Marjin Tataniaga Tingkat Pedagang Pemasok di PTR

Kerjasama antara pedagang besar dengan pedagang pengecer di masing- masing pasar dilakukan dengan pinjaman modal, sekaligus guna dijadikan pelanggan. Modal pinjaman dikembalikan berangsur pada setiap pengambilan daging domba. Kerjasama antar sesama lembaga pemasaran dilakukan oleh pedagang besar terutama dalam penetapan harga. Adanya kerjasama tersebut menyebabkan harga beli daging domba di masing-masing pasar menjadi relatif seragam.

6.5 Analisis Marjin Tataniaga

Penelitian ini dilakukan di pasar ternak regional dan dua pasar lokal yang merupakan lokal terbesar di Majalengka. Oleh karena itu analisis majin tataniaga daging domba dilakukan pada tingkat harga daging domba di PTR dan tingkat harga daging domba di pasar lokal, yaitu pada pedagang pemasok, pedagang besar dan pengecer. Nilai marjin tataniaga pada setiap tingkat pelaku pasar adalah jumlah dari biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diambil.

6.5.1 Marjin Tataniaga Tingkat Pedagang Pemasok di PTR

Biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh pedagang pemasok tidak begitu banyak jenisnya, hal ini disebabkan para pedagang pemasok tidak melakukan fungsi pemasaran sebanyak pedagang besar dan pedagang pengecer. Mereka hanya melakukan pembelian domba di PTR kemudian menjualnya kembali secara langsung kepada pedagang besar. Biaya tataniaga daging domba di tingkat pedagang pemasok terdiri atas biaya transportasi biaya angkut, biaya retribusi PTR dan biaya bongkar muat. Perhitungan penyebaran marjin di tingkat pedagang pemasok dapat dilihat pada Tabel 6. Biaya angkut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut domba dari PTR ke tempat pedagang pemasok untuk ditampung atau langsung ke pedagang besar jagal untuk dipotong. Biaya angkut besarnya tergantung dari jarak lokasi pedagang pemasok dengan PTR. Biaya angkut yang dikeluarkan oleh pedagag pemasok adalah sebesar Rp. 76,38kg. Nilai biaya angkut diperoleh berdasarkan rata-rata biaya angkut per kilogram daging domba yang ditetapkan oleh setiap pedagang pemasok. Tabel 6. Analisis Marjin Tataniaga Daging Domba di Tingkat Pedagang Pemasok Pasar Ternak Regional No. Unsur Biaya Biaya Rpkg Harga Rpkg dari harga jual 1. PTR Harga Jual - 28.612,50 2. Pedagang Pemasok Harga Beli B. Angkut B. Retribusi B. Bongkar muat ? Marjin Tataniaga Harga Jual 28.612,50 76,38 52,91 264,56 2.467,40 2.861,25 31.473,75 90,91 0,24 0,17 0,84 7,84 100,00 Sumber : Data Primer diolah, 2006 Biaya retribusi merupakan biaya parker dan lain-lain ketika membeli dombadi PTR yang dikeluarkan oleh pedagang pemasok. Biaya ini besarnya rata- rata Rp. 52,91kg daging domba. Sedangkan biaya bongkar muat merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pemasok ketika mengangkat domba-domba ke kendaraan. Pihak yang dibayar jasanya untuk mengangkat domba biasanya para calo yang ada di PTR. Biaya bongkar muat rata-rata yang ditetapkan oleh pedagang pemasok sebesar Rp. 264,56kg. Pada tingkat pedagang pemasok besarnya marjin tataniaga adalah sebesar Rp. 2.861,25 dimana terdiri dari biaya tataniaga sebesar Rp. 393,85 13,74 persen dan sisanya sebesar Rp. 2.467,40 86,26 persen merupakan keuntungan. Apabila dihitung rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga Rasio ? C, maka besarnya rasio untuk daging domba di tingkat pedagang pemasok adalah sebesar 6,26. Nilai ? C lebih besar dari satu, artinya dari setiap satu unit biaya yang dikeluarkan pedagang pemasok memperoleh keuntungan lebih besar dari satu unit biaya yang dikeluarkan.

6.5.2 Marjin Tataniaga Tingkat Pedagang Besar di Pasar Kadipaten dan Pasar Cigasong