Analisis hasil uji coba 10 ekor bandeng Analisis hasil uji coba hiubambu

mengelilingi kolam yang disediakan tetapi balik kembali setelah berada di ujung kiri maupun di ujung kanan kolam seperti yang dapat dilihat pada Gambar 126. Hal ini menyebabkan susunannya selalu berubah karena mulai dari gerak balik sampai ke posisi pengamatan susunannya belum sempat stabil. Hal ini disebabkan karena saat kawanan ikan tersebut melintasi jaring ikan-ikan tersebut melihat kesempatan untuk keluar dari daerah gerakannya sehingga saat jaring tidak terlihat ikan-ikan tersebut berusaha kembali ke daerah jaring. Dari Gambar 126 envelope spektrum gerakan kawanan bandeng tersebut, dapat dilihat daerah frekuensi yang dominan berada pada cakupan range 75 Hz – 120 Hz.

6.3.2 Analisis hasil uji coba 10 ekor bandeng

Dengan cara yang sama seperti pada analisis bandeng sebelumnya , diperoleh besar spektrum frekuensi dari gerakan kawanan 10 ekor ikan bandeng sebelumnya digunakan sebanyak 40 ekor. Dengan mengurangi jumlah ikan yang diamati, besar spektrum frekuensi pada skala linear yang dinormalisir pada frekuensi dari 43 sampai dengan 150 Hz untuk 4 empat percobaan dapat dilihat pada Tabel 19, sedangkan gambar kurva kemiringan puncak spektrumnya dapat dilihat pada Gambar 128. Dari gambar dapat dilihat garis kemiringan puncak spektrum masing-masing percobaan saling sejajar hanya berbeda 5 antara percobaan keempat dengan percobaan pertama yang disebabkan bentuk schoolingnya mulai berubah. Dibandingkan dengan pengamatan gerakan kawanan ibandeng dengan jumlah 40 ekor, spektrum frekuensi gerakan kawanan untuk 10 ekor lebih teratur . Hal ini disebabkan saat berbalik ke areal pengamatan ikan dengan jumlah kecil lebih cepat menyesuaikan susunan schoolingnya. Gambar 127. Foto bandeng bergerak berbalik arah. Balik arah Tabel 19. Besar spektrum untuk 10 ekor bandeng dalam skala linear yang dinormalisir Frekuensi Hz percobaan 1 percobaan 2 percobaan 3 percobaan 4 43,07 0.1 0.1 0.2 0.2 64,60 0.2 0.2 0.1 0.1 86,13 0.8 0.8 0.7 0.6 107,67 1.0 0.9 0.8 0.8 129,20 0.3 0.2 0.2 0.1 150,73 0.1 0.1 0.1 0.0 Perbandingan spektrum 10 ekor ikan bandeng 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 43,07 64,60 86,13 107,67 129,20 150,73 Frekuensi Hz A m p li tu d e s kal a n o m al isasi Perc 1 perc 2 perc 3 perc 4 Gambar 128. Spektrum untuk 10 ekor bandeng.

6.3.3 Analisis hasil uji coba hiubambu

Besar spektrum frekuensi dari gelombang perubahan fase hiubambu hasil uji coba dalam skala linear yang dinormalisir untuk 4 empat percobaan dapat dilihat pada Tabel 20, sedangkan gambar garis kemiringan puncak spektrumnya dapat dilihat pada Gambar 129. Pada gambar dapat dilihat kemiringan garsi puncak spektrum untuk setiap percobaan saling membentuk sudut tertentu. Hal ini berarti gerakan hiubambu untuk setiap percobaan posisi ikannya tidak selalu sama meskipun demikian dilihat dari bentuk gelombangnya hampir seirama. Tabel 20. Besar spektrum frekuensi hiubambu dalam skala linear yang dinormalisir Frek. Hz percobaan 1 percobaan 2 percobaan 3 percobaan 4 64,60 0.2 0.5 0.1 0.1 69,98 0.2 0.4 0.2 0.2 75,37 0.2 0.2 0.1 0.2 80,75 0.3 0.1 0.1 0.3 86,13 0.4 0.2 0.2 0.3 91,52 0.6 0.2 0.5 0.6 96,90 0.9 0.2 0.9 1.0 102,28 0.8 0.2 0.9 1.0 107,67 0.4 0.1 0.6 0.6 113,05 0.2 0.1 0.3 0.3 118,43 0.1 0.1 0.2 0.2 123,82 0.1 0.1 0.1 0.1 129,20 0.0 0.1 0.1 0.1 134,58 0.0 0.1 0.1 0.1 139,97 0.0 0.1 0.1 0.1 145,35 0.1 0.1 0.1 0.0 150,73 0.1 0.0 0.1 0.0 Perbandingan spektrum ikan hiubambu untuk 4 percobaan 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 64 ,60 75 ,3 7 86 ,1 3 96 ,90 10 7, 67 11 8, 43 12 9, 20 13 9, 97 15 0,7 3 Frekuensi Hz A m p li tu d e skal a n o rm perc 1 perc 2 perc 3 perc 4 Gambar 129. Spektrum perubahan fase gelombang pantul gerakan kawanan hiubambu.

6.3.4 Analisis hasil uji coba kerong