Identifikasi Kasus 1 Identitas Klien Data Kasus

142 dilakukan pemberian treatment pada klien yang akan dilakukan selama beberapa kali pertemuan dalam konseling.

4.1.2.3.1 Identifikasi Kasus 1 Identitas Klien

Nama : UA Tempat tgl lahir : Demak, 19 Juni 1994 Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Demak Agama : Islam Hobi : Sepak Bola Anak ke : 5 dari 5 bersaudara Nama ayahpekerjaan : ZI alm Nama ibupekerjaan : MNPetani 2 Sipnosis Kasus Pada pertemuan ini hubungan klien dan peneliti sudah terjalin dengan baik. Hasil wawancara dari berbagai pihak diperoleh bahwa klien cukup terbuka dengan temannya dalam berinteraksi di panti asuhan, namun jika berada di sekolahan klien cenderung pendiam dalam proses komunikasi. Klien cenderung malas untuk belajar dan kurang bersemangat untuk menjalankan aktivitas, namun begitu klien menurut pada peraturan yang ada di panti asuhan. Klien memiliki rasa percaya diri rendah karena malu tidak bisa membahagiakan ibunya. Klien merasa masih saja membuat repot ibunya. 143 Klien sering merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Klien juga merasa kurang nyaman jika ada seseorang yang mendekatinya. Perasaan sering menyalahkan diri sendiri, malu dengan kondisinya yang belum dapat membantu ibunya, merasa tidak mampu melakukan sesuatu dengan keadaan dirinya, dan sering merasa kurang nyaman jika seseorang mendekatinya membuatnya kesulitan bergaul dan berkomunikasi dengan orang baru. Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitasnya dan terlalu berhati – hati ketika berhadapan dengan orang lain. 3 Jenis, Nama dan Tingkat Kasus Jenis : Masalah pribadi Nama kasus : Kepercayaan diri rendah kelayan panti asuhan Tingkat kasus : Sedang, karena klien mengetahui bahwa sikapnya tersebut harus dirubah tapi klien masih memerlukan bantuan orang lain.

4.1.2.3.2 Data Kasus

1. Data dari Klien Klien adalah anak kelima dari lima bersaudara. tiga kakaknya sudah berumah tangga dan bekerja, sedangkan seorang kakaknya sudah bekerja juga namun belum berumah tangga karena baru lulus sekolah. Kakak- kakaknya bekerja jauh dari daerahnya. Ayahnya sudah meninggal dan ibunya sebagai buruh tani. Klien menjadi anak yatim sejak usia 7 tahun. Klien berada di panti asuhan ini sejak kelas VII SMP. Klien mengetahui informasi panti ini dari temannya yang dulu pernah berada di panti asuhan ini. Klien termasuk anak yang rata-rata secara akademik. Klien berada di 144 panti asuhan dengan tujuan untuk bersekolah dan semua itu atas keinginannya sendiri. Klien kurang percaya diri jika berhadapan dengan orang lain, karena klien merasa bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan. Klien sering merasa kurang dihargai oleh lingkungan disekitarnya terhadap keadaan dirinya khususnya di sekolah sehingga saat berada di sekolah, klien cenderung tidak nyaman. Namun jika berada di panti asuhan, klien lebih nyaman karena merasa tidak ada perbedaan status sosial. 2. Informasi dari Pembina Panti Asuhan Klien berasal dari keluarga kaum dhuafa dan merupakan anak yatim. Menurut pembina panti klien kurang percaya diri saat berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Klien selalu mematuhi peraturan yang ada di panti. Bahkan untuk tanggung jawab dan di bidang sosial bagus. Sehingga klien sering diberi kepercayaan untuk mengelola kegiatan di panti. Klien cenderung menutup diri, jika membahas tentang keluarganya. Secara akademik, klien termasuk anak yang kurang karena kesadarannya untuk belajar juga kurang. Klien cenderung pendiam jika di sekolah. 3. Informasi dari Teman Klien Menurut temannya, klien adalah anak yang biasa, tetapi sedikit pemalas berhubungan dengan belajar dan pergi kesekolah. Bahkan jika klien merasa sakit, klien memilih tidak masuk sekolah, padahal hanya sakit ringan. Klien tertutup tentang keluarganya dan permasalahan dirinya. 145

4.1.2.3.3 Analisis dan Diagnosis Kasus

Dokumen yang terkait

MENGATASI KURANG PERCAYA DIRI DALAM MENGHADAPI ULANGAN MELALUI KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS V DI SD N REJOSARI 01 TERSONO

1 22 187

MENGATASI MASALAH KEPERCAYAAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP

2 13 291

MENGATASI KEBIASAAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS MELALUI KONSELING PERORANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK PENGELOLAAN DIRI PADA SISWA KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN

1 15 296

Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa Broken Home Melalui Konseling Realita Di SMA Negeri 4 Kota Pekalongan

8 86 136

MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS IV MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SD NEGERI 2 GLINTANG Mengatasi kenakalan siswa kelas iv melalui layanan konseling perorangan di SD Negeri 2 Glintang Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2011 /2012.

0 0 16

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Mengentaskan Masalah Orientasi Tujuan Penguasaan Rendah Menggunakan Layanan Konseling Individu Melalui Pendekatan Konseling Realita Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun 2011/2012.

0 0 1

Upaya mengatasi rendahnya disiplin belajar dengan menggunakan pendekatan konseling realita pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang.

0 0 1

(ABSTRAK) UPAYA MENGATASI KEPERCAYAAN DIRI RENDAH KELAYAN MELALUI KONSELING PERORANGAN DENGAN PENDEKATAN REALITA (Studi Kasus Pada Tiga Kelayan Di Panti Asuhan Al-Huda Semarang).

0 0 2

PENERAPAN MODEL KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI RENDAHNYA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP LAWAN JENIS SISWA KELAS XI SMA N 1 KAYEN PATI

0 0 20