Performansi guru Landasan Teori

16 teman-teman sebaya sebagai anggota kelompoknya. Oleh karena itu, anak ingin dan berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang disepakati dan berlaku dalam kelompok. Usia kreatif merupakan kelanjutan dan penyempurnaan perilaku kreatif yang mulai terbentuk pada masa kanak awal. Pada usia kreatif, anak perlu mendapat bimbingan dan dukungan baik dari guru maupun orang tua, sehingga berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal, tidak sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak yang lain. Usia bermain merupakan usia di mana minat dan kegiatan bermain anak semakin meluas dengan lingkungan yang lebih bervariasi. Mereka bermain tidak hanya di lingkungan keluarga dan teman sekitar rumah saja, tetapi meluas dengan lingkungan dan teman-teman di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan karakteristik anak. Pemahaman terhadap karakteristik anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD. Tujuan pendidikan yang terarah diharapkan dapat menunjang keberhasilan pembelajaran di SD.

2.1.7 Performansi guru

“Mengajar pada dasarnya kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara guru dan siswa” Suhardan 2010: 67. Aktivitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan proses belajar dengan menggunakan berbagai metode belajar. Mengajar yang efektif merupakan efek dari perbuatan guru yang terlatih dalam menjalankan tugasnya. Guru merupakan komponen terpenting dalam peristiwa pembelajaran 17 siswa. Kemampuan guru dalam menterjemahkan kurikulum ke dalam pembelajaran merupakan salah satu indikator mutu mengajar. Kecakapan guru dalam mengembangkan kurikulum ke dalam pembelajaran akan menghasilkan proses belajar mudah diserap siswa ketika belajar. Bagaimanapun luasnya kurikulum, ditambah dengan ketidaktersediaan fasilitas, jika ditangani oleh guru yang cakap, pembelajaran menjadi bermakna bagi kehidupan masa depan siswanya. Guru sebagai agen pembelajaran harus memiliki kompetensi. Kompetensi dalam hubungannya dengan proses pembelajaran menunjuk pada perbuatan performance yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar mengajar. “Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisaikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pasal 3. Mengembangkan potensi bagi guru menjadi keharusan, karena tugasnya adalah mengajarmendidik siswa dengan pengetahuan dan kearifan. Berdasarkan Undang-Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru yaitu paedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi paedagogis merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran antara lain mencakup pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap siswa, pengembangan kurikulumsilabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang 18 mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian: berakhlak mulia, arif dan bijaksana, mantap, beribawa, stabil, dewasa, jujur, mampu menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi: berkomunikasi lisan, tulisan, dan atau isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tuawali siswa, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta system nilai yang berlaku, menerapakan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan. Kompetensi profesional yakni kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan seni yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang diampunya, konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran yang diampunya. 19

2.1.8 Hakikat IPA

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM KELAS V SD NEGERI KLUWUT 04 KABUPATEN BREBES

0 19 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 02

0 5 273

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran Aktif Numbered Head Together Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Dawung Kecamatan Matesih Ka

0 1 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUIPENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Sambirejo 02 Tahun 2013/2014.

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUIPENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Sambirejo 02 Tahun 2013/2014.

0 1 18