anchoy engraulix mordax berenang dikelilingi schooling californian sardines anchovy sardinops sagax. Di perairan Indonesia belum ada pengamatan yang
meneliti schooling ikan yang berenang campuran.
2.2 Gerakan Ikan secara Individu
Bone,1978 Gerakan ikan dilihat dari pandangan horisontal lateral aspect terdapat 2
dua gerakan yaitu : 1.
Pectoral fin movement , adalah gerakan ikan yang diakibatkan adanya
dorongan dari gerakan sirip pectoral, contohnya untuk ikan karang pada umumnya typical coral fish seperti pada Gambar 13 a. Gerakan ikan
tersebut disebut juga gerakan meluncur gliding. 2.
Amplitude horizontal wriggle , adalah gerakan ikan yang dibangkitkan oleh
gerakan meliuk badan ikan secara horisontal, contohnya ikan pelagis besar dan ikan hiu. Gambar 13 b.
a
b
Gambar 13. Pola gerakan ikan a gerakan pectoral fin movement b gerakan amplitude horizontal wriggle
Arah gerakan Arah gerakan
2.3 Pengelohan Sinyal
signal processing
Gelombang adalah perubahan amplitude suaru getaran baik fisik suara, maupun getaran gelombang radio per satuan waktu. Bentuk suatu gelombang dasar
adalah gelombang sinuasoida dengan frekuensi dan amplitude tertentu Gambar 14. Persamaan gelombang dasar tersebut dapat ditulis
V = A sin 2 π f t
16 dimana A = amplitude maksimum, dan f = frekuensi Hz. Bentuk gelombang
waveform suatu getaran tidak selalu berbentuk sinusoida tetapi dapat berbentuk segiempat, segitiga atau berbentuk acak yang ditentukan dari banyaknya
gelombang-gelombang sinusoida yang dikandung dengan frekuensi dan amplitude tertentu. Kumpulan gelombang-gelombang sinusoida tersebut dinamakan spektrum
frekuensi dari suatu gelombang. Untuk mengetahui spektrum frekuensi suatu gelombang dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform. Gambar 15
memperlihatkan contoh suatu gelombang dengan spektrum frekuensinya.
Gambar 14. Bentuk gelombang sinusoida. Gelombang sinusoida
T Amplitude
t A
Frekuensi f = 1T
90 180
360
Perubahan bentuk gelombang pada domain waktu ke domain frekuensi dapat dilakukan dengan Persamaan Fourier Transform dibawah ini Cheng, 1963
∞ g
ω = ∫ ft e
- jn ωt
dt 17
- ∞
dimana ft =
a
2 +
∑ a
n
cos n ωt +
b
n
sin n ωt
18
a
n
= 1T ∫ ft cos nωt dt
19
b
n
=
1T
∫
ft sin n ωt dt
20
Sebagai contoh untuk gelombang pulsa segiempat periodik seperti pada Gambar 15 dimana ft dalam satu periode -T2 t T2.
Gambar 15. Gelombang pulsa segiempat periodik. 0,
-T2 t
-T4, ft =
A, -T4 t T4, 21
0, T4
t T2.
Dari Persamaan 18 untuk bagian cosine diperoleh :
T2
a
n
=
2T
∫
ft cos n ωt dt
-T2 2A
n π
= sin 22
n π
2
ft A
-3T4 -T4 0 T4 3T4
t
dimana ω = 2πT, sehingga pada persamaan di atas nilai ω T = 2π.
Untuk bagian sinusoida dari Persamaan 18 diperoleh : T2
b
n
=
2T
∫
ft sin n ωt dt
-T2 T4
=
2T
∫
A sin n ωt dt = 0
23 -T4
sedangkan harga rata-rata gelombang tersebut
a
o
2 = rata-rata dari ft = A2 Untuk berbagai harga
a
n
Persamaan 21 dapat ditulis : =
a jika n = 2, 4. 6, …..
π N
A a
2 =
jika n =1, 5, 9, .......
π N
A a
2 −
= jika n = 3, 7, 11, ....
Sehingga Persamaan 21 menjadi :
....... 5
cos 5
1 3
cos 3
1 cos
2 2
− +
− +
= t
t t
A A
t f
ω ω
ω π
24
Dari Persamaan 24 di atas dapat dilihat gelombang segiempat mempunyai spektrum pada frekuensi ganjil. Berdasarkan Persamaan 24 tersebut spektrum
gelombang segiempat periodik dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Spektrum frekuensi gelombang segiempat periodik.
2.4 Deteksi Perubahan Fase