Evaluasi Proses Kegiatan Konseling Klien 2

139 komunikasi dengan lawan jenis dan mampu mengontrol pikiran negatifnya bahwa dirinya akan mengalami kesulitan pada situasi yang baru akibat keadaan dirinya Peneliti dan klien mengadakan kesepakatan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut dengan layanan lainnya. Hal ini disebabkan karena klien sudah berubah lebih percaya diri baik di lingkungan panti maupun di lingkungan sekolah. Untuk mengetahui perkembangan klien agar klien tetap menjaga komitmennya untuk lebih percaya diri, maka peneliti bekerjasama dengan pembina panti untuk penilaian jagka menengah dan jangka panjangnya.

4.1.2.2.8 Evaluasi Proses Kegiatan Konseling Klien 2

a. Sebelum konseling Klien merasa bahwa kepercayaan diri rendahnya dapat menghambat pergaulannya dengan teman sebaya khususnya jika berkomunikasi dengan lawan jenis dan membuat dirinya terhambat jika berinteraksi dengan lingkungan baru. b. Dinamika psikis klien • Understanding Memahami bahwa sikap kepercayaan diri rendahnya itu kurang tepat dan ingin mengatasinya karena berdampak dengan pergaulannya dan interaksinya dengan orang lain dan lingkungan. • Comfort Klien merasa senang dapat mengatasi percaya diri rendahnya dan menjadi nyaman untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan. 140 • Action Klien dapat berperilaku secara positif terhadap diri dan lingkungannya, lebih terbuka dalam bergaul dan tidak takut lagi terhadap sesuatu yang baru karena sudah mampu berpikir secara positif terhadap diri dan lingkungannya. c. Sesudah konseling Klien lebih percaya diri untuk berkomunikasi dengan lawan jenis dan mudah bergaul dengan teman sebayanya. Sudah mampu berpikir positif terhadap keadaan dirinya dan lingkungannya sehingga nyaman dengan keadaannya dan tidak takut berinteraksi dengan lingkungan ataupun orang- orang baru. Hasil evaluasi konseling dapat dilihat melalui tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Klien 2 Aspek Sebelum konseling Setelah konseling Pemahaman Sebelum konseling klien merasakan bahwa kepercayaan diri rendahnya dapat menghambat dalam pergaulannya dengan teman sebaya tetapi klien belum mampu untuk mengambil tindakan mengatasinya. Klien dapat mengambil alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahannya. Tindakan tingkah laku 1 Tidak terbiasa untuk berkomunikasi dengan teman lawan jenis sehingga gugup disaat berbicara dengan teman lawan jenis, namun jika berbicara dengan teman laki-laki klien tidak mempunyai masalah. 2 Sering menghindar terhadap situasi tertentu. 1 Klien lebih dapat menyesuaikan diri dan menempatkan diri dalam berbagai situasi 2 Klien lebih aktif berkomunikasi dan mulai dapat mengawali komunikasi dengan lawan jenis Perasaan Merasa gugup, cemas dan takut Klien merasa senang dan 141 saat berkomunikasi dan berhadapan dengan teman lawan jenis dan menghadapi sesuatu yang baru. puas mengikuti konseling karena klien menjadi lebih percaya diri dalam pergaulan dengan teman sebayanya dan lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan. Setelah peneliti memberikan kesimpulan hasil konseling maka peneliti dan klien bersama-sama untuk mengakhiri proses konseling. Klien berkomitmen untuk melaksanakan dan mempertahankan perilaku positif yang telah dibentuknya.

4.1.2.2.9 Hambatan dan Kemudahan dalam Proses Konseling

Dokumen yang terkait

MENGATASI KURANG PERCAYA DIRI DALAM MENGHADAPI ULANGAN MELALUI KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS V DI SD N REJOSARI 01 TERSONO

1 22 187

MENGATASI MASALAH KEPERCAYAAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP

2 13 291

MENGATASI KEBIASAAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS MELALUI KONSELING PERORANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK PENGELOLAAN DIRI PADA SISWA KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN

1 15 296

Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa Broken Home Melalui Konseling Realita Di SMA Negeri 4 Kota Pekalongan

8 86 136

MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS IV MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SD NEGERI 2 GLINTANG Mengatasi kenakalan siswa kelas iv melalui layanan konseling perorangan di SD Negeri 2 Glintang Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2011 /2012.

0 0 16

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Mengentaskan Masalah Orientasi Tujuan Penguasaan Rendah Menggunakan Layanan Konseling Individu Melalui Pendekatan Konseling Realita Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun 2011/2012.

0 0 1

Upaya mengatasi rendahnya disiplin belajar dengan menggunakan pendekatan konseling realita pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang.

0 0 1

(ABSTRAK) UPAYA MENGATASI KEPERCAYAAN DIRI RENDAH KELAYAN MELALUI KONSELING PERORANGAN DENGAN PENDEKATAN REALITA (Studi Kasus Pada Tiga Kelayan Di Panti Asuhan Al-Huda Semarang).

0 0 2

PENERAPAN MODEL KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI RENDAHNYA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP LAWAN JENIS SISWA KELAS XI SMA N 1 KAYEN PATI

0 0 20