kecil indeks yaitu mendekati 0, semakin besar tingkat pasar integrasi. Koefisien kurang dari 1 adalah untuk menunjukan tingkat integrasi pasar jangka pendek
yang tinggi. Pada dasarnya, ini menunjukan tingkatan seberapa besar pasar lokal terkoneksi dengan pasar referensial dalam jangka pendek yaitu periode satu
waktu. Indikator akhir integrasi pasar yang dapat ditarik dari model ini berasal
dari hasil b
2
ß
io
mendekati satu. Dalam hal ini, integrasi jangka pendek tak dapat diterima, tetapi kekuatan ekonomi yang menyebabkan adanya perubahan harga
pasar referensial secara umum tercermin dalam tingkat harga lokal. Dalam hal ini, koefisien ß2 dipandang memiliki banyak persamaan dengan koefisien korelasi
bivariat sederhana. Bentuk intergrasi dapat terjadi meskipun pasar referensial dan pasar lokal tidak memiliki keterkaitan dalam jangka pendek yaitu perubahan
dalam margin spasial tidak terjadi secara penuh.
3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Sebagian besar produsen tidak memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen, melainkan menggunakan perantaralembaga perantara unutk
memasarkan produknya. Dalam rangkaian kegiatan ini sering kali membentuk fungsi-fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.
Kegiatan tataniaga adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan menghubungkan kepentingan produsen dengan konsumen. Melalui kegiatan
tersebut para pelaku pemasaran memperoleh imbalan sesuai dengan volume dan harga produk pada saat transaksi berdasarkan biaya, resiko dan pengorbanan yang
dikeluarkan.
Menurut Dillon, 1998 secara konseptual sistem tataniaga dapat dianggap efisien apabila memenuhi 2 syarat sebagai berikut :
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen
dengan biaya semurah-murahnya. 2.
Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar oleh konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam
kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut. Dalam suatu sistem pemasaran sering terjadi tidak seimbangnya adanya
gap antara penawaran dan permintaan, panjangnya alur pemasaran, serta sulitnya arus informasi. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya ketidakefisienan marjin tataniaga dan tidak terpadunya antara dua pasar atau lebih. Selain itu, besarnya penyebaran marjin sangat mempengaruhi
mekanisme pasar dalam pembentukan harga. Dengan demikian analisis marjin pemasaran dan keterpaduan pasar sangat penting untuk diteliti, sehingga dapat
diambil kebijakan yang tepat untuk memperbaiki mekanisme pasar. Untuk mengetahui seberapa besar marjin pemasaran daging domba di
Kabupaten Majalengka dilakukan terlebih dahulu kajian secara keseluruhan, meliputi saluran pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar di lokasi penelitian.
Hal ini dilakukan mengingat adanya jarak antara peternak dengan konsumen akhir yang membuat proses penyaluran produk daging domba dari peternak ke
konsumen sering melibatkan beberapa lembaga perantara. Kajian ini dilaksanakan dari mulai sisi produsen peternak sampai dengan konsumen akhir, dimana di
dalamnya terjadi fungsi-fungsi pemasaran dan arus perdagangan, yaitu arus produk, arus informasi dan arus uang.
Dari hasil kajian tersebut akan menghasilkan informasi mengenai bagaimana saluran pemasaran yang ada, bagaimana struktur pasar, bagaimana
perilaku pasar dan seberapa besar biaya, keuntungan serta harga jual pada setiap tingkat pasar. Selanjutnya informasi tersebut akan dipergunakan untuk
menganalisis marjin pemasaran dan analisis keterpaduan pasar sebagai peremeter dari keragaan pasar yang ada. Secara ringkas bagan kerangka pemikiran dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini :
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran
Rantai Tataniaga - Saluran Pemasaran yang Beragam
- Jumlah Marjin Pemasaran yang tinggi - Distribusi marjin yang tidak proporsional
Struktur, Perilaku Keragaan Pasar
Harga Rpkg Daging Domba
Distribusi Marjin
Efisiensi Tataniaga Analisa Saluran Pasar
Analisa Perilaku Pasar Analisa Struktur Pasar
Analisa Keragaan Pasar Analisa Deskriptif
Mengetahui Keterpaduan
Pasar
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di tiga pasar yang berada di Wilayah Kabupaten Majalengka. Pasar yang diteliti dibagi menjadi dua bagian, yaitu pasar
regional sebagai pasar acuan dan pasar lokal pengecer. Pasar regional adalah Pasar Ternak Regional PTR Bojong Cideres. Pasar pengecer diambil dua pasar
lokal, yaitu pasar Kadipaten dan pasar Cigasong. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja purposive sesuai dengan
permasalahan yang sedang dihadapi dima na PTR merupakan pasar pemasok utama daging domba, sedang pasar pengecer dipilih pasar Kadipaten dan pasar
Cigasong karena kedua pasar tersebut merupakan pasar pengecer daging domba terbesar di Majalengka yang cakupan pelayanannya mencakup beberapa
kecamatan disekitarnya. Penelitian dilakukan selama dua bulan, mulai bulan September sampai Oktober 2006.
4.2 Metode Penarikan Contoh
Pemilihan responden guna perhitungan marjin tataniaga dilakukan secara penuh dari tiap-tiap lokasi pasar, yaitu pedagang pemasok di PTR yang memasok
domba untuk pedagang di pasar lokal yang diteliti, pedagang besar dan pedagang pengecer di tiap pasar pengecer lokal. Jumlah pedagang pemasok yang memasok
domba ke pasar Kadipaten dan Cigasong dari PTR sebanyak 9 orang. Pedagang besar yang terdapat di pasar Kadipaten berjumlah 12 orang dan di pasar Cigasong
berjumlah 6 orang. Sedangkan jumlah pedagang pengecer di pasar Kadipaten terdapat 16 orang dan di pasar Cigasong terdapat 8 orang.