Pengaruh Rasio Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba

membayar hutang jangka pendek, yang terlihat dari laporan keuangannya, namun laba bank setiap tahunnya tidak selalu tumbuh. Bank umum pada periode 2009- 2013 memiliki rasio likuidititas yang meningkat dan menghasilkan laba setiap tahunnya, namun perubahan laba cenderung tetap, naik dan turun tidak mengikuti peningkatan rasio likuiditas. Tingkat rasio likuiditas pada bank umum pada periode 2009 -2013 tidak mempengaruhi perubahan laba dapat disebabkan oleh faktor lain diluar rasio likuiditas. Peningkatan rasio likuiditas tanpa diikuti penurunan rasio NPL menyebabkan perolehan laba menurun. Nilai rasio NPL yang rendah menunjukkan tingkat likuiditas yang baik, demikian sebaliknya. Selain itu faktor lain seperti adanya dana pihak ketiga yang besar namun tidak diimbangi dengan penyaluran kredit, memungkinkan perolehan laba berkurang. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa perubahan laba tidak dipengaruhi oleh likuiditas perusahaan.

4.2.2. Pengaruh Rasio Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba

Variabel rasio aktiva produktif diukur berdasarkan 2 dimensi konstruk yaitu: NPL dan EAQ. Berdasarkan hasil analisis weight regression, rasio aktiva produktif secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, nilai probabilitas adalah 0.763 berada diatas α = 0.05. Dapat disimpulkan bahwa rasio aktiva produktif tidak mempengaruhi perubahan laba. Indikator pertama Rasio Aktiva Produktif yaitu NPL. Dalam hal ini hasil uji menunjukkan bank umum pada periode 2009-2013 memiliki NPL yang tidak mempengaruhi perubahan laba. Hal ini menjelaskan bahwa walaupun NPL naik karena kewajiban bunga dari debitur sebagian belum terbayar, perubahan laba tetap dapat meningkat, jika total kredit yang diberikan juga naik, sehingga Universitas Sumatera Utara pendapatan bunga pinjaman yang belum terbayar, dapat tertutupi oleh kenaikan bunga pinjaman akibat realisasi pinjaman baru. Selain itu adanya trend kenaikan suku bunga kredit yang tidak diimbangi kenaikan suku bunga pinjaman yang tidak proporsional, menyebabkan pendapatan bunga pinjaman meningkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya bunga simpanan. Selain itu peningkatan pendapatan diluar bunga atau fee base income yang mampu menutup penurunan pendapatan bunga karena NPL. Adanya pendapatan dari angsuran pinjaman yang telah hapus buku atau NPL lama, maupun adanya pendapatan dari pencadangan penghapusan aktiva produktif PPAP dari NPL yang membaik kembali kualitasnya. Trend NPL yang berbeda setiap tahunnya pada bank umum periode 2009- 2013 juga dapat menyebabkan perbedaan pendapatan bank, sehingga perubahan laba belum tentu meningkat walaupun NPL turun. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Nuraini 2013 yang meneliti pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan KAP terhadap perubahan laba studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009–2011, hasil nya menyatakan bahwa CAR, NIM, BOPO, KAP berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sementara LDR dan NPL tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Indikator kedua Rasio Aktiva Produktif yaitu EAQ. Dalam hal ini hasil uji menunjukkan EAQ tidak mempengaruhi perubahan laba. Hal ini sejalan dengan penjelasan NPL diatas, dimana menunjukkan bahwa penempatan aktiva yang sebagian besar dalam bentuk kredit menghasilkan resiko yang tinggi tidak mempengaruhi perubahan laba. Karena perubahan laba setiap tahunnya dapat dapat diraih dari sumber yang lain seperti fee base income dan peningkatan bunga Universitas Sumatera Utara dari pemberian kredit yang didapatkan dengan kategori lancar.

4.2.3. Pengaruh Rasio Rentabilitas Terhadap Perubahan Laba