3.2.1. Analisis Struktur Industri
Struktur industri digunakan untuk menganalisa seberapa jauh konsentrasi perusahaan terbesar dalam industri logam dasar besi dan baja Indonesia. Untuk
mengetahui struktur industri ini digunakan metode analisis rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi yang umum digunakan adalah CR4, yang menunjukkan pangsa
pasar empat perusahaan terbesar dalam industri Church dan Ware, 2000 dalam Kuncoro dan Salamun,2005, yang dirumuskan sebagai berikut :
∑
=
=
4 1
4
t
MSi CR
; Ot
Oi MSi
= .....................................................................1
Dimana : CR4 = Rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar dalam industri MS
i
= Pangsa pasar perusahaan ke-i O
i
= Nilai output perusahaan ke-i O
t
= Nilai output seluruh perusahaan dalam industri Berdasarkan analisis struktur dalam ekonomi industri, struktur industri
dikatakan berbentuk oligopoli bila empat perusahaan terbesar menguasai minimal 40 persen pangsa pasar penjualan dari industri yang bersangkutan
Kuncoro,2002.
3.2.2. Analisis Kinerja Industri
Analisis kinerja industri dalam penelitian ini dapat diamati dari kontribusi tenaga kerja, nilai tambah, dan jumlah unit usaha industri logam dasar besi dan
baja Indonesia terhadap total industri manufaktur; dan menganalisa pertumbuhan output produksi dan nilai tambah; efisiensi industri besi baja; selain itu kinerja
industri ini juga dilihat dari sudut profit keuntungan yang diperoleh.
3.2.3. Analisis Kluster Industri
Analisis kluster dilakukan untuk melihat daerah sebaran geografis industri logam dasar besi dan baja yang ada di seluruh wilayah kabupaten atau kota di
Indonesia. Analisis dilakukan pada daerah industri logam dasar besi dan baja, apakah industri mengelompok di suatu area atau tidak, mengukur besarnya skala
kluster industri, dan konsentrasi kluster industrinya. Lokasi wilayah sebaran industri dianalisis dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi SIG,
konsentrasi kluster industri dianalisis dengan melihat spesialisasi industri, dan besarnya skala industri dianalisis dengan melihat skala tenaga kerja dan nilai
tambah pada lokasi sebaran Kuncoro,2002
• Sistem Informasi Geografi SIG
Dalam menganalisa sebaran geografis dan kluster industri baja di Indonesia, digunakan metode analisis Sistem Informasi Geografis SIG. SIG
merupakan alat analisis yang bermanfaat untuk mengidentifikasi lokasi industri dan untuk mengidentifikasi di daerah mana mereka cenderung mengelompok
secara spasial Kuncoro,2002. Menurut Kuncoro 2002, SIG dapat mentransformasikan data menjadi
informasi dengan mengintegrasikan sejumlah data yang berbeda, menerapkan analisis fokus, dan menyajikan output dalam rangka mendukung pengambilan
keputusan. Kemampuan SIG dalam penyimpanan, analisis, pemetaan dan membuat model mendorong aplikasi yang luas dalam berbagai disiplin ilmu, dari
teknologi informasi hingga sosial ekonomi maupun analisis yang berkaitan dengan populasi. Beberapa prosedur standar dalam merancang dan menggunakan
SIG, yaitu pengumpulan data, pengolahan data awal, konstruksi basis data, analisis dan kajian spasial, dan penyajian grafis. Prosedur dan aktivitas utama
dalam Sistem Informasi Geografi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Prosedur dan Aktivitas Utama dalam SIG
Prosedur Aktivitas
Memperoleh data • Pemberian keterangan pada peta-peta dan dokumen-dokumen
termasuk juga pengkodean data, verifikasi data, dan pengkoreksian kesalahan.
• Menjelaskan sekumpulan data yang telah ada, khususnya yang berasal dari survey industri yang dipublikasikan tahunan oleh
BPS. Persiapan Pengolahan data
• Menginterpretasikan atau mengklasifikasikan data yang dapat dari survey
• Menyusun struktur data digital untuk memilih model-spasial ruang berdasarkan objek, jaringan, dan lapangan
• Mentransformasikan atau mengubah menjadi koordinat biasa umum.
Pengkontruksian data dasar atau database
penyimpanan data dan pemanggilan kembali data
• Membuat mode dari konsep data • Menetapkan struktur data base
• Menetapkan prosedur terbaru • Mengirim data ke database
Penelitian spasiallokasiwilayah
beserta analisanya • Pemanggilan data berdasarkan lokasi
• Pemanggilan data berdasarkan kelas atau atribut • Menemukan lokasi yang paling cocok berdasarkan kriteria
• Mencari pola, kelompok, jalur dan interaksi • Membuat model dan menstimulasikan pada fenomena fisik dan
sosial. Tampilan secara grafik
visualisasi dan interaksi • Menciptakan peta
• Menggali data • Menciptakan tampilan tiga dimensi
• Membuat laporan
Sumber : Jones dalam Kuncoro, 2002
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan dimana suatu industri cenderung mengumpul atau membentuk kluster. SIG pada dasarnya
adalah suatu tipe sistem informasi, yang memfokuskan pada penyajian dan analisis realitas geografis. Titik beratnya adalah mengelola dan menganalisa data
spasial dengan suatu sistem informasi.
• Indikator Skala size
Menurut Kuncoro 2002, indikator skala size sangat penting karena tidak hanya untuk memahami perbedaan skala kluster industri secara spasial,
namun juga dapat digunakan untuk membedakan antara kluster dan aglomerasi. Pada pembahasan indikator ini, industri logam dasar besi dan baja dikelompokkan
dalam daerah industri utama yang diperluas EIA atau Extended Industrial Areas. Indikator skala menggunakan data penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah.
• Indeks Spesialisasi
Spesialisasi digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi industri di suatu kluster industri. Mengikuti metode yang dirintis oleh Glaeser, et all. 1992
dalam Kuncoro 2002, indeks spesialisasi menunjukkan seberapa jauh spesialisasi industri dalam suatu kluster dibandingkan apabila industri tersebut
tersebar secara random di seluruh Indonesia. Perhitungan indeks spesialisasi, sebagai berikut :
Ѕirt =
Eit Eir
................................................................................................2
Dimana : S
irt
= rasio indeks spesialisasi suatu industri E
ir
= tenaga kerja yang diserap industri i dibagi dengan total penyerapan tenaga kerja dalam daerah tersebut.
E
it
= tenaga kerja yang diserap industri i untuk seluruh daerah di Indonesia dibagi dengan total penyerapan tenaga kerja
untuk seluruh daerah di Indonesia. Dengan ketentuan bahwa jika Sirt lebih dari 1, artinya industri tersebut
memiliki pangsa yang lebih besar dalam penciptaan kesempatan kerja di daerah
tersebut daripada pangsa industri itu di Indonesia. Sebaliknya, bila nilai Sirt lebih kecil daripada 1, artinya suatu daerah tidak memiliki spesialisasi atas suatu
industri karena industri itu memiliki pangsa tenaga kerja yang lebih rendah di daerah tersebut daripada rata-rata pangsa industri tersebut di Indonesia. Bila
terdapat kenaikan Sirt untuk suatu daerah maka hal ini mencerminkan adanya kenaikan spesialisasi industri tersebut di daerah itu. Hal ini didasarkan atas suatu
asumsi bahwa spesialisasi yang tinggi pada suatu industri di suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan industri tersebut di daerah itu.
• Analisis frequencies
Analisis frequencies dengan menggunakan SPSS versi 13.0 merupakan analisis yang digunakan untuk memberikan deskripsi statistika data tentang
prosentase, prosentase kumulatif, rata-rata, median, sum, standar deviasi, variasi, range,
minimum dan maksimum, sesatan rata-rata, skewness dan kurtosis, kuartil, serta diagram dalam berbagai bentuk. Dalam penelitian ini melihat nilai skewness
dan kurtosis yang dihasilkan dari industri logam dasar besi dan baja dengan menggunakan data tenaga kerja dan nilai tambah untuk melihat distribusi
sebarannya. Skewness merupakan ukuran kemencengan suatu data. Untuk mengukur
kenormalan distribusi data maka akan digunakan rasio skewness RS dengan rumus sebagai berikut : RS =
s darskewnes
s sesa
Skewness tan
tan ................................ 3
Dianggap mengikuti distribusi normal jika memenuhi syarat bahwa -2RS2.
Kurtosis merupakan ukuran keruncingan suatu data. Untuk mengukur kenormalan distribusi data maka akan digunakan rasio kurtosis RK dengan
rumus sebagai berikut : RK = s
darkurtosi s
Sesa Kurtosis
tan tan
............................. 4 Dianggap mengikuti distribusi normal jika memenuhi syarat bahwa -2RK2.
IV. GAMBARAN UMUM