peralatan rumah tangga, pedagang daging, pedagang ikan, dll. Sedangkan los merupakan tempat berjualan paling banyak dengan jumlah 1.080 los dengan
ukuran rata-rata 1,5m x 2m yang banyak dipergunakan oleh pedagang sayur- mayur dan buah-buahan.
Di pasar Kadipaten tercatat jumlah pedagang tetap sebanyak 1.004 orang dan jumlah pedagang tidak tetap sebanyak 219 orang. Mereka yang termasuk
pedagang tidak tetap banyak yang menggelar barang jualannya di pinggir jalan atau yang lebih dikenal dengan sebutan “emprakan”, selain itu juga termasuk
penjual dengan gerobak sampai dengan pedagang asongan.
5.3 Pasar Cigasong
Pasar Cigasong terletak di jalan Pasukan Sindangkasih, Kelurahan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Pasar ini merupakan alihan dari pasar
sebelumnya yang berada di Kelurahan Tonjong yang dulu dikenal dengan sebutan Pasar Wetan yang telah lama berfungsi sejak jaman kolonial Belanda. Di pasar ini
pula dulu dikenal dengan sebutan “istal” tempat penyimpanan kuda-kuda milik kolonial Belanda. Saat ini tempat tersebut dijadikan sarana olah raga.
Sesuai dengan rencana umum tata ruang kota RUTK Kabupaten Majalengka berdasarkan pengembangan pembangunan kota Majalengka, pasar
wetan dialihkan ke sebelah timur yang terletak di Kelurahan Cigasong. Pengalihan pasar ini juga dalam rangka mengembangkan kota Majalengka di sebelah timur
dan upaya mewujudkan kebersihan, ketertiban dan keindahan kota. Pasar ini selanjutnya diberi nama Pasar Sindangkasih, akan tetapi sebagian
besar masyarakat Majalengka lebih mengenal pasar tersebut dengan sebutan pasar Cigasong. Hal ini disebabkan letaknya terdapat di Kelurahan Cigasong. Pasar ini
dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka bekerjasama dengan pihak ke tiga, yaitu PT. Bhakti – Bandung pada tahun 1994 sampai dengan tahun
1996 dan beroperasi tepat pada tanggal 27 Pebruari 1997. Pasar Cigasong dibangun di atas tanah seluas 20.000 m2, terdiri dari 37
bangunan ruko rumah toko yang terletak disebelah depan pintu masuk utama pasar dengan ukuran ruang jualan 4m x 6m. Bangunan ini banyak digunakan oleh
pedagang pakaian, elektronik, sepatu sandal, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Selain ruko juga terdapat kios-kios dengan 4 tipe, yaitu 31 bangunan tipe B
dengan ukuran 5 m x 4m, 104 bangunan kios tipe C dengan ukuran 4m x 4m, 44 bangunan kios tipe D dengan ukuran 3m x 4m dan 356 bangunan kios tipe E
dengan ukuran 3m x 3m. Bangunan-bangunan kios tersebut dipergunakan oleh berbagai macam
pedagang, diantaranya pakaian, peralatan olah raga, pakan ternak, tukang cukur, warung nasi, sembako dan lain-lain. Bangunan kios tipe B, C dan D tersebar
mengelilingi lokasi pasar, sedangkan kios tipe E tersebar di dalam lokasi pasar. Berbeda dengan pasar Kadipaten, jumlah los tidak sebanyak yang terdapat
di sana. Di pasar Cigasong jumlah los hanya sebanyak 80 bangunan dengan ukuran 1,5m x 2m. Los-los ini umumnya digunakan oleh pedagang sayur mayur
dan buah-buahan. Jumlah pedagang di pasar Cigasong terdiri dari pedagang tetap dan pedagang tidak tetap. Jumlah pedagang tetap saat ini sebesar 583 orang,
pedagang ini adalah para pedagang yang berjualan di ruko, kios dan los dan telah terdaftar sebagai anggota pasar Cigasong. Sedangkan jumlah pedagang tidak tetap
kurang lebih terhitung sebanyak 115 pedagang.
Fasilitas yang tersedia di pasar Cigasong diantarannya peneranganlistrik, air bersih PAM, tempat parkir, MCK, mushola dan TPS. Di pasar Cigasong
kebersihan ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan baik sarana, personil maupun pemungutan retribusinya. Parkir ditangani oleh Dinas Perhubungan,
sedangkan untuk keamanan dan ketertiban pasar telah dibentuk Satgas satpam yang bertanggungjawab terhadap jalannya ketertiban dan keamanan lingkungan
pasar yang berada di bawah tanggung jawab Sub Seksi Ketertiban dan Penerangan Pasar.
Letak pasar Cigasong juga bersebelahan dengan terminal angkutan kota. Terminal ini dilalui oleh angkutan kota jurusan Majalengka – Kadipaten, Cikijing
– Kadipaten, Cikijing – Bandung, Rajagaluh – Majalengka, Rajagaluh – Bekasi dan trayek lainnya. Keberadaan terminal ini membuat pasar Cigasong terlihat
ramai, meskipun menurut taksiran pengamatan peneliti besarnya transaksi harian di pasar Cigasong tidak lebih besar dari pasar Kadipaten.
Pada era otonomi daerah saat ini, pasar bukan suatu unit kerja yang termasuk dalam susunan struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
secara langsung. Akan tetapi hanya merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Pengelolaan Pasar dan berada di bawah kinerja Seksi
Retribusi dan Bina Pasar yang dipimpin oleh seorang staf selaku koordinator Pelaksana Pengelolaan Pasar. Posisi ini ditunjuk dan ditugaskan oleh Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Tugas pokok koordinator Pelaksana Pengelola Pasar selain mengkoordinir dan menyetorkan pungutan retribusi juga
mengkoordinasikan pelaksanaan ketertiban dan kebersihan lingkungan pasar dengan dinasinstansi terkait setempat dan melaporkannya apabila ada hal-hal
yang tidak dapat diselesaikan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk ditindaklanjuti di tingkat Kabupaten.
Untuk efektifitas pelaksanaan tugas di pasar, dibentuk petugas pelaksana dimana struktur organisasi untuk pasar Kadipaten dan pasar Cigasong sama, yaitu
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini :
Gambar 3. Struktur Organisasi Pasar Kadipaten Pasar Cigasong
Sumber : Pemegang Administrasi Pasar, 2006. Koordinator Pelaksana
Pemegang Adm
Pemegang Kebersihan
Pemegang Ketertiban
Pemegang Data
Sembako Pemegang
Data Pasar
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN