Pada tingkat pedagang pemasok besarnya marjin tataniaga adalah sebesar Rp. 2.861,25 dimana terdiri dari biaya tataniaga sebesar Rp. 393,85 13,74 persen
dan sisanya sebesar Rp. 2.467,40 86,26 persen merupakan keuntungan. Apabila dihitung rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga Rasio ? C,
maka besarnya rasio untuk daging domba di tingkat pedagang pemasok adalah sebesar 6,26. Nilai ? C lebih besar dari satu, artinya dari setiap satu unit biaya
yang dikeluarkan pedagang pemasok memperoleh keuntungan lebih besar dari satu unit biaya yang dikeluarkan.
6.5.2 Marjin Tataniaga Tingkat Pedagang Besar di Pasar Kadipaten dan Pasar Cigasong
Biaya tataniaga daging domba di tingkat pedagang besar pasar Kadipaten
dan Pasar Cigasong terdiri atas biaya angkut, biaya retribusi potong, biaya retribusi pasar, biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan seperti terdapat pada
Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7. Analisis Marjin Tataniaga Daging Domba di Tingkat Pedagang Besar Pasar Kadipaten
No. Unsur Biaya
Biaya Rpkg
Harga Rpkg
dari harga jual
1. Pedagang Pemasok
Harga Jual -
31.473,75 2.
Pedagang Besar Harga Beli
B. Angkut B. Retribusi Pasar
B. Retribusi Kebersihan B. Retribusi Keamanan
B. Retribusi Potong B. Penyusutan
B. Pemeliharaan B. Bongkar muat
? Marjin Tataniaga
Harga Jual 31.473,75
34,06 16,61
2,77 4,15
201,53 1.441,58
100,77 251,91
1.287,87 3.341,25
34.815,00 90,40
0,10 0,05
0,01 0,01
0,58 4,14
0,29 0,72
3,70
100,00 Sumber : Data Primer diolah, 2006
Biaya angkut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut domba dari pedagang pemasok atau mengangkut daging domba dari rumah
pedagang besar untuk dijual di pasar. Biaya angkut yang dikeluarkan besarnya tergantung dari jarak antara tempat pedagang besar tinggal dengan pedagang
pemasok atau dengan pasar dimana mereka berjualan. Besarnya biaya angkut yang dikeluarkan untuk pedagang besar di pasar Kadipaten sebesar Rp. 34,06kg,
sedangkan untuk pedagang besar di pasar Cigasong sebesar Rp. 61,81. Biaya bongkar muat adalah biaya yang dikeluarkan guna membayar jasa untuk
menurunkan domba dan membereskan daging yang sudah dipotong. Besarnya biaya bongkar muat yang dikeluarkan oleh pedagang besar pasar Kadipaten
sebesar Rp. 251,91kg dan sebesar Rp. 244,71kg untuk pedagang besar pasar Cigasong.
Tabel 8. Analisis Marjin Tataniaga Daging Domba di Tingkat Pedagang Besar Pasar Cigasong
No. Unsur Biaya
Biaya Rpkg
Harga Rpkg
dari harga jual
1. Pedagang Pemasok
Harga Jual -
31.473,75 2.
Pedagang Pemasok Harga Beli
B. Angkut B. Retribusi Pasar
B. Retribusi Kebersihan B. Retribusi Keamanan
B. Retribusi Potong B. Penyusutan
B. Pemeliharaan B. Bongkar muat
? Marjin Tataniaga
Harga Jual 31.473,75
61,81 16,36
4,91 4,91
261,73 1.400,36
157,04 244,71
2.522,86 4.674,69
36.148,44 87,07
0,17 0,05
0,01 0,01
0,72 3,87
0,43 0,68
6,98
100 Sumber : Data Primer diolah, 2006
Biaya retribusi potong domba yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Majalengka sebesar Rp. 2.000 ekor. Sehingga apabila dihitung rata-rata biaya
dengan jumlah daging domba yang terjual selama periode penelitian diperoleh angka Rp. 201,53kg untuk pedagang besar pasar Kadipaten dan Rp. 261,73kg
untuk pedagang beasar pasar Cigasong. Pada masing-masing pasar lokal terdapat biaya-biaya retribusi yang harus
dikeluarkan oleh setiap pedagang. Biaya-biaya retribusi tersebut terdiri dari retribusi pasar, retribusi kebersihan dan retribusi keamanan yang besarnya
bervariasi untuk masing-masing pasar. Pada pasar Kadipaten biaya retribusi pasar yang harus dikeluarkan setiap hari sebesar Rp. 1.200, tambahan lain sebesar Rp.
200 untuk retribusi kebersihan dan sebesar Rp. 300 untuk retribusi keamanan. Sedangkan di pasar Cigasong besarnya biaya retribusi pasar yang harus
dikeluarkan setiap hari sebesar Rp. 1.000, tambahan lain sebesar Rp. 300 untuk retribusi dan sebesar Rp. 300 untuk retribusi keamanan. Setelah dihitung besarnya
rata-rata biaya retribusi untuk pedagang besar di masing-masing pasar, diperoleh besarnya total ketiga biaya retribusi yang dikeluarkan tersebut yaitu sebesar Rp.
23,53kg untuk pedagang besar pasar Kadipaten dan Rp. 26,18kg untuk pedagang besar pasar Cigasong.
Pada tingkat pedagang besar, terjadi penyusutan produk daging domba. Penyusutan disini adalah nilai bobot timbang ketika setelah daging baru dipotong
menjadi turun bobotnya setelah dipajang beberapa jam. Hal ini disebabkan tingkat kadar air di dalam daging menurun karena dipajang digantung. Tingkat
penyusutan bobot daging domba umumnya menurun 0,5 kg per 10 kg daging domba, sehingga didalam perhitungan biaya penyusutan dipergunakan penyusutan
0,5 kg per 10 kg daging. Hasil perhitungan diperoleh biaya penyusutan yang
dikeluarkan oleh pedagang besar pasar Kadipaten sebesar Rp. 1.441,58kg dan Rp. 1.400,36 untuk pedagang besar di pasar Cigasong.
Sebagaimana umumnya produk pertanian, daging domba merupakan produk yang cepat rusak. Umumnya daging domba hanya bisa bertahan selama
satu hari tanpa perawatan. Guna menghindari kerugian yang berlebihan diluar akibat menurunnya kadar air, maka para pedagang melakukan perawatan sehingga
diperlukan biaya. Perawatan daging domba dilakukan dengan cara diberi es atau disimpan di dalam lemari es. Dengan perawatan tersebut, apabila daging domba
yang tidak seluruhnya habis dalam waktu satu hari dapat bertahan sampai dua hari untuk dijual keesokan harinya. Daging yang sudah lewat dari dua hari biasanya
dibuat dendeng untuk kemudian dijual kembali meski demikian harganya menjadi turun. Biaya perawatan yang dikeluarkan oleh pedagang besar di pasar Kadipaten
dan pasar Cigasong masing-masing sebesar Rp. 100,77kg dan Rp. 157,04kg. Pada tingkat pedagang besar di pasar Kadipaten besarnya marjin tataniaga
daging domba adalah sebesar Rp. 3.341,25. Dimana nilai marjin tersebut terdiri dari biaya tataniaga sebesar Rp. 2.053,38 61.46 persen dan sisanya sebesar Rp.
1.287,87 38,54 persen merupakan keuntungan. Pada tingkat pedagang besar pasar Cigasong besarnya marjin tataniaga
daging domba sebesar Rp. 4.674,69. Nilai marjin tersebut terdiri dari biaya tataniaga sebesar Rp. 2.151,83 46,03 persen dan Rp. 2.522,86 53,97 persen
merupakan keuntungan. Apabila dihitung rasio marjin keuntungan terhadap biaya tataniaga Rasio
? C, maka besarnya rasio untuk daging domba di tingkat pedagang besar untuk masing-masing pasar Kadipaten dan Cigasong adalah sebesar 0,63 dan 1,17. Nilai
? C lebih besar dari nol menunjukkan bahwa masing-masing pedagang besar di kedua pasar tersebut memperoleh keuntungan dari kegiatan usahanya. Akan tetapi
keuntungan yang diperoleh oleh pedagang besar di pasar Kadipaten dengan posisinya sebagai pedagang besar tidak lebih besar dari pedagang besar di pasar
Cigasong, hal ini dapat dilihat dari nilai ? C yang lebih besar dari satu, sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar dari satu unit biaya yang dikeluarkan.
6.5.3 Marjin Tataniaga Tingkat Pedagang Pengecer Pasar Kadipaten dan Pasar Cigasong