12
sekolah. Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di
sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung dan metode belajar serta tugas rumah. Faktor selanjutnya yaitu lingkungan mayarakat. Seorang siswa hendaknya dapat memilih
dan memilah lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar siswa
karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.1.3 Hakikat Pembelajaran
Banyak pendapat yang menerangkan tentang pembelajaran, Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008: 1-9 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal sekolah, pembelajaran merupakan tugas yang
dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Kemudian
Briggs 1992 dalam Sugandi dan Haryanto 2007: 9 menjelaskan bahwa “pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar
sedemikian rupa sehingga si belajar memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan”.
13
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar
agar dapat terjadi perubahan perilaku pada diri siswa yang belajar.
2.1.4 Aktivitas Belajar Siswa
Setiap orang, baik disadari atau tidak, selalu melaksanakan aktivitas belajar. Berkaitan dengan aktivitas belajar Sardiman dalam Saminanto 2010: 97-
8, menyebutkan bahwa “aktivitas belajar adalah keaktifan baik yang bersifat fisik maupun mental”. Dalam kegiatan pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus
saling menunjang agar diperoleh hasil yang maksimal. Paul B. Diedrich dalam Hamalik 2008: 172-3, membagi kegiatan
aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, mental, dan emosional. Kegiatan visual misalnya membaca,
melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain. Kegiatan lisan oral misalnya
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
disksi, dan interupsi. Kegiatan mendengarkan misalnya mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio. Kegiatan menulis misanya menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes,
dan mengisi angket. Kegiatan menggambar misalnya menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, pola. Kegiatan metrik misalnya melakukan percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permaianan, menari, dan berkebun. Kegiatan mental misalnya merenungkan,
14
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. Kegiatan emosional misalnya minat, membedakan, berani, tenang, dan
sebagainya.
2.1.5 Hasil Belajar