Latar Belakang Penyelenggaraan Pendidikan Sadar Gender di

76 disampaikan pada pertemuan berikutnya. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Ibu Sh dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti. “Umpama habis pertemuan ini, nanti sudah kita halo-halo. Bu, nanti kalau ada pertemuan lagi datang yaa. Seneng to, dapat ilmu. Tapi rata-rata pada semangat kok mbak. Mereka pada mau datang kok. ” CW 5 18032015 Sosialisasi juga dilakukan dengan cara lain seperti yang diungkapkan oleh Ibu KC sebagai berikut: “Diajak Bu Sh itu lho. Ayo mbak ikut, seneng di sana nanti. Ini udah dapet undangan. ” CW 2 11032015 Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka sosialisasi dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan memberitahukan agenda belajar pada pertemuan berikutnya dan juga dengan memberikan undangan kepada setiap warga belajar. Keempat, pengurus menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kegiatan pendidikan sadar gender selalu dilakukan di gedung serba guna milik kelurahan. Pengurus akan melakukan koordinasi dengan petugas kelurahan untuk peminjaman tempat, penataan ruangan, serta persiapan sarana apa saja yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan sadar gender meliputi penentuan tema belajar, penentuan narasumber, sosialisasi, dan persiapan sarana prasarana.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Sadar Gender

Setelah tahap pemaparan hasil penelitian tentang latar belakang dan perencanaan pendidikan sadar gender, maka selanjutnya akan dibahas secara 77 rinci mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan sadar gender. Pelaksanaan pendidikan sadar gender ini dilakukan setelah seluruh perencanaan dan persiapan telah selesai dilakukan oleh pengurus P2WKSS selaku penyelenggara program. Berikut ini akan diuraikan mengenai komponen-komponen dalam pelaksanaan pendidikan sadar gender di Kelurahan Wirobrajan. 1 Materi Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pendidikan sadar gender menggunakan materi yang telah disusun dan telah layak disampaikan. Muatan materi yang diberikan pun lebih praktis sehingga warga belajar mudah memahami. Narasumber juga memberikan contoh-contoh yang memang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga warga belajar menjadi lebih tertarik untuk menyimak. Dalam pendidikan sadar gender di Kelurahan Wirobrajan materinya lebih banyak membicarakan tentang perempuan, karena warga belajar seluruhnya adalah perempuan. Materi yang pernah disampaikan diungkapkan oleh Ibu NS selaku ketua kelompok. “Kemarin kita ngundang dari kemenag untuk penyuluhan Undang- Undang perkawinan. Dan meskipun kita tahu, setelah ditampilkan ternyata masih banyak yang belum kita tahu. Terus PKDRT juga sudah, tentang kesetaraan gender.” CW 1 14122014 Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Ibu Sh dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: “jadi selama tiga tahun itu ada penyuluhannya. Tapi memang yang sifatnya seperti itu cuma sekali-kali mbak. Kadang diisi 78 tentang PKDRT, kadang tentang sadar gender, terus pembinaan kelompok sadar gender.” CW 5 18032015 Berdasarkan hasil observasi, salah satu bentuk pendidikan sadar gender yang dilakukan di Kelurahan Wirobrajan adalah sosialisasi tentang isu gender dalam keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa materi pembelajaran dalam pendidikan sadar gender antara lain mengenai kesetaraan gender, sosialisasi Undang-Undang Perkawinan, penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, pembinaan kelompok sadar gender dan penyuluhan isu gender dalam keluarga. Keempat hal tersebut perlu disampaikan karena diharapkan dapat meminimalisir permasalahan gender yang terjadi dalam lingkup keluarga. 2 Persiapan Pembelajaran Persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh pengurus tidak banyak, karena penyelenggara hanya melakukan persiapan yang bersifat teknis pelaksanaan saja. Persiapan pembelajaran yang terkait dengan materi yang akan disampaikan diserahkan sepenuhnya kepada narasumber yang akan mengisi materi. Persiapan materi pernah dilakukan oleh Ibu NS yang pernah mengisi materi, sebagai berikut: “Yaa, cuma mempersiapkan materi. Kita dapat dari mana, terus kita tularkan. Kalau sekup besar ya kita di kelurahan, pembicaranya kita ngundang. Kalau enggak ya dari kita. ” CW 5 18032015 Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, persiapan sarana dan prasarana telah dilakukan oleh petugas dari kelurahan. Penyelenggara hanya menyiapkan sarana yang digunakan sebagai media pembelajaran oleh