melainkan analisis perilaku industrinya, sedangkan penelitian ini melakukan analisis kluster industri. Dalam penelitian ini dilakukan pada industri logam dasar
besi dan baja ISIC 271, juga terhadap subsektor industri lima digitnya yaitu industri besi dan baja dasar ISIC 27101, industri penggilingan baja ISIC
27102, dan industri pipa dan sambungan dari besi dan baja ISIC 27103.
2.3. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terdapat pada Industri Logam Dasar Besi dan Baja Indonesia, antara lain yang disebabkan oleh
meningkatnya harga bahan baku baja dan kelangkaan baja di pasar internasional akibat banyaknya permintaan yang sangat besar dari negara-negara yang sedang
melakukan program pembangunan negaranya seperti China, Rusia dan Irak. Di lain pihak, industri besi baja Indonesia masih memiliki ketergantungan yang
sangat besar terhadap impor bahan baku bajanya. Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi industri logam dasar besi dan baja Indonesia. Masalah lainnya dari
industri ini yaitu adanya teknologi pengolahan baja yang kurang efisien karena masih menggunakan sumber energi gas yang harganya semakin meningkat serta
penggunaan mesin-mesin produksi yang sudah tua . Adanya krisis ekonomi dipertengahan tahun 1997 juga dipastikan turut
mempengaruhi struktur dan kinerja industri tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa struktur industri logam dasar besi dan baja Indonesia masih rapuh karena industri
besi baja sangat dipengaruhi oleh pasar baja di pasar internasional dan akan berdampak kepada kinerja industrinya sehingga dapat melemahkan daya saing
produk industri logam dasar besi dan baja.
Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan industri logam dasar besi dan baja Indonesia dengan
melihat struktur, kinerja dan juga kluster industri tersebut pada periode 1995 sampai 2004. Analisis struktur dilakukan dengan melihat rasio konsentrasi
industri, menggunakan salah satu metode yakni metode CR4 rasio konsentrasi empat perusahaan besar. Dari analisis struktur ini akan dilanjutkan dengan
analisis kinerja industrinya karena struktur industri mempunyai pengaruh terhadap kinerja suatu industri.
Analisis kinerja industri dilakukan dengan melihat bagaimana kontribusi tenaga kerja, nilai tambah, dan jumlah unit usaha industri logam dasar besi dan
baja Indonesia terhadap total industri manufaktur di Indonesia; menganalisa pertumbuhan output produksi dan nilai tambah; efisiensi; serta melihat kinerjanya
dari sisi profit keuntungan yang diperoleh industri tersebut. Struktur industri yang lemah dapat menyebabkan lemahnya daya saing
industrinya sehingga mengacu pada pendekatan yang dikemukakan oleh Porter 1990 bahwa untuk melihat daya saing industri dilakukan dengan melihat kluster-
kluster yang ada pada industri tersebut. Bila suatu industri memiliki kluster- kluster industri yang kuat maka diharapkan industri tersebut mampu menciptakan
produk yang berdaya saing tinggi maka dalam penelitian ini dilakukan analisis kluster industri untuk melihat bagaimana kluster atau sebaran geografis industri
logam dasar besi dan baja yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Analisis kluster ini dilakukan dengan alat analisis yang dikenal dengan Sistem Informasi
Geografis SIG, skala, dan indeks spesialisasi. Dengan analisis kluster, hasilnya
dapat dijadikan suatu rekomendasi kepada pemerintah untuk menunjukkan daerah-daerah mana saja yang potensial untuk dikembangkan menjadi kluster
industri besi baja di Indonesia sehingga dapat memperkuat daya saing produknya.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Industri Logam Dasar Besi dan Baja Indonesia Isic 271:
• Industri Besi dan Baja Dasar Isic 27101 • Industri Penggilingan Baja Isic 27102
• Industri Pipa dan Sambungan Pipa dari Besi Baja
Bahan baku vital yang menunjang industri-industri secara
keseluruhan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
• Ketergantungan impor bahan baku tinggi. • Teknologi pengolahan baja kurang efisien.
• Permintaan bahan baku baja dunia meningkat. • Masuknya produk dengan harga dumping dan
ilegal
Struktur industri terganggu
Penurunan kinerja Daya saing
menurun
Analisis Kinerja Analisis Struktur
Analisis Kluster • Pertumbuhan output dan nilai
tambah. • Kontribusi Industri besi baja
terhadap industri menufaktur. • Efisiensi
• Keuntungan. Metode : Rasio
Konsetrasi CR4 Metode : SIG, skala, dan
indeks spesialisasi.
Keterangan : Analisis
Metode Analisis Pengaruh
Rekomendasi Kebijakan
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series dari tahun 1995 sampai 2004. Data ini berupa data industri logam dasar besi
dan baja Indonesia yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika BPS. Data ini menggunakan sistem penggolongan industri, yang disebut dengan nama
International Standard Industrial Classification ISIC. Data yang digunakan adalah nilai output, nilai input atau biaya antara, jumlah tenaga kerja, nilai
tambah, dan daerah kabupaten maupun propinsi yang mempunyai industri logam dasar besi dan baja.
3.2. Metode Analisis
Penelitian ini menganalisa struktur, kinerja dan kluster industri logam dasar besi dan baja Indonesia. Analisis struktur industri akan digunakan metode
rasio konsentrasi empat CR4. Analisis kinerja hanya melihat bagaimana kontribusi tenaga kerja, nilai tambah, dan jumlah unit usaha industri baja nasional
terhadap total industri manufaktur di Indonesia; menganalisa pertumbuhan output produksi dan nilai tambah; dan efisiensi industri besi baja, serta melihat
kinerjanya dari sisi profit keuntungan yang diperolah industri baja tersebut. Analisis kluster akan digunakan metode SIG Sistem Informasi Geografi, skala,
dan indeks spesialisasi.