Analisis Statistik Deskriptif Structural Equation Model SEM

Tabel 3.6. Definisi,Parameter dan Skala Pengukuran VariabelLanjutan Variabel Definisi Parameter Skala Keterangan NIM Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan Pendapatan Bunga Bersih NIM = Rata – Rata Aktiva Produktif Rasio Standar Min BI 5 Semakin tinggi semakin baik Pengaruh + ROA Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya- biaya modal biaya yang digunakan mendanai aktiva dikeluarkan dari analisis Laba Bersih ROA = Total Aktiva Rasio Semakin tinggi semakin baik Pengaruh + CAR Rasio yang mengukur seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit, surat berharga dan tagihan pada bank lain yang ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank Modal Bank CAR = Total ATMR Rasio Standar Minimal BI 8 Semakin tinggi semakin baik Pengaruh + DER Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari dana bank sendiri Total Liability DER = Total Equity Rasio Semakin kecil semakin baik Pengaruh - Perubahan laba Rasio antara laba sebelum pajak sekarang dengan laba sebelum pajak tahun sebelumnya dibagi dengan laba sebelum pajak tahun sebelumnya Y n - Y n - 1 ΔY n = X 100 Y n - 1 Rasio Semakin tinggi semakin baik Pengaruh + Dividend Payout Ratio Y 2 Rasio yang mengukur persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai DPR = EPS DPS Rasio Semakin tinggi semakin baik Pengaruh +

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan Universitas Sumatera Utara informasi. Statistik deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensial atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Data yang disajikan dalam statistik deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran pemusatan data mean, median, dan modus ukuran penyebaran data standar deviasi dan varians, tabel serta grafik histogram, pie dan bar. Data statistik yang diperoleh dalam penelitian perlu diringkas dengan baik dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data yang diperoleh baik mengenai sampel atau populasi.

3.7.2 Structural Equation Model SEM

Dalam langkah pengembangan model teoritis, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan serangkaian eksploitasi ilmiah melalui telah pustaka guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model SEM yang dioperasikan dengan menggunakan AMOS. Menurut Ferdinand 2006 model persamaan struktural atau SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistical yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit yang dibentuk melalui lebih dari satu variabel. SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Penelitian ini menggunakan uji SEM karena : 1. Menggambarkan keterkaitan hubungan linier secara simultan antara variabel pengamatanyang dapat diukur langsung indikatormanifest Universitas Sumatera Utara dan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung variabel laten 2. Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit, sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear 3. Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak 4. Kesalahan error pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis, sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data 5. Mampu menganalisis model hubungan timbal balik recursive secara serempak, di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi linear secara serempak 6. Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistic Haryono dan Wardoyo, 2013. Untuk membuat permodelan SEM yang lengkap perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini. 1. Pengembangan Model Teoritis Tahap pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah model penelitian dengan mencari dukungan teori yang kuat melalui serangkaian eksploitasi ilmiah melalui telaah pustaka guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. Tanpa dasar teori yang kuat, SEM tidak dapat digunakan. SEM digunakan untuk menguji kausalitas yang ada teorinya dan bukan untuk membentuk teori kausalitas. Pengembangan sebuah teori yang berjustifikasi ilmiah merupakan syarat utama menggunakan permodelan SEM Ghozali, 2008. Universitas Sumatera Utara 2. Pengembangan Diagram Jalur Path Diagram Langkah berikutnya model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama akan digambarkan dalam sebuah diagram jalur, yang akan mempermudah untuk melibat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji Ghozali, 2008. Diagram jalur hubungan antar konstruk akan dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan sebuah hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Konstruk yang dibangun dalam diagram alur dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: a. Konstruk Eksogen Exogenous Constructs, yang dikenal juga dengan diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah. b. Konstruk Endogen Endogen Contructs, yang merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk Endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tapi konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. 3. Konversi Diagram Jalur Kedalam Persamaan Setelah model penelitian yang dikembangkan dan digambar pada diagram jalur, langkah berikutnya adalah mengkonversi spesifikasi model kedalam rangkaian persamaan yang dibangun terdiri dari Ghozali, 2006. Persamaan-persamaan struktural Structural Equations ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk, persamaan struktural penelitian terlihat pada gambar 3.2 : Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Diagram Jalur Persamaan structural yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk adalah : V endogen = V eksogen + V endogen + error 3.11 Sehingga persamaaan yang dibentuk adalah : 1. η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3 + γ4ξ4 + ζ1 3.12 2. η2 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3 + γ4ξ4 + ζ2 3.13 3. η2 = β5 η1 + ζ3 3.14 4. η2 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3 + γ4ξ4 + β5 η1+ ζ4 3.15 atau Rasio Likuiditas Rasio Aktiva Produktif Perubahan Laba Y1 e10 NPL LDR Rasio Rentabilitas Dividen Payout Ratio Y2 BOPO ROA NIM EAQ e11 Rasio Solvabilitas CR CAR DER e1 e4 e5 e6 e7 e8 e9 e2 e3 Universitas Sumatera Utara Perubahan laba = γ1Rasio Likuiditas + γ2Rasio Aktiva Produktif + 3.16 γ3Rasio Rentabilitas + γ4Rasio Solvabilitas + ζ1 DPR = γ1Rasio Likuiditas + γ2Rasio Aktiva Produktif + 3.17 γ3Rasio Rentabilitas + γ4Rasio Solvabilitas + ζ2 DPR = β5Perubahan Laba + ζ3 3.18 DPR = γ1Rasio Likuiditas + γ2Rasio Aktiva Produktif + 3.19 γ3Rasio Rentabilitas + γ4Rasio Solvabilitas + β5Perubahan Laba + ζ4

3.7.3 Pengujian Asumsi Model SEM