8
1.2 Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Apakah masalah kepercayaan diri rendah dapat
diatasi melalui layanan konseling perorangan dengan pendekatan realita pada kelayan di Panti Asuhan Al-Huda Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui upaya dan keberhasilan dalam mengatasi kepercayaan
diri rendah pada kelayan Panti Asuhan Al-Huda Semarang melalui konseling perorangan dengan pendekatan realita.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan yang mendalam tentang pelaksanaan layanan konseling perorangan dengan teknik
pendekatan realita dalam mengatasi kepercayaan diri rendah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan layanan konseling perorangan dan masalah
kepercayaan diri rendah kelayan di panti asuhan. 1
Bagi kelayan di Panti Asuhan Al-Huda Semarang
9
Hasil penelitan ini diharapkan mampu mengatasi masalah kepercayaan diri yang rendah hingga kelayan dapat berkembang dengan
maksimal di masyarakat. 2
Bagi Panti Asuhan Al-Huda Semarang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan agar
dapat bekerjasama dengan UNNES Jurusan Bimbingan dan Konseling atau berbagai pihak yang berwenang dalam melaksanakan layanan
konseling untuk mengembangkan pola pelaksanaan layanan konseling perorangan dalam membantu mengatasi kepercayaan diri rendah pada
kelayan di lingkungan panti asuhan. 3
Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan panduan dalam
melakukan Bimbingan dan Konseling di luar sekolah bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang diperolehnya selama menempuh studinya.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah dalam menelaah skripsi ini, maka dalam penyusunannya dibuat sistematika sebagai berikut:
1.5.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian awal berisi tentang halaman judul, abstrak, lembar pengesahan kelulusan, lembar pernyataan, lembar motto dan persembahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
10
1.5.2 Bagian Isi
Terdiri dari lima bab yaitu: Bab 1 Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka berisi kajian mengenai landasan teori yang mendasari penelitian. Tinjauan pustaka ini meliputi: 1 Penelitian terdahulu, 2
Kepercayaan diri yang meliputi: pengertian kepercayaan diri, ciri-ciri kepercayaan diri, faktor kepercayaan diri, membangun kepercayaan diri, proses terbentuknya
kepercayaan diri, jenis-jenis kepercayaan diri, jenis-jenis kepercayaan diri. 2 Konseling perorangan pendekatan realita meliputi: konsep dasar, pandangan
tentang sifat manusia, perkembangan pribadi yang menyimpang, tujuan konseling realita, peranan konselor, dan mekanisme pengubahan. 3 Mengatasi kepercayaan
diri rendah kelayan melalui konseling perorangan dengan pendekatan realita. 4 Hipotesis.
Bab 3 Metode Penelitian berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Metode penelitian ini meliputi jenis penelitian, subjek
penelitian, rancangan penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian berisi hasil-hasil penelitian dan pembahasannya. Bab 5 Penutup berisi tentang penyajian simpulan hasil penelitian dan
penyajian saran sebagai implikasi dari hasil penelitian.
11
1.5.3 Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung dalam penelitian ini.
12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sub bab ini dibahas mengenai kepercayaan diri, konseling perorangan, pendekatan Realita, serta mengatasi kepercayaan diri rendah kelayan
panti asuhan melalui konseling perorangan dengan pendekatan realita. 1 kepercayaan diri meliputi pengertian kepercayaaan diri, ciri-ciri kepercayaan diri,
faktor kepercayaan diri, membangun kepercayaan diri, proses terbentuknya kepercayaan diri, jenis-jenis kepercayaan diri, 2 Konseling perorangan
pendekatan realita, meliputi konsep dasar, pandangan tentang manusia, perkembangan pribadi yang menyimpang, tujuan konseling realita, peranan
konselor, dan mekanisme pengubahan, 3 Mengatasi kepercayaan diri kelayan panti asuhan melalui konseling perorangan dengan pendekatan realita.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berfokus pada mengatasi kepercayaan diri rendah kelayan panti asuhan melalui konseling Realita. Ada beberapa penelitian terdahulu yang
mendukung penelitian ini, adalah: Berdasarkan penelitian Handayani dan Tina 1996 tentang “Konsep Diri,
Harga Diri, dan Kepercayaan Diri Remaja” membuktikan secara empiris hubungan antara konsep diri, harga diri dan kepercayaan diri. Diperoleh
kesimpulan bahwa konsep diri, harga diri dan kepercayaan diri adalah variabel-
13
variabel yang saling berkaitan. Keterkaitan variabel-variabel ini mungkin saja merupakan akibat aspek-aspek yang diungkap saling tumpang tindih. Namun,
sejauh yang dapat diungkap, tampak bahwa variabel konsep diri merupakan prediktor yang lebih kuat daripada harga diri terhadap kepercayaan diri.
Arfitriani, Yuni Nike. 2010. Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Pada Siswa Broken Home Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Realita
Studi Kasus pada Siswa SMP Mardisiswa 1 Semarang Tahun Pelajaran 20092010. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis
secara kritis tentang usaha peneliti dalam mengetahui keefektivan Konseling Individual dengan Pendekatan Realita dalam meningkatkan kepercayaan diri pada
siswa broken home. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa kepercayaan diri siswa broken home mengalami peningkatan melalui Konseling
Individual dengan Pendekatan Realita. Karena melalui layanan ini siswa akan dibantu dengan pola pemecahan masalah yang realistis dengan aplikasi-aplikasi
kegiatan yang dapat dengan mudah dilaksanakan oleh para siswa tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan dan perkembangan pada setiap klien
setelah diberikan konseling. Penelitian Hariyanto dan Danny Bakti 2009 tentang “Hubungan antara
Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Kepercayaan Diri”, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi, maka semakin tinggi pula
tingkat kepercayaan diri dan semakin rendah tingkat status sosial ekonomi, maka semakin rendah pula tingkat kepercayaan diri. Lingkungan sosial tempat remaja
berinteraksi terdiri dari berbagai tingkat status sosial ekonomi. Tingkat status
14
sosial ekonomi yang dimiliki remaja tidak lepas dari tingkat status sosial ekonomi orangtua sebab status sosial ekonomi orangtua selalu mengiringi perkembangan
kepribadian anak. Lingkungan yang mendukungmenerima keberadaan individu akan dapat membantu individu untuk mengembangkan kepercayaan diri.
Setyaningtiyas, Rizki. 2010. Peningkatan Kepercayaan Diri Penyandang Cacat Fisik Dengan Pendekatan Konseling Realita di Sekolah Luar Biasa Bagian
Cacat Fisik YPAC Yayasan Pembinaan Anak Cacat Semarang Tahun 20092010 Studi Kasus Pada 3 Siswa Kelas XI SMALB.D1 YPAC Semarang Tahun
20092010. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang usaha peneliti dalam upaya menangani rasa percaya diri
rendah pada penyandang cacat fisik dengan pendekatan konseling realita. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa yang mengalami kepercayaan diri
rendah di SMALB.D1 YPAC Semarang dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling realita
Dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa keyakinan negatif terhadap kekurangan yang ada di berbagai aspek kepribadian dan lingkungan
sosial individu akan membuat dia merasa tidak mampu untuk mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Rasa tidak percaya diri ini membuat keyakinan individu
menjadi negatif terhadap kekurangan berbagai aspek kepribadiannya sehingga ia merasa tidak mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam kehidupan.
Konseling perorangan dengan pendekatan realita mempunyai pengaruh positif untuk mengatasi kepercayaan diri individu, karena tujuan konseling realita
adalah membantu klien belajar memenuhi kebutuhannya dengan cara yang lebih
15
baik sehingga mereka mampu mengembangkan identitas berhasil. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diharapkan melalui konseling realita dapat mengatasi
kepercayaan diri rendah kelayan panti asuhan Al-Huda Semarang.
2.2 Kepercayaan Diri