Tindak Lanjut Follow Up Hasil Konseling Secara Keseluruhan

134 Tempat : Ruang tamu PA Al-Huda Waktu : 19.10-19.45 WIB Pada pertemuan kelima diadakan evaluasi dengan menanyakan perkembangan pada klien setelah kurang lebih satu minggu melaksanakan komitmennya. Klien dipersilahkan untuk menceritakan hasil yang dirasakan selama satu minggu. Klien mencoba untuk selalu bersikap kritis dan objektif terhadap diri sendiri dan lingkungannya, hal ini membuat klien lebih berani mengawali komunikasi dengan lawan jenis. Klien mulai bisa untuk mengawali komunikasi dengan lawan jenis di berbagai situasi baik di sekolah maupun di panti asuhan. Klien juga dapat menghilangkan pikiran negatif bahwa orang- orang di lingkungan baru akan menolaknya, dan hasilnya klien menjadi lebih nyaman berada dilingkungan mana saja akibat dari pikiran positifnya. Setelah proses konseling, klien juga lebih terbuka untuk menceritakan tentang dirinya, tidak pasif dalam berkomunikasi. Evaluasi: Klien lebih mampu berpikir dan bersikap positif dalam menilai diri sendiri dan lingkungannya. Sehingga untuk berinteraksi dengan orang lain, teman sebaya dan lingkungan menjadi lebih nyamana dan tidak canggung dengan lawan jenis. Klien merasa senang karena dirinya sudah memiliki rasa percaya diri yang lebih walaupun dirinya tinggal di panti asuhan.

4.1.2.2.6 Tindak Lanjut Follow Up

Setelah peneliti dan klien mengadakan kesepakatan, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut karena klien sudah 135 melaksanakan komitmennya dengan baik dan berhasil. Hal tersebut karena klien sudah lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain, teman dan lingkungannya dan dapat menerima keadaannya secara objektif.

4.1.2.2.7 Hasil Konseling Secara Keseluruhan

Dari hasil pelaksanaan perlakuan atau treatment, maka kelayan panti asuhan yang mengalami permasalahan kepercayaan diri rendah dapat teratasi melalui konseling perorangan dengan pendekatan Realita. Ini terlihat dari perubahan atau perkembangan klien sesudah pemberian treatment. Setelah diberikan konseling, klien mengalami perubahan dan kepercayaan dirinya sudah mulai muncul meskipun belum sepenuhnya. Klien sudah mengalami perubahan karena klien benar-benar ingin memecahkan masalahnya. Klien membiasakan memberanikan diri untuk mengawali komunikasi dengan orang lain. Klien juga merubah pikiran negatifnya tentang kekhawatiran dan kecemasannya terhadap penolakan di lingkungan baru. Klien sekarang lebih terbuka dengan temannya di panti juga tidak hanya di sekolahan saja. Untuk kedepannya klien akan mempertimbangkan kegiatan sekolah yang akan diikutinya di sekolah barunya agar kegiatannya tersebut tidak menggangggunya mengikuti kegiatan di panti asuhan, karena klien sudah mulai menata dirinya agar tidak melupakan tujuan awal klien yaitu melanjutkan sekolah dan juga menuntut ilmu agama, sehingga harus seimbang antara kegiatan di sekolah dengan kegiatan di panti asuhan. Berikut perkembangan klien selama mengikuti konseling dapat dilihat dengan jelas melalui tabel di bawah ini: 136 Tabel 4.3 Perkembangan Klien 2 Selama Mengikuti Konseling No Pertemuan Evaluasi Understanding Comfort Action 1. Pertama fase 1: keterlibatan Memahami bahwa klien harus menyelesaikan masalahnya Merasa senang dan terbuka karena klien sudah merasa nyaman untuk mengungkapkan permasalahannya Akan mencari penyelesaian dari permasalahannya 2. Kedua Fase 2: Eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi Klien menyadari bahwa selama ini yang klien lakukan salah. Merasa bingung bagaimana cara agar klien bisa percaya diri. Akan memikirkan apa yang akan dilakukan untuk lebih bersikap percaya diri. 3. Ketiga Fase 3: eksplorasi arah dan tindakan Memahami bahwa klien harus bersikap lebih percaya diri. Klien merasa senang karena bebannya sudah berkurang. Akan memilih alternatif dalam memecahlan masalahnya agar lebih bisa percaya diri. 4. Keempat fase 4: evaluasi diri Memahami bahwa klien harus mencari alternatif dan menjalankan keputusannya. Merasa senang karena mengetahui apa yang harus dilakukan. Akan melaksanakan komitmen yang sudah diambil. 5. Kelima Fase 5: rencana dan tindakan Mengerti tentang rencana dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan komitmennya Merasa senang karena sudah bisa menyelesaikan masalah. Akan lebih bersikap kritis dan berpikir objektif terhadap diri dan lingkungannya sehingga dapat menghilangkan pikiran negatifnya terhadap penolakan di lingkungan baru. 137 Pada pertemuan ini berlangsung tahap konseling dan fokus pada perilaku dan waktu sekarang. Pada tahap pertama yaitu keterlibatan. Tahap ini untuk membina hubungan baik dengan klien dan juga memperoleh banyak keterangan atau informasi mengenai permasalahan klien yaitu tentang kepercayaan diri rendahnya. Kepercayaan diri rendah klien berhubungan dengan gugup saat berkomunikasi dan berhadapan dengan lawan jenis dan cemas terhadap sesuatu yang baru sehingga kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan baru. Penyebab klien mengalami kepercayaan diri rendah adalah karena tidak terbiasa untuk mengawali komunikasi dengan lawan jenis dan pikiran maupun perasaan negatifnya yang khawatir terhadap penolakan di lingkungan baru karena merasa tidak supel untuk bergaul. Tahap kedua yaitu eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi wants and needs. Hasil dari pertemuan sebelumnya adalah klien ingin mendapatkan solusi untuk mengatasi rasa percaya diri rendahnya tersebut. Pada tahap ini, konselor berusaha mengungkapkan kebutuhan dan keinginan klien beserta persepsi klien terhadap kebutuhannya. Dan klien mengalami hambatan dalam kebutuhan mencintai dan dicintai dan kesenangan. Klien dapat memahami semua kebutuhan, keinginan dan persepsinya. Klien dapat berkomitmen berusaha sebaik mungkin untuk dapat mengontrol pikiran dan perasaan negatifnya sehingga lebih mampu membaca situasi. Tahap selanjutnya adalah eksplorasi arah dan tindakan direction and doing. Tahap ini untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan klien guna mencapai kebutuhannya. Kegiatan yang dilakukan klien yang dieksplorasi berkaitan dengan masa sekarang. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan 138 bahwa tindakan yang dilakukan selama ini untuk lebih percaya diri yaitu mengikuti kegiatan OSIS di sekolah. Dengan mengikuti kegiatan OSIS, klien menjadi belajar untuk lebih aktif berkomunikasi dengan orang lain. Tahap keempat adalah evaluasi diri self evaluation, pada tahap ini klien dapat mengevaluasi bahwa tindakan yang dilakukannya masih belum optimal. Tahap terakhir adalah rencana dan tindakan planning. Klien merencanakan tindakan- tindakan yang mendukung untuk mengatasi rasa percaya diri rendahnya. Di tahap ini, klien memilih alternatif yaitu bersikap kritis dan objektif terhadap diri dan lingkungan agar lebih pandai membaca situasi dan mampu menempatkan diri. Mengingat klien sering menganggap bahwa dirinya akan kesulitan menghadapi situasi baru, takut orang-orang di lingkungan tersebut akan menolaknya dan tidak bisa menghargai keadaannya Pada pertemuan selanjutnya yaitu membahas evaluasi hasil konseling secara keseluruhan untuk mengetahui perkembangan klien. Setelah mendapatkan proses konseling, klien menjadi lebih objektif menilai tentang dirinya dan lingkungan sekitar, klien dapat mengawali komunikasi dengan lawan jenis dan tidak gugup lagi Klien dapat melaksanakan komitmennya dan membawa dampak yang baik untuk sikap percaya dirinya Dari hasil observasi selama proses konseling perorangan dengan pendekatan realita, klien sudah mengalami banyak perubahan. Awalnya klien cenderung grogi dan gugup jika berhadapan dan bekomunikasi dengan lawan jenis, cenderung cemas dan khawatir terhadap sesuatu yang baru karena takut tidak bisa berinteraksi dan menempatkan diri, Sekarang klien dapat mengawali 139 komunikasi dengan lawan jenis dan mampu mengontrol pikiran negatifnya bahwa dirinya akan mengalami kesulitan pada situasi yang baru akibat keadaan dirinya Peneliti dan klien mengadakan kesepakatan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut dengan layanan lainnya. Hal ini disebabkan karena klien sudah berubah lebih percaya diri baik di lingkungan panti maupun di lingkungan sekolah. Untuk mengetahui perkembangan klien agar klien tetap menjaga komitmennya untuk lebih percaya diri, maka peneliti bekerjasama dengan pembina panti untuk penilaian jagka menengah dan jangka panjangnya.

4.1.2.2.8 Evaluasi Proses Kegiatan Konseling Klien 2

Dokumen yang terkait

MENGATASI KURANG PERCAYA DIRI DALAM MENGHADAPI ULANGAN MELALUI KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS V DI SD N REJOSARI 01 TERSONO

1 22 187

MENGATASI MASALAH KEPERCAYAAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP

2 13 291

MENGATASI KEBIASAAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS MELALUI KONSELING PERORANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK PENGELOLAAN DIRI PADA SISWA KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN

1 15 296

Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa Broken Home Melalui Konseling Realita Di SMA Negeri 4 Kota Pekalongan

8 86 136

MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS IV MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SD NEGERI 2 GLINTANG Mengatasi kenakalan siswa kelas iv melalui layanan konseling perorangan di SD Negeri 2 Glintang Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2011 /2012.

0 0 16

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Mengentaskan Masalah Orientasi Tujuan Penguasaan Rendah Menggunakan Layanan Konseling Individu Melalui Pendekatan Konseling Realita Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun 2011/2012.

0 0 1

Upaya mengatasi rendahnya disiplin belajar dengan menggunakan pendekatan konseling realita pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang.

0 0 1

(ABSTRAK) UPAYA MENGATASI KEPERCAYAAN DIRI RENDAH KELAYAN MELALUI KONSELING PERORANGAN DENGAN PENDEKATAN REALITA (Studi Kasus Pada Tiga Kelayan Di Panti Asuhan Al-Huda Semarang).

0 0 2

PENERAPAN MODEL KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI RENDAHNYA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP LAWAN JENIS SISWA KELAS XI SMA N 1 KAYEN PATI

0 0 20