167
dapat melaksanakan komitmennya dan membawa dampak yang baik untuk sikap percaya dirinya
Dari hasil observasi selama proses konseling perorangan dengan pendekatan realita, klien sudah mengalami banyak perubahan. Awalnya klien
terlihat pendiam jika ada orang baru yang mendekatinya, sekarang klien jauh lebih santai jika ada orang baru yang mendekatinya, setelah klien mampu bersikap kritis
dan objektif terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Peneliti dan klien mengadakan kesepakatan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut dengan layanan
lainnya. Hal ini disebabkan karena klien sudah berubah lebih percaya diri baik di lingkungan panti maupun di lingkungan sekolah. Untuk mengetahui
perkembangan klien agar klien tetap menjaga komitmennya untuk lebih percaya diri, maka peneliti bekerjasama dengan pembina panti untuk penilaian jangka
menengah dan jangka panjangnya.
4.1.2.3.8 Evaluasi Proses Kegiatan konseling Klien 3
a. Sebelum konseling
Klien merasa bahwa kepercayaan diri rendahnya dapat menghambat pergaulannya dengan teman sebaya dan interaksinya dengan
orang lain akibat pemikiran dan perasaan negatifnya yang terlalu fokus pada kekurangannya sehingga meraasa tidak supel dalam pergaulan.
b. Dinamika psikis klien
• Understanding Memahami bahwa sikap kepercayaan diri rendahnya itu kurang tepat
dan ingin mengatasinya karena berdampak dengan pergaulannya dan
168
interaksinya dengan orang lain dan lingkungan khususnya di sekolah dan luar panti.
• Comfort Klien merasa senang dapat mengatasi percaya diri rendahnya dan
menjadi nyaman untuk bergaul dengan teman sebaya khususnya di sekolah dan lingkungan luar panti.
• Action Klien dapat berperilaku secara positif terhadap diri dan
lingkungannya, lebih terbuka dalam bergaul dan sudah mampu berpikir secara positif terhadap diri dan lingkungannya sehingga tidak
berpikir bahwa orang lain lebih baik darinya dan merasa tidak supel untuk bergaul.
c. Sesudah konseling
Klien lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan teman sebayanya di sekolah ataupun dengan orang lain dan tidak terlalu fokus
pada kelemahan dan kekurangan dirinya karena sudah mampu berpikir objektif terhadap diri dan lingkungannya sehingga lebih bersemangat
menjalankan aktivitasnya. Hasil evaluasi konseling dapat dilihat melalui tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Konseling Klien III Aspek Sebelum
konseling Setelah
konseling
Pemahaman Sebelum konseling klien
merasakan bahwa kepercayaan diri rendahnya
dapat menghambat aktivitasnya akibat terlalu
Memahami bahwa klien mampu melakukan apa
yang diinginkan jika selalu berpikir positif
tentang dirinya
169
fokus pada kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya
Tindakan tingkah laku
1
Terlalu berhati-hati ketika berhadapan dengan orang
lain sehingga perilakunya terlihat kaku.
2
Saat klien berada di lingkungan sekolah lebih
cenderung pendiam daripada saat klien berada
di panti asuhan. Saat klien berada di panti
asuhan, perilakunya lebih leluasa.
3
Klien tidak percaya bahwa dirinya memiliki
kelebihan dan terlalu bersikap pasrah terhadap
keadaannya. 1 Klien mendapat
kemudahan dalam bergaul dengan teman
sebaya di sekolah dan lingkungan luar panti.
2 Klien lebih
bersemangat menjalani aktivitasnya bahkan
saat sakit klien masih mau bersekolah,
padahal biasanya klien memilih untuk tidak
berangkat sekolah.
3 Dapat berinteraksi
dalam situasi komunikasi dengan
teman sebaya khususnya di sekolah.
Perasaan Merasa
tidak mampu
melakukan lebih baik dalam segala hal dengan kondisinya
yang sekarang akibat pikiran negatifnya yang terlalu fokus
pada kelemahan dan kekurangannya, merasa ada
perbedaan status sosial jika berada di sekolah dan merasa
tidak supel dalam pergaulan. Klien merasa senang dan
puas mengikuti konseling karena klien mulai merasa
mampu untuk bersikap objektif terhadap diri dan
lingkungannya sehingga tidak terlalu fokus pada
kekurangan dan kelemahannya.
4.1.2.3.9 Hambatan dan Kemudahan dalam Proses Konseling