112
lebih percaya diri, maka peneliti bekerjasama dengan pembina panti untuk penilaian jagka menengah dan jangka panjangnya.
4.1.2.1.8 Evaluasi Proses Kegiatan Konseling Klien 1
a. Sebelum konseling
Klien memiliki rasa percaya diri rendah jika berhadapan dan berkomunikasi dengan lawan jenis hal ini dikarenakan sifat pendiam dan
tertutupnya dan memang klien jarang mengawali diri untuk berkomunikasi. Lebih banyak temannyalah yang aktif berkomunikasi dengannya. Klien
juga mudah tersinggung terhadap perkataan orang lain bahkan untuk sebuah nasehat. Apabila diberi nasehat, keesokan harinya klien berusaha
untuk menghindari pertemuan dengan orang yang sudah memberinya nasehat.
b. Dinamika Psikis Klien
• Understanding Memahami bahwa sifat pendiam, tertutup dan mudah tersinggung
terhadap perkataan orang lain dan jika diberi nasehat membuat dirinya tidak percaya diri saat berkomunikasi dengan orang lain terlebih
dengan lawan jenis. Hal ini dapat merugikan dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.
• Comfort Klien menjadi lebih termotivasi untuk pandai melakukan penyesuaian
dan pendekatan kepada orang lain agar tidak canggung berkomunikasi khususnya dengan lawan jenis.
113
• Action Klien berusaha untuk pandai melakukan penyesuaian diri dan
pendekatan kepada orang lain dan dapat berpikir kritis dan objektif terhadap diri dan lingkungannya.
c. Sesudah konseling
Klien menjadi aktif berkomunikasi dengan orang lain dan tidak gugup ataupun grogi lagi jika berkomunikasi dengan lawan jenis. Klien juga
sudah mulai dapat menerima nasehat dan tidak menghidari pemberi nasehat.
Hasil evaluasi konseling dapat dilihat melalui tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Konseling Klien I Aspek Sebelum
konseling Setelah
konseling
Pemahaman Sebelum konseling klien
menyadari bahwa kepercayaan diri rendahnya dapat
menghambat dalam interaksinya. Namun belum dapat mengatasi
permasalahannya tersebut. Klien dapat memilih
alternatif bantuan untuk mencoba mengatasi
permasalahannya tersebut.
Tindakan tingkah laku
1
Gugup jika berhadapan dan berkomunikasi dengan lawan
jenis bahkan dengan teman laki- lakipun jarang mengawali
komunikasi dan tidak aktif berkomunikasi.
2
Menghindari orang yang membuatnya tersinggung,
bahkan klien menghindari situasi komunikasi dengan orang
yang telah memberi nasehat padanya.
3
Suka menyendiri dan cenderung pendiam. Hal ini sudah terlihat
sejak klien berada di panti asuhan. Bahkan klien tidak
pernah terbuka jika memiliki masalah.
1 Klien lebih terbuka dengan teman
sebayanya dan terlihat lebih sering berinteraksi
dengan temannya di panti, tidak suka
menyendiri lagi.
2 Klien lebih aktif untuk
mengawali komunikasi dengan teman
sebayanya, walaupun dengan lawan jenis
masih terlihat gugup.
3 Klien dapat menerima
nasehat yang diberikan, tidak menghindari
situasi komunikasi dengan pemberi nasehat
114
Perasaan Mudah gugup jika berhadapan
dengan lawan jenis, cenderung tersinggung terhadap perkataan
orang lain termasuk terhadap nasehat.
Klien merasa senang dan puas mengikuti konseling
karena permasalahan yang berhubungan dengan
kepercayaan diri rendah klien dapat teratasi.
4.1.2.1.9 Hambatan dan Kemudahan dalam Proses Konseling