melaksanakan. Perempuan itu tetep harus
mandiri, kuat, tanpa meninggalkan kodratnya sebagai ibu maupun sebagai perempuan. Tapi untuk berbuat sesuatu tetep bisa lah, apa
yang menjadi tanggung jawab laki-laki tetep bisa. Nyatanya mereka-mereka itu ada yang cerai, yang meninggal juga ada, single
parent, mereka itu bisa kuat dan tidak tergantung. Karena dengan segala kekuatannya bisa membesarkan anaknya.
” CW 6 24032015
Permasalahan gender berupa tindak kekerasan dalam rumah tangga
juga pernah dialami oleh beberapa anggota P2WKSS. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Sh selaku sekretaris kelompok dalam wawancara bersama peneliti.
“Anggota kami memang ada ya, tapi sudah beberapa tahun yang lalu ya mbak. Jadi ya menyadarkan kalau dia membentuk keluarga
lagi kan sekarang kan posisinya single parent, jadi ya sudah sadar lah ya mbak. Biasanya kan gini mbak, nyuwun sewu ini kan
ngomongin laki-laki ya. Mungkin kan laki-laki itu istilahnya nginjek-injek haknya perempuan, karena si perempuan sendiri kan
mungkin masih bodoh, nggak tau, nggak sadar, makanya diperlakukan semena-mena terus nggak punya penghasilan. Tapi
saya rasa kalau dari wanitanya sendiri sudah mendapatkan ilmunya, sudah bisa mendapatkan penghasilan, itu ya laki-laki pasti jadi
mikir mikir kali ya sama wanita. Nek biyen kan wis koe tak ngenekke, koe kan tergantung aku. Kamu makan juga aku yang
kasih makan.
” CW 5 18032015 Pernyataan lain mengenai perlunya pendidikan sadar gender bagi
perempuan juga diungkapkan oleh Ibu Si selaku warga belajar. “Yang emansipasi itu ya mbak. Kalau saya ya mbak, itu penting.
Masak kita harus di belakang terus. Kita harus setara sama suami. Sekarang kan banyak juga pejabat yang perempuan. Nyatanya saya
aja perempuan dipilih
menjadi ketua RT.” CW 3 13032015
74 Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan bukanlah
kendala untuk menjadi seorang pemimpin. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut latar belakang
diselenggarakannya pendidikan sadar gender bagi perempuan kelompok P2WKSS di Kelurahan Wirobrajan ini muncul dari faktor internal dan
eksternal kelompok. Faktor internal yakni kepentingan kelompok P2WKSS untuk melaksanakan program-program sesuai dengan ketentuan Keputusan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. Pelaksanaan kegiatan program P2WKSS tidak lepas dari 17 komponen yang telah
ditentukan salah satunya adalah komponen kesetaraan dan keadilan gender. Faktor eksternal penyelenggaraan program ini adalah adanya
kebutuhan dari anggota kelompok yang berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga agar dapat menjadi perempuan yang kuat dan mandiri. Selain itu
mereka juga membutuhkan wawasan dan pengetahuan agar dapat menghadapi permasalahan terkait dengan isu gender yang muncul dalam
kehidupan keluarga.