Hidden Markov Model HMM

untuk menentukan codeword yang baru. ‘Compute D distortion’ berarti menjumlah jarak semua trainning vector dalam nearest neighboor search terhadap centroid untuk menentukan besarnya distortion Gambar 23. Diagram alir dari algoritma LBG Thomas, 1990.

2.7 Hidden Markov Model HMM

Hidden Markov Models HMM merupakan model dengan pendekatan statistik yang digunakan dalam berbagai implementasi pengenal suara. Time variance dalam suatu bahasa dimodelkan sebagai proses Markov dengan discrete state. Masing-masing state menghasilkan observasi menurut karakteristik distribusi probabilitas dari state tersebut. Observasi dapat bernilai diskrit atau kontinyu. Observasi merepresentasikan durasi waktu yang tetap yang disebut frame. Pada model ini state tidak secara langsung dapat diamati, hal ini yang menjadikan model ini disebut sebagai Hidden Markov Model. Tipe-tipe Hidden Markov Models Rabiner and Juang, 1993 Salah satu cara untuk mengklasifikasikan HMM adalah dengan melihat bentuk matriks transisinya A dari rantai Markov Markov chain Bentuk yang umum adalah bentuk ergodic atau bentuk yang setiap state saling terhubung fully connected HMM. Seperti terlihat pada Gambar 24 untuk N = 4 state model, model ini mempunyai nilai a ij antara 0 dan 1. Nilai 0 dan 1 tidak termasuk, jika tidak maka bentuk model ergodic tidak akan terwujud. Matriks transisi untuk ergodic model dapat dimisalkan seperti dibawah ini. A = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ 44 43 42 41 34 33 32 31 24 23 22 21 14 13 12 11 a a a a a a a a a a a a a a a a 40 Untuk voice recognition atau speech recognition model yang tepat digunakan adalah model left-right HMM atau biasa disebut Bakis Model. Mengikuti kenyataan bahwa dalam suara aliran waktu terus bertambah, hal ini dapat diwakili oleh perpindahan state dari kiri ke kanan left-to-right,. seperti terlihat pada Gambar 24. Gambar 24. State diagram dari rantai HMM atau HMM chain dengan 4 state Rabiner and Juang, 1993. Elemen- elemen Hidden Markov Model Elemen-elemen Hidden Markov Model meliputi Rabiner and Juang, 1993 1 N, jumlah state dalam model. Umumnya state dapat diinterkoneksi, sehingga setiap state dapat dicapai dari state yang lain. State individual dinotasikan sebagai } ,... , { 2 1 N S S S S = dan state pada waktu t adalah t q 2 M, jumlah observasi simbol yang berbeda tiap state. Simbol-simbol tersebut dapat dinotasikan dalam } ,... , { 2 1 M v v v V = 3 } { ij a A = , distribusi probabilitas transisi state, dimana ] | [ 1 i t j t ij S q S q P a = = = + , N j i ≤ ≤ , 1 41 4 } { k b B j = , distribusi probabilitas simbol observasi pada state j, dimana ] | _ _ [ j t k j S q t pada v P k b = = N j ≤ ≤ 1 , M k ≤ ≤ 1 42 5 } { i π π = , distribusi state initial, dimana ] [ 1 i i S q P = = π N i ≤ ≤ 1 43 Hidden Markov Model dapat dituliskan sebagai , , π λ B A = . Rabiner and Juang, 1993. Dengan diketahuinya N, M, A, B, dan π, Hidden Markov a 15 a 12 a 21 a 24 a 42 a 51 a 11 a 22 State 1 state 2 state 3 state 4 state 5 Model dapat menghasilkan urutan observasi T O O O O ... 2 1 = dimana masing-masing observasi t O adalah simbol dari V, dan T adalah jumlah urutan observasi. Perhitungan yang efisien dari | λ O P , yaitu probabilitas urutan observasi apabila diberikan urutan observasi T O O O O O ... 3 2 1 = dan sebuah model , , π λ B A = . Misalkan diberikan urutan state T q q q Q ... 2 1 = 44 dimana 1 q adalah inisial state. Dengan demikian probabilitas urutan observasi O untuk urutan state pada persamaan 44 adalah ∏ = = T t t t q O P Q O P 1 , | , | λ λ 45 sehingga didapatkan ... . , | 2 1 2 1 T q q q O b O b O b Q O P T = λ 46 Probabilitas dari urutan state Q dapat dituliskan T T q q q q q q q a a a Q P 1 3 2 2 1 1 ... | − = π λ 47 Probabilitas gabungan dari O dan Q yaitu probabilitas dari O dan Q yang terjadi secara bersamaan. Probabilitas gabungan ini dapat dituliskan | , | | , λ λ λ Q P Q O P Q O P = 48 Probabilitas observasi O yang diberikan, diperoleh dengan menjumlahkan seluruh probabilitas gabungan terhadap semua kemungkinan urutan state q, yaitu ∑ = allQ Q P Q O P O P | , | | λ λ λ 49 atau dapat juga ditulis PO │λ ∑ − = T T T T q q q T q q q q q q q q O b a O b a O b ... 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 ... . π 50 Untuk menghitung persamaan 50 dengan menggunakan prosedur forward. Variabel forward 1 i α didefinisikan sebagai probabilitas sebagian urutan observasi O 1 O 2 …O t hingga waktu t dan state i S pada waktu t, dari model yang diberikan. | , ... 2 1 λ α i t t t S q O O O P i = = 51 untuk menyelesaikan 1 i α adalah sebagai berikut : 1. Inisialisasi 1 1 O b i i i π α = N i ≤ ≤ 1 52 2. Induksi 1 1 1 + = + ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = ∑ t j N i ij t t O b a i j α α N j ≤ ≤ 1 53 3. Terminasi ∑ = = N i T i O P 1 | α λ 54 3 METODOLOGI

3.1 Deteksi Perubahan Fase