Hasil Analisis Uji Kelayakan Model Penelitian

bank umum periode 2009-2013 dalam memberikan dividen pada pemegang saham adalah relatif baik.

4.1.4. Hasil Analisis Statistik Structural Equation Modeling

4.1.4.1. Hasil Analisis Uji Kelayakan Model Penelitian

Uji kelayakan model keseluruhan dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan dalam penelitian secara keseluruhan memenuhi goodnes of fit. Hasil pengujian analisis kelayakan model secara menyeluruh dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini : Sumber: Hasil Output AMOS Gambar 4.3 Analisis Struktural Equation Modeling SEM I Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa model yang digunakan belum memenuhi kriteria goodness of fit. Ringkasan uji kelayakan model analisis dapat dilihat pada table 4.9 : Tabel 4.9. Hasil Pengujian Kelayakan Model I Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model X2 Chi- Square 129.918 88.723 Baik Significant Probability ≥ 0,05 0,000 Tidak Baik RMSEA ≤ 0,08 1.111 Tidak Baik GFI ≥ 0,90 0,884 Tidak Baik AGFI ≥ 0,90 0,803 Tidak Baik CMINDF ≤ 2,00 2,275 Tidak Baik IFI ≥ 0,90 0,611 Tidak Baik Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Berdasarkan hasil analisis uji kelayakan model penelitian yang menunjukan bahwa model penelititan belum memenuhi kriteria goodnes of fit, maka perlu dilakukan modifikasi model. Menurut Ghozali 2008, modifikasi model digunakan untuk mendapatkan model yang paling sesuai dengan tujuan mengindentifikasi dan memperbaiki kesalahan spesification error dalam penelitian dan sekaligus menghasilkan suatu model baru yang memiliki kesesuaian data yang lebih baik dari model sebelumnya. Menurut Haryono dan Wardoyo 2013, jika model awal tidak memenuhi model fit maka dapat membuat model revisinya dengan menghilangkan hubungan yang tidak signifikan dalam model dan melakukan korelasi antar variabel atau antar error varian indikator. Hasil modifikasi model dapat dilihat pada Gambar 4.4 : Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Output AMOS Gambar 4.4. Analisis Struktural Equation Modeling SEM II Analisis SEM II merupakan bentuk model setelah melakukan modifikasi model. Modifikasi dilakukan agar model menjadi fit, dengan cara membuat covarian indikator yang memiliki nilai Modification Indicies M.I. yang terbesar. Penambahan covarian antar error varian indikator konstruk eksogen atau antar error varian indikator konstruk endogen dilakukan agar : 1. Memperkuat pengaruh masing – maing variabel yang diuji Pada saat variabel dihubungkan sesuai dengan model yg disepakati, namun Universitas Sumatera Utara hasil model tidak keluar, hal ini akibat adanya pengaruh variabel-variabel lain yang tidak dihubungkan dalam model, sehingga memperlemah pengaruh variabel yang telah kita hubungkan. Untuk itu perlu ditarik garis penghubung antar error varian indikator. 2. Memperkuat kedudukan variabel yang diuji dengan mengurangi kesalahan error varian indikator lain yang mengganggu. Pada saat model yg telah disepakati diolah, hasil model tidak keluar karena model belum fit. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh error varian indikator, dimana error varian indikator memperlemah ataupun memperkuat variabel yang seharusnya tidak diuji, untuk itu perlu dipertegas hubungan variabel yang diuji dengan meletakkan garis penghubung antar error varian indikator Secara teori hubungan masing - masing covarian antar error varian indikator dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut : 1. Hubungan error varian indikator LDR dengan Perubahan Laba Pada Gambar 4.4. LDR dihubungkan langsung dengan perubahan laba. LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memberikan kredit kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Rasio LDR yang semakin tinggi, menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin kecil, karena jumlah dana yang diberikan untuk membiayai kreditnya semakin banyak. Jika dana bank tidak mencukupi maka bank harus mencari pinjaman dana ke bank indonesia jika bank diukur secara konsolidasi, artinya bank tidak mampu menyediakan dana untuk kredit nya, maka untuk itu kredit yang disalurkan Universitas Sumatera Utara diharapkan berada dalam posisi lancar agar keuntungan dapat diestimasi. Jika keuntungan yang disetimasi dapat direalisasikan, maka keuntungan kredit ini dapat digunakan untuk membayar kembali hutang ke Bank Indonesia tersebut, membayar bunga dari simpanan dana masyarakat dan sisanya untuk menambah pendapatan bank. Namun jika kredit yang diberikan bermasalah, tentunya bank tidak mampu melakukan seluruh kewajibannya tersebut dan mengakibatkan menurunkannya pendapatan bank. Kredit yang diberikan tersebut umumnya berlangsung lebih dari setahun, sehingga mempengaruhi pendapatan dari tahun ke tahun. Pergeseran pendapatan bank menunjukkan perubahan laba, sehingga LDR berhubungan langsung dengan perubahan laba. 2. Hubungan error varian indikator LDR dengan DPR Pada Gambar 4.4. LDR dihubungkan langsung dengan DPR. LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memberikan kredit kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Nilai LDR yang ideal 78 - 92 menentukan nilai suatu bank karena menunjukkan likuiditas bank tersebut. Nilai LDR yang terlalu tinggi menempatkan bank untuk menambah dana yang digunakan untuk menyalurkan kredit. Dana bank yang tidak mencukupi dapat diambil dari laba perusahaan, tetapi jika laba perusahaan yang digunakan tersebut cukup besar, maka dapat menurunkan jumlah dividen ataupun bisa saja bank tersebut menahan labanya. Sehingga LDR dapat berhubungan langsung dengan DPR. Universitas Sumatera Utara 3. Hubungan error varian indikator Rasio Rentabilitas BOPO, NIM dan ROA dengan CAR Pada Gambar 4.4. menunjukkan bahwa BOPO, NIM dan ROA yang mewakili rasio rentabilitas berhubungan langsung dengan CAR. Rasio rentabilitas bank menunjukkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang diperlukan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan total aktiva atau modal yang digunakan dalam operasi bank. Sehingga semakin tinggi rasio rentabilitas maka semakin tinggi laba yang dihasilkan. Laba yang tinggi dapat menaikkan permodalan bank, karena laba merupakan salah satu komponen dalam modal inti yang menyusun struktur permodalan bank. Hal ini menunjukkan bahwa rasio rentabilitas berhubungan langsung dengan CAR 4. Hubungan error varian indikator NIM dengan DER NIM adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit. Sedangkan DER adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari dana bank sendiri. Pada Gambar 4.4. Rasio NIM dan DER saling berhubungan karena dana bank untuk mengukur rasio DER yang berasal dari bank itu sendiri sebagian besar diperoleh dari pendapatan bunga bank, namun pendapatan bunga bank dapat menurun jika kredit yang dihasilkan banyak yang Universitas Sumatera Utara bermasalah. Karena pendapatan tersebut sebagian akan di gunakan untuk pencadangan dana bank yang ditujukan untuk menanggulangi kredit bermasalah. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecil nya rasio NIM akan berhubungan langsung dengan DER. 5. Hubungan error varian indikator EAQ dengan ROA EAQ adalah rasio yang mengukur tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva produktif berdasarkan kriteria dari kredit yang disalurkan. Sedangkan ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Pada Gambar 4.4. Rasio EAQ dan ROA saling berhubungan, karena peningkatan ROA berasal dari aktiva yang ada pada bank, dimana aktiva tersebut sebagian besar ditanamkan dalam bentuk kredit yang disebut dengan aktiva produktif. Sehingga jika kredit tersebut bermasalah akan mempengaruhi rasio EAQ yang berakibat pada laba yang dihasilkan pada ROA. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecil nya rasio EAQ akan berhubungan langsung dengan ROA. Ringkasan uji kelayakan model analisis setelah dilakukan modifikasi model dapat di lihat pada Tabel 4.10: Tabel 4.10.Hasil Pengujian Kelayakan Model II Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model X2 Chi- Square 129.918 50.770 Baik Significant Probability ≥ 0,05 0.019 Marginal RMSEA ≤ 0,08 0.075 Baik GFI ≥ 0,90 0.927 Baik AGFI ≥ 0,90 0.850 Marginal CMINDF ≤ 2,00 1.587 Baik IFI ≥ 0,90 0.861 Marginal Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.10 hasil penelitian menunjukkan dalam pengujian full model bahwa model sebagian besar telah memenuhi kriteria fit atau baik sehingga model dapat dikatakan layak. Menurut Haryono dan Wardoyo 2013, model dikatakan layak jika paling tidak salah satu dari metode uji kelayakan model terpenuhi. Dalam suatu penelitian empiris, peneliti tidak dituntut untuk memenuhi semua kriteria goodness of fit, akan tetapi tergantung dari judgment masing-masing peneliti. Pada Tabel 4.10. menunjukkan bahwa : 1. Chi–square pada full model memperoleh nilai 50.770 dibawah cuf off value sebesar 129,918 sehingga berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi dalam hal ini rasio keuangan, perubahan laba dan DPR pada tahun 2009-2013 telah cocok dengan matrik kovarian model. 2. RMSEA pada full model memperoleh nilai 0,075 berada dibawah Cuf off values 0,08 sehingga berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan statistic chi-square telah menerima model dengan jumlah sampel yang ada. 3. GFI pada full model memperoleh nilai 0,927 berada diatas Cuf off values 0,90 sehingga berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa model yang telah ditetapkan sesuai dengan hipotesis yang ada telah memenuhi ukuran kecocokan absolut. 4. AGFI pada full model memperoleh nilai 0,850 dibawah Cuf off values 0,90 sehingga berada dalam kategori marginal. Hal ini menunjukkan bahwa perluasan GFI yang disesuaikan dengan degree of freedom dari baseline Universitas Sumatera Utara model dengan degree of freedom model yang di estimasi telah berada dalam marginal fit. 5. CMINDF pada full model memperoleh nilai 1.587 dibawah Cuf off values

2.00 sehingga berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa

matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi dengan model yang ditetapkan telah fit dengan degree of freedom derajat kebebasan. 6. IFI pada full model memperoleh nilai 0.861 dibawah Cuf off values 0.90 sehingga berada dalam kategori marginal. Hal ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan dengan model dasar berada dalam kategori marginal fit . Kriteria observed indikator dari setiap masing-masing variabel adalah valid sehingga di observed indikator. Hasil penelitian untuk kriteria observed indikator dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11. Hasil Regression Weights Analisis Struktural Equation Modeling Estimate S.E. C.R. P Keterangan PL 3.061 .091 33.465 Valid DPR 2.062 .262 7.876 Valid CAR 2.664 .047 56.638 Valid DER 2.075 .042 49.804 Valid BOPO 4.381 .051 86.603 Valid NIM 1.685 .050 33.653 Valid ROA .478 .031 15.279 Valid NPL .808 .037 22.007 Valid EAQ 4.343 .049 88.370 Valid CR 1.435 .087 16.481 Valid LDR 4.294 .037 115.602 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Berdasarkan pada Gambar 4.4 dan Tabel 4.11. bahwa indikator pembentuk variabel laten menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR diatas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loadingfactor yang Universitas Sumatera Utara lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pembentuk variabel laten secara signifikan merupakan indikator dari faktor-faktor laten yang dibentuk. Dengan demikian, model yang dipakai dalam penelitian ini dapat diterima. Pada Tabel 4.11. dapat dijelaskan secara singkat pengaruh masing- masing indikator pembentuk konstruk eksogen :

1. Rasio Likuiditas

Gambar 4.5. Konstruk Rasio Likuiditas Pada Gambar 4.5. dapat dilihat Rasio Likuiditas yang dibentuk berdasarkan dua dimensi konstruk yaitu CR dan LDR. Pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai Critical Ratio untuk CR sebesar 16.481 dan nilai Critical Ratio untuk LDR sebesar 115.602 keduanya berada diatas 1.96 dan P lebih kecil dari pada 0,05, sehingga CR dan LDR secara signifikan merupakan indikator pembentuk rasio likuiditas. Hal ini menunjukkan bahwa CR dan LDR mampu mewakili rasio likuiditas. Indikator yang lebih mendominasi untuk rasio likuiditas adalah LDR karena memiliki nilai Critical Ratio lebih besar dari CR yaitu sebesar 115.602.

2. Rasio Aktiva Produktif

Gambar 4.6. Konstruk Rasio Aktiva Produktif Rasio CR LDR e1 e2 Rasio Aktiva EAQ e4 e3 NPL Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.6. dapat dilihat Rasio Aktiva Produktif dibentuk berdasarkan dua dimensi konstruk yaitu NPL dan EAQ. Pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai Critical Ratio untuk NPL sebesar 22.007 dan nilai Critical Ratio untuk EAQ sebesar 88.370 keduanya berada diatas 1.96 dan P lebih kecil dari pada 0,05, sehingga NPL dan EAQ secara signifikan merupakan indikator pembentuk Rasio Aktiva Produktif. Hal ini menunjukkan bahwa NPL dan EAQ mampu mewakili Rasio Aktiva Produktif. Indikator yang lebih mendominasi untuk rasio aktiva produktif adalah EAQ karena memiliki nilai Critical Ratiolebih besar dari NPL yaitu sebesar 88.370.

3. Rasio Rentabilitas

Gambar 4.7. Konstruk Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas dibentuk berdasarkan 3 dimensi konstruk yaitu BOPO, NIM dan ROA. Pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai Critical Ratiountuk BOPO sebesar 86.603, nilai Critical Ratio untuk NIM sebesar 33.653 dan nilai Critical Ratio untuk ROA sebesar 15.279, ketiganya berada diatas 1.96 dan P lebih kecil dari pada 0,05, sehingga BOPO, NIM dan ROA secara signifikan merupakan indikator pembentuk Rasio Rentabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa BOPO, NIM dan ROA mampu mewakili rasio rentabilitas. Indikator yang lebih mendominasi untuk rasio rentabilitas Rasio Rentabilitas NIM e6 e5 BOPO ROA e7 Universitas Sumatera Utara adalah BOPO karena memiliki nilai Critical Ratio lebih besar dari NIM dan ROA yaitu sebesar 86.603.

4. Rasio Solvabilitas

Gambar 4.8. Konstruk Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas dibentuk berdasarkan dua dimensi konstruk yaitu CAR dan DER. Pada Tabel 4.11 Menunjukkan bahwa nilai Critical Ratio CAR sebesar 56.638 dan nilai Critical Ratio untuk DER sebesar 49.804, keduanya berada diatas 1.96 dan P lebih kecil dari pada 0,05, sehingga CAR dan DER secara signifikan merupakan indikator pembentuk Rasio Solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa CAR dan DER mampu mewakili rasio solvabilitas. Indikator yang lebih mendominasi untuk rasio rentabilitas adalah CAR karena memiliki nilai Critical Ratiolebih besar dari DER yaitu sebesar 56.638.

4.1.4.2. Analisis Regression Weight

Analisis Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh antar variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini. Pada Tabel 4.12.menunjukkan hasil Analisis Regression Weight pada SEM : Rasio Solvabilitas DER e9 e8 CAR Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.12. Analisis Regression Weight Variabel Regresi Estimate S.E. C.R. P Label PL --- RasioLikuiditas -.018 .103 -.175 .861 par_3 PL --- RasioAktivaProduktif .072 .240 .301 .763 par_4 PL --- RasioRentabilitas -.948 .693 -1.368 .171 par_5 PL --- RasioSolvabilitas 1.319 .643 2.052 .040 par_6 LDR --- RasioLikuiditas .022 .042 .532 .595 par_1 NIM --- RasioRentabilitas -.559 .337 -1.658 .097 par_2 DPR --- RasioLikuiditas -.056 .065 -.856 .392 par_7 DPR --- RasioRentabilitas -.980 .535 -1.831 .067 par_8 DPR --- RasioSolvabilitas 1.023 .497 2.057 .040 par_9 DPR --- PL .182 .091 2.010 .044 par_10 DPR --- RasioAktivaProduktif .493 .156 3.164 .002 par_11 EAQ --- RasioAktivaProduktif .042 .139 .299 .765 par_12 ROA --- RasioRentabilitas -3.988 1.841 -2.167 .030 par_13 DER --- RasioSolvabilitas .680 .243 2.800 .005 par_14 CR --- RasioLikuiditas 1.000 .103 -.175 .861 NPL --- RasioAktivaProduktif 1.000 .240 .301 .763 BOPO --- RasioRentabilitas 1.000 .693 -1.368 .171 CAR --- RasioSolvabilitas 1.000 .643 2.052 .040 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Tabel. 4.13. Standardiszed Regression Weight Variabel Regresi Estimate PL --- RasioLikuiditas -.017 PL --- RasioAktivaProduktif .028 PL --- RasioRentabilitas -.116 PL --- RasioSolvabilitas .412 LDR --- RasioLikuiditas .053 NIM --- RasioRentabilitas -.126 DPR --- RasioLikuiditas -.073 DPR --- RasioRentabilitas -.163 DPR --- RasioSolvabilitas .433 DPR --- PL .247 DPR --- RasioAktivaProduktif .259 EAQ --- RasioAktivaProduktif .030 ROA --- RasioRentabilitas -1.400 DER --- RasioSolvabilitas .479 CR --- RasioLikuiditas .997 NPL --- RasioAktivaProduktif .982 BOPO --- RasioRentabilitas .223 CAR --- RasioSolvabilitas .606 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Secara rinci hasil pengujian hipotesis studi ini dibahas secara bertahap sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 4.1.4.2.1. Hipotesis 1 : Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum yang terdaftar di BEIdapat dilihat pada Tabel 4.14: Tabel 4.14. Hasil Pengujian Hipotesis 1 Estimate S.E. C.R. P Keterangan PL --- RasioLikuiditas -.018 .103 -.175 .861 Tidak Signifikan PL --- RasioAktivaProduktif .072 .240 .301 .763 Tidak Signifikan PL --- RasioRentabilitas -.948 .693 -1.368 .171 Tidak Signifikan PL --- RasioSolvabilitas 1.319 .643 2.052 .040 Signifikan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Tabel 4.15. Standardized Hasil Pengujian Hipotesis 1 Estimate PL --- RasioLikuiditas -.017 PL --- RasioAktivaProduktif .028 PL --- RasioRentabilitas -.116 PL --- RasioSolvabilitas .412 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 4.14. menunjukkan bahwa persamaan model SEM yang terbentuk adalah : η1= -0.017γ1 + 0.028 γ2 - 0.116γ3 + 0.412γ4 + ζ1 4.20 Pada Tabel 4.14 dan Tabel 4.15. Hasil pengujian hipotesis 1 dengan interprestasi masing-masing koefisien jalur atau arah hubungan kausal, hasil pengujian hipotesis yang di peroleh sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba dengan arah hubungan negatif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0.017 dengan nilai C.R. sebesar -0.175 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,861 yang lebih besar dari Universitas Sumatera Utara taraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel Rasio Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia. 2. Rasio Aktiva Produktif tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba dengan arah hubungan positif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.028 dengan nilaiC.R. sebesar 0.301 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,763 yang lebih besar dari taraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel Rasio Aktiva Produktif tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia. 3. Rasio rentabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba dengan arah hubungan negatif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0.116 dengan nilai C.R. sebesar -1.368 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,171 yang lebih besar dari taraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel rasio rentabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia. 4. Rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba dengan arah hubungan positif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.412 dengan nilai C.R. sebesar 2.052 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,040 yang lebih kecil dari taraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Sumatera Utara menunjukkan variabel rasio solvabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia. 4.1.4.2.2 Hipotesis 2: Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap DPR pada Bank Umum Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap DPR pada Bank Umum yang terdaftar di BEI dapat dilihat pada Tabel 4.16: Tabel 4.16. Hasil Pengujian Hipotesis 2 Estimate S.E. C.R. P Keterangan DPR --- RasioLikuiditas -.056 .065 -.856 .392 Tidak Signifikan DPR --- RasioAktivaProduktif .493 .156 3.164 .002 Signifikan DPR --- RasioRentabilitas -.980 .535 -1.831 .067 Tidak Signifikan DPR --- RasioSolvabilitas 1.023 .497 2.057 .040 Signifikan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Tabel 4.17. Standardized Hasil Pengujian Hipotesis 2 Estimate DPR --- RasioLikuiditas -.073 DPR --- RasioAktivaProduktif .259 DPR --- RasioRentabilitas -.163 DPR --- RasioSolvabilitas .433 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 4.16. menunjukkan bahwa persamaan model SEM yang terbentuk adalah : η2 = -0.073γ1 + 0.259γ2 -0.163γ3 +0.433γ4 + ζ2 4.21 Pada Tabel 4.16 dan Tabel 4.17 hasil pengujian hipotesis 2 dengan interprestasi masing-masing koefisien jalur atau arah hubungan kausal, hasil pengujian hipotesis yang di peroleh sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Rasio Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dengan arah hubungan negatif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar -0.073 dengan nilai C.R. sebesar -0.856 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0.392 yang lebih besar dari taraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel Rasio Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada Bank Umum pada Bursa Efek Indonesia. 2. Rasio Aktiva Produktif berpengaruhsignifikan terhadap Dividen Payout Ratio dengan arah hubungan positif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.259 dengan nilai C.R. sebesar 3.164 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,002 yang lebih kecul daritaraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel Rasio Aktiva Produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia. 3. Rasio rentabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dengan arah hubungan negatif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0.163 dengan nilai C.R. sebesar -1.831 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,067 yang lebih besar daritaraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel rasio rentabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 4. Rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout RatioY dengan arah hubungan positif. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.433 dengan nilai C.R. sebesar 2.057 dan diperoleh probabilitas signifikansi p sebesar 0,040 yang lebih kecil daritaraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel rasio solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia.

4.1.4.2.3. Hipotesis 3: Pengaruh Perubahan Laba terhadap DPR pada Bank

Umum Pada Tabel 4.18. Hasil pengujian hipotesis 3 dengan interprestasi masing- masing koefisien jalur atau arah hubungan kausal, hasil pengujian hipotesis yang di peroleh sebagai berikut: Tabel 4.18. Hasil Pengujian Hipotesis 3 Estimate S.E. C.R. P Keterangan DPR --- PL .182 .091 2.010 .044 Signifikan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Tabel 4.19. Standardized Hasil Pengujian Hipotesis 3 Estimate DPR --- PL .247 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa persamaan model SEM yang terbentuk adalah : η2 = 0.247β5 + ζ3 4.22 Pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 hasil pengujian hipotesis 3 dengan interprestasi masing-masing koefisien jalur atau arah hubungan kausal, hasil pengujian hipotesis yang di peroleh adalah Perubahan Laba berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dengan arah hubungan positif. Hal ini Universitas Sumatera Utara terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.247 dengan nilai C.R. sebesar 2.010 dan diperoleh probabilitassignifikansi p sebesar 0,044 yang lebih kecil daritaraf signifikansi α yang ditentukan sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel Perubahan Laba berpengaruh possitif signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

4.1.4.2.4. Hipotesis 4: Pengaruh Rasio Lukiditas, Rasio Aktiva Produktif,

Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap DPR yang dimediasi oleh Perubahan Laba. Pada hipotesis 4 ini, akan diuji apakah perubahan laba menjadi mediasi rasio likuiditas, rasio aktiva produktif, rasio rentabilitas dan rasio solvabilitas dalam mempengaruhi DPR. Dalam hal ini perubahan laba disebut juga dengan variabel intervening. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening merupakan variabel penyelaantara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Pada Tabel 4.20 Hasil pengujian hipotesis 4 dengan interprestasi masing- masing koefisien jalur atau arah hubungan kausal, hasil pengujian hipotesis yang di peroleh sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20. Hasil Pengujian Hipotesis 4 Estimate S.E. C.R. P Keterangan DPR -- RasioLikuiditas -.056 .065 -.856 .392 Tidak Signifikan DPR -- RasioAktivaProduktif .493 .156 3.164 .002 Signifikan DPR -- RasioRentabilitas -.980 .535 -1.831 .067 Tidak Signifikan DPR -- RasioSolvabilitas 1.023 .497 2.057 .040 Signifikan DPR -- Perubahan Laba .182 .091 2.010 .044 Signifikan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Tabel 4.21. Standardizeed Hasil Pengujian Hipotesis 4 Estimate DPR --- RasioLikuiditas -.073 DPR --- RasioAktivaProduktif .259 DPR --- RasioRentabilitas -.163 DPR --- RasioSolvabilitas .433 DPR --- Perubahan Laba .247 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 4.20 menunjukkan bahwa persamaan model SEM yang terbentuk adalah : η2 = -0.073γ1 + 0.259γ2 -0.163γ3 +0.433γ4 +0.247β5 + ζ4 4.23 Untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung Rasio Likuiditas, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas yang dimediasi Perubahan Laba dalam mempengaruhi Dividen Payout Ratio dapat dilihat pada Tabel 4.22, Tabel 4.23 dan Tabel 4.24 dibawah ini : Tabel 4.22. Standardized Direct Effects RasioSolvabilitas RasioRentabilitas RasioLikuiditas RasioAktivaProduktif PL PL .412 .028 -.116 -.017 .000 DPR .433 .259 -.163 -.073 .247 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Tabel 4.23. Standardized Indirect Effects RasioSolvabilitas RasioRentabilitas RasioLikuiditas RasioAktivaProduktif PL PL .000 .000 .000 .000 .000 DPR .102 .007 -.029 -.004 .000 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Universitas Sumatera Utara Tabel 4.24. Standardized Total Effects RasioSolvabilitas RasioRentabilitas RasioLikuiditas RasioAktivaProduktif PL PL .412 .028 -.116 -.017 .000 DPR .535 .266 -.192 -.077 .247 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dapat dilihat dari Tabel 4.22, 4.23 dan Tabel 4.24, dapat diperoleh hasil pengujian hipotesis 4 sebagai berikut : 1. Rasio Solvabilitas mempunyai pengaruh langsung yang paling besar dibandingkan dengan rasio lainnya terhadap Perubahan laba sebesar 0.412 2. Rasio Solvabilitas mempunyai pengaruh langsung yang paling besar dibandingkan dengan rasio lainnya terhadap DPR sebesar 0.433 3. Rasio Solvabilitas mempunyai pengaruh tidak langsung yang paling besar dibandingkan dengan rasio lainnya terhadap DPR sebesar 0.102 4. Rasio Solvabilitas memiliki pengaruh total paling besar dibandingkan dengan rasio lainnya terhadap Perubahan Laba sebesar 0.412 5. Rasio Solvabilitas memiliki pengaruh total paling besar dibandingkan dengan rasio lainnya terhadap DPR sebesar 0.535 6. Perubahan Laba bukan merupakan Variabel Intervening pada pengaruh Rasio Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas terhadap DPR dengan Direct 0.433 dan 0.259 Indirect 0.102 dan 0.007 7. Perubahan laba menjadi Variabel Intervening pada pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Aktiva Produktif terhadap DPR dengan Indirect -0.029 dan -0.004 Direct -0.163 dan -0.073 8. Kesimpulan yang didapatkan adalah Perubahan Laba bukan merupakan variable intervening seutuhnya pada penelitian ini Universitas Sumatera Utara

4.2. Pembahasan

Berikut ini akan dibahas pengaruh masing-masing Rasio Likuiditas, Rasio Aktiva Produktif, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Perubahan Laba dan Dividen Payout Ratio yang disesuaikan dengan hasil uji penelitian.

4.2.1. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Perubahan Laba