dipegang oleh PT. KS dan 135 komoditi menjadi Importir Produsen IP.
Tahun 1992 : Pelepasan tata niaga dari 32 tarif pos yang diatur melalui PT.KS PPBB menjadi Importir Produsen.
Tahun 1994 : Keluarnya paket 27 Juni 1994 yang intinya adalah sebagai berikut : 1 Penetapan kembali IP untuk produk-produk plat baja serta
2 Penghilangan tarif BMT untuk beberapa komoditi tertentu. Adanya peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah atau adanya
deregulasi terhadap industri besi baja ini, maka dapat dilihat bahwa peranan sektor industri baja ini harus mendapat perhatian yang besar karena industri besi baja
dapat menunjang industri-industri terkait lainnya.
4.4. Produksi Logam Dasar Besi dan Baja Indonesia
Industri logam dasar besi dan baja yang merupakan salah satu industri strategis dan vital harus cukup mendapatkan perhatian dari pemerintah karena
perannya ini sangat dibutuhkan bagi pembangunan industri-industri penting lainnya. Dampak dari adanya globalisasi ini dapat dirasakan oleh negara-negara di
dunia, berupa adanya pembangunan-pembangunan infrastruktur yang memadai oleh banyak negara. Dengan banyaknya pembangunan tersebut peran industri besi
baja tidak dapat diabaikan karena tentu saja permintaan besi dan baja ini akan meningkat. Industri logam dasar besi dan baja harus pula meningkatkan
produksinya. Kendala sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh industri ini yaitu
adanya ancaman dari negara luar yang menjual produk-produk yang lebih murah
daripada produk yang diproduksi di dalam negeri, salah satu contoh terjadi pada produk tin plate. Perusahaan pembuat tin plate dalam negeri menilai adanya
politik dumping yang dilakukan negara pengimpor karena harga yang ditawarkan lebih murah di Indonesia dibandingkan harga yang dijual di negaranya sendiri.
Hal ini tentu saja sangat merusak dan dapat mematikan produksi dalam negeri karena produk dalam negeri akan sulit untuk bersaing.
Tabel 4.2. Perkembangan Volume Produksi Beberapa Produk Besi Baja Indonesia Tahun 2002-2004 ribu ton
Kelompok Volume Produksi
No 2002
2003 2004
1 Besi Spons
1.478,0 1.171,0
1.367,0 2 Slab
Baja 1.291,7
1.002,3 1.190,0
3 Billet 976,3
1.042,2 1.198,5
4 Besi Beton
1.141,1 1.212,5
1.423,9 5 Batang
Kawat Baja
625,3 578,4
651,1 6 HRC
Plate 2.032,1
1.928,0 2.441,6
7 Pipa Las
LurusSpiral 405,2
435,6 459,6
8 CRCSheet 754,6
680,0 680,0
9 BjLSwarna 437,5
460,5 491,7
10 Tin Plate
88,0 89,6
92,7 Sumber : Departemen Perindustrian dalam Safitri, 2006
Adanya ancaman masuknya produk impor dengan cara dumping dan ilegal sangat berpengaruh pada produksi industri besi baja Indonesia, karena produk baja
nasional menjadi kalah bersaing dalam hal harga yang dipasarkan. Menurut catatan Komite Anti Dumping Indonesia KADI bahwa KADI pernah menangani
kasus anti dumping pipa baja dari Jepang, China, dan Korea Selatan pada tahun 2001. Kemudian menangani dua kasus antidumping terhadap produk baja impor
yaitu lembaran baja canai panas HRC dari India, Rusia, China, dan Ukraina pada
tahun 2002. Selain itu, KADI juga menangani kasus anti dumping besi beton wire rod
impor dari India dan Turki pada tahun yang sama Kompas,2003.
4.5. Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Logam Dasar Besi dan