115
4.1.2.2.1 Identifikasi Kasus 1
Identitas Klien
Nama :
TT Tempat tgl lahir
: Pemalang, 5 Juli 1995 Jenis kelamin
: Laki-laki Alamat
: Pemalang
Agama :
Islam Hobi
: Olahraga
Anak ke : 3 dari 7 bersaudara
Nama ayahpekerjaan : SDPetani
Nama ibupekerjaan : SMPetani
2 Sipnosis Kasus
Pada pertemuan ini hubungan klien dan konselor sudah terjalin dengan baik. Hasil wawancara dari berbagai pihak diperoleh bahwa klien termasuk anak
yang minder berhadapan dengan orang yang baru dikenal dan lingkungan baru. Klien memiliki rasa percaya diri rendah dalam hal berinteraksi dengan
lawan jenis, orang yang baru dikenalnya dan cenderung gugup dan cemas berada di lingkungan baru. Hal ini dikarenakan klien memiliki sifat pendiam
sehingga membuat klien merasa kesulitan berinteraksi dengan lawan jenis baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolahnya. Klien cenderung
cemas dan khawatir jika berada di lingkungan baru, karena takut akan mendapat penolakan di lingkungan tersebut dan tidak dapat menyesuaikan
diri. Pemikiran negatif inilah yang membuat klien kurang percaya diri jika
116
berada di lingkungan baru. Klien menyadari hal tersebut, namun klien belum mengerti bagaimana mengatasi permasalahannya itu.
3 Jenis, Nama dan Tingkat Kasus
Jenis : Masalah pribadi
Nama kasus : Kepercayaan diri rendah kelayan panti asuhan
Tingkat kasus : Sedang, karena klien mengetahui bahwa sikapnya tersebut
harus dirubah tapi klien masih memerlukan bantuan orang lain.
4.1.2.2.2 Data Kasus
1. Data dari Klien
Klien anak ketiga dari tujuh bersaudara. Dua kakak klien sudah bekerja diluar daerahnya. Orangtua klien bekerja sebagai buruh tani, dua
kakak klien sudah bekerja dan klien memiliki 3 adik yang masih bersekolah SD dan satu adik masih balita. Klien berada di panti asuhan ini sejak kelas
VI SD. Klien masuk ke panti asuhan ini atas rekomendasi dari ayahnya yang mengenal ustad yang pernah menjadi pengurus panti asuhan ini dan
tidak ada paksaan untuk tinggal di panti asuhan ini karena semua itu atas keinginan klien sendiri.
Klien cenderung merasa gugup dan cemas ketika masuk ke dalam lingkungan baru dan cenderung kesulitan berinteraksi dengan orang baru
dan teman lawan jenis. Klien merasa tidak nyaman dengan masalahnya tersebut, karena mengganggu dalam proses berinteraksi dengan teman
sebayanya khususnya berinteraksi dengan teman lawan jenis dan juga berinteraksi dengan lingkungan dan orang baru.
117
2. Informasi dari Pembina Panti Asuhan
Klien berasal dari keluarga kaum dhuafa. Menurut pembina panti klien adalah anak yang pendiam jika di lingkungan panti, namun klien mengikuti
kegiatan sekolah. Klien senang menjadi seorang pemimpin, sehingga klien sering diberi tanggung jawab untuk mengelola kegiatan di panti. Tetapi jika
sudah membahas sesuatu ataupun diberi nasehat yang berhubungan dengan keluarganya, klien cenderung pendiam. Secara akademik, klien bagus, apalagi
di bidang matematika dan agama, namun klien memiliki kelemahan di bahasa Inggris. Klien mengikuti banyak kegiatan di sekolah sehingga sering kesulitan
mengatur waktunya. Bahkan klien sering tidak mengikuti kegiatan yang ada di panti asuhan akibat kesibukannya tersebut.
3. Informasi dari Teman Klien
Menurut temannya, klien adalah anak yang tidak terlalu introvet dan tidak terlalu ekstrovet, tetapi biasa saja. Untuk masalah keluarga dan
pribadi klien memang cenderung menutup diri. Klien banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sehingga untuk kegiatan di panti
sering tidak mengikuti. Klien menonjol di mata pelajaran matematika dan agama. Klien sering gugup jika berhadapan dengan teman lawan jenis dan
orang baru.
4.1.2.2.3 Analisis dan Diagnosis Kasus