87
4.1.2 Analisis Permasalahan dan Treatment
4.1.2.1 Klien I
Dalam pengidentifkasian klien pertama akan dijelaskan mengenai identitas klien dan masalah klien, data kasus, analisis dan diagnosis permasalahan klien
kemudian setelah itu praktikan memberikan prognosis atau rencana bantuan yang akan diberikan kepada klien. Setelah praktikan memberikan prognosis kemudian
dilakukan pemberian treatment pada klien yang akan dilakukan selama beberapa kali pertemuan dalam konseling.
4.1.2.1.1 Identifikasi Kasus 1 Identitas Klien
Nama :
MD
Tempat tgl lahir : Rembang 24 Agustus 1995
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat :
Rembang Agama
: Islam
Hobi :
Sepak Bola
Anak ke : 2 dari 4 bersaudara
Nama ayahpekerjaan : TIPetani
Nama ibupekerjaan : MHPetani
2 Sipnosis Kasus
Pada pertemuan ini hubungan klien dan konselor sudah terjalin dengan baik. Hasil wawancara dari berbagai pihak diperoleh bahwa klien termasuk
anak yang pendiam dan cenderung menutup diri. Klien jarang sekali mengawali untuk berkomunikasi, lebih sering diajak bicara temannya terlebih
88
dahulu saat berkomunikasi. Prestasi klien di sekolah sedang-sedang saja tetapi
nilainya tuntas semua. Klien termasuk anak yang dapat mematuhi peraturan yang ada di panti asuhan.
Klien tinggal di panti asuhan sejak SMP. Klien tinggal di panti asuhan ini atas rekomendasi oleh orangtuanya, sedangkan keinginan klien adalah
tinggal di pondok pesantren daerah kudus. Klien mengaku bahwa klien merasa kurang percaya diri dalam hal berkomunikasi dengan teman lawan jenis dan
grogi jika berhadapan dengan orang yang baru dikenal, hal ini dikarenakan klien memiliki sifat tertutup dan jarang untuk mengawali komunikasi sehingga
klien lebih bersikap pendiam jika berhadapan dan berkomunikasi dengan teman lawan jenis ataupun dengan orang baru. Bahkan klienpun jarang
mengawali komunikasi dengan teman laki-lakinya. Klien kurang bisa terbuka dengan orang lain apalagi orang yang baru dikenalnya seperti halnya apabila
klien mempunyai masalah, klien akan simpan sendiri karena klien takut kalau cerita dengan temannya nanti akan diceritakan ke teman lain. Klien mudah
tersinggung terhadap perkataan orang lain bahkan apabila diberi nasehat klien sangat mudah tersinggung. Saat klien diberi nasehat memang seperti
memperhatikan dan mendengarkan nasehat tersebut, namun keesokan harinya klien menjadi lebih pendiam bahkan menghindari situasi tatap muka dengan
pemberi nasehat.
3 Jenis, Nama dan Tingkat Kasus
Jenis : Masalah pribadi
Nama kasus : Kepercayaan diri rendah kelayan panti asuhan
89
Tingkat kasus : Sedang, karena klien menyadari permasalahannya tapi
klien masih memerlukan bantuan orang lain.
4.1.2.1.2 Data Kasus