89
Tingkat kasus : Sedang, karena klien menyadari permasalahannya tapi
klien masih memerlukan bantuan orang lain.
4.1.2.1.2 Data Kasus
1. Data dari Klien
Klien anak kedua dari empat bersaudara dan klien mempunyai seorang kakak laki-laki dan 2 orang adik. Kakaknya sudah bekerja tetapi di
luar daerahnya. Sedangkan adiknya masih bersekolah. Klien adalah anak yang tertutup sehingga sering merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan
orang baru. Apalagi jika bergaul dengan teman lawan jenis. Klien termasuk orang yang mudah tersinggung terhadap perkataan orang lain bahkan untuk
sebuah nasehat. Klien merasa tidak nyaman dengan masalahnya tersebut, karena mudah tersinggung dan terganggu dalam proses berinteraksi dengan
teman sebayanya khususnya berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman lawan jenis dan orang yang baru dikenal karena klien cenderung grogi dan
tidak percaya diri. 2.
Informasi dari Pembina Panti Asuhan Klien berasal dari keluarga kaum dhuafa. Menurut pembina panti,
klien termasuk anak yang kurang percaya diri, hal ini disebabkan karena klien selalu merasa adanya perbedaan status sosial. Sehingga untuk
berinteraksi dengan lingkungan luar panti terdapat hambatan. Klien cenderung menutup diri dalam berkomunikasi dengan masyarakat dan
sering grogi jika berhadapan dengan orang yang baru dikenal. Secara
90
akademik, klien sedang namun nilainya tuntas semua. Klien termasuk anak yang kurang komitmen dalam hal pengambilan keputusan.
3. Informasi dari Teman Klien
Menurut temannya, klien adalah anak yang pendiam. Klien cenderung menutup diri jika ada masalah berhubungan dengan dirinya
maupun keluarganya. Jika tidak ada yang mengawali percakapan, klien cenderung diam. Lebih sering yang mengawali percakapan adalah
temannya. Klien termasuk anak yang mudah tersinggung jika diberi nasehat baik oleh temannya maupun oleh pembina panti.
4.1.2.1.3 Analisis dan Diagnosis Kasus
1 Analisis Kasus
Data yang telah didapat dengan observasi dan wawancara dengan klien, pembina panti asuhan dan teman klien dapat digunakan sebagai
analisis bahwa klien mengalami masalah kurang percaya diri. Sifat klien yang tertutup dan cenderung pendiam membuat klien merasa kesulitan
untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Klien cenderung tertutup dan pendiam selain karena itu adalah sifat klien dari kecil, juga karena klien
merasa bahwa klien mudah tersinggung terhadap perkataan bahkan nasehat dari orang lain, sehingga klien sering menghidari situasi komunikasi.
Menurut pembina panti, biasanya setelah diberi nasehat oleh pembina panti, keesokan harinya klien seolah-olah menghindari pertemuan dengan pembina
panti. Bahkan jika bertemupun klien cenderung lebih diam. Begitu juga menurut teman klien. Jika berada di sekolahan, klien mudah tersinggung
91
dengan perkataan orang lain padahal itu hanya bercanda apalagi jika berhubungan dengan status sosialnya. Sedangkan menurut teman panti,
Klien akan dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengan temannya, jika temannya lebih aktif dalam hal berkomunikasi dengannya,
namun jika temannya tertutup, maka klienpun akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengannya.
Berdasarkan hasil keterangan yang diperoleh dari klien serta hasil keterangan yang diperoleh melalui pengamatan lain dapat dikatakan bahwa
memang gejala perilaku yang dimunculkan klien sesuai dengan hasil keterangan yang diperoleh melalui sumber lain. Menurut keterangan yang
diperoleh, klien kerap terlihat menyendiri dan jarang bercerita tentang masalahnya. Klien juga cenderung pendiam dan kerap kali tersinggung jika
diberi nasehat. Hal ini dibenarkan oleh pengamatan pembina panti dan teman-teman klien.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sikap klien yang kurang percaya diri dalam hal berkomunikasi dengan lawan jenis disebabkan karena
sifat klien yang tertutup dan klien jarang mengawali percakapan. Sedangkan kesulitan klien untuk berinteraksi dalam pergaulannya disebabkan karena
klien mudah tersinggung dan masih sensitif terhadap perkataan orang lain mengenai dirinya. Bahkan klien sensitif jika diberi nasehat. Hal inilah yang
membuat klien bersikap tertutup kepada orang lain. 2
Diagnosis Kasus
1 Esensi Kasus
92
Kasus yang dialami klien merupakan kasus pribadi yaitu kurangnya kepercayaan diri sebagai akibat sensitifitas batin yang
berlebihan karena mudah tersinggung terhadap perkataan orang lain dan sifat klien yang pendiam. Keadaan ini mengakibatkan klien terganggu
dalam pergaulan terutama berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Sifat kasus dari klien ini dikatakan irrasional. Klien sadar bahwa
masalah kepercayaan diri rendahnya dapat mengganggu proses berintertaksi dan berkomunikasi dalam pergaulannya, tetapi klien masih
mennunjukkan sikap tidak rasional tersebut yaitu masih bersikap pemalu, mudah tersinggung dan pendiam.
Tingkatan kasus yang dialami oleh klien yaitu termasuk kategori sedang karena meskipun klien sering merasa kesulitan untuk berinteraksi
dengan teman lawan jenis dan cenderung grogi berhadapan dengan orang baru dan lingkungan baru, klien masih bisa berinteraksi dengan teman
sebayanya yang laki-laki. 2
Latar Belakang Kasus a
Latar belakang intern Latar belakang intern dari permasalahan yang dialami oleh klien
yaitu, klien memiliki sensitifitas batin yang berlebihan. Sensitifitas batin yang berlebihan ini disebabkan karena klien cenderung tersinggung
terhadap perkataan orang lain bahkan klien tersingung dan menghindar setelah diberi nasehat. Klien memiliki sifat introvet dan cenderung
pendiam sehingga tidak aktif dalam berkomunikasi khususnya dengan
93
orang baru dan lawan jenis. Sifat introvet dan pendiam ini memang telah dimiliki klien sejak kecil. Adanya sifat tersebut membuat klien merasa
kesulitan dalam hal pergaulan dengan teman sebayanya khususnya lawan jenis dan orang baru.
b Latar belakang ekstern
Latar belakang ekstern yang mempengaruhi masalah klien yaitu, klien tinggal di panti asuhan bukan atas keinginannya sendiri melainkan
atas perintah dari kedua orangtuanya yang menginginkan anaknya bersekolah. Orangtuanya memasukkan klien ke panti asuhan tersebut
karena orangtua klien ingin klien dapat bersekolah sambil menuntut ilmu agama, sehingga klien merasa tidak nyaman tinggal di tempat tersebut.
c Sebab pencetus masalah
Yang menjadi penyebab timbulnya masalah klien yaitu diantaranya: 1 keputusan klien tinggal di panti asuhan bukan karena
keinginannya sendiri melainkan atas perintah orangtuanya, 2 klien cenderung pendiam dan introvet dalam hal berkomunikasi dengan lain
khususnya orang yang baru dikenalnya dan lawan jenis, 3 klien mudah tersinggung terhadap perkataan orang lain bahkan jika diberi nasehat.
3 Dinamika Psikis Klien
a Dinamika Psikis yang Bersifat Negatif
Dinamika negatif yang muncul dalam diri klien yaitu kurangnya kemauan klien untuk aktif dalam proses berkomunikasi dengan orang
lain, terlalu sensitif terhadap perkataan orang lain apalagi berupa kritikan
94
terhadap dirinya, bahkan jika diberi nasehatpun klien cenderung mudah tersinggung. Karena memiliki sensitifitas batin yang berlebihan, klien
selalu merasa bahwa orang lain selalu lebih baik dari dirinya dan klien memiliki banyak kekurangan. Perasaan minder inilah yang nantinya akan
berpengaruh pada cara klien dalam berinteraksi dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat.
b Dinamika Psikis yang Bersifat Positif
Dinamika psikis bersifat positif yang muncul pada diri klien yaitu, klien masih dapat bergaul dengan teman sebayanya yang laki-laki
di sekolah dan masih mau menekuni sekolahnya.
4.1.2.1.4 Prognosis