negatif  yaitu  2,4 persen.  Penurunan  luas  areal  terjadi  dalam  lima  tahun  yaitu;  2002, 2004,  2005,  2006  dan  2008,  sedangkan  tahun  lainnya  mengalami  peningkatan  luas
areal, walaupun belum bisa melebihi luas areal pada tahun 2001 yang merupakan luas areal terluas tembakau Indonesia rentang waktu sembilan tahun tersebut. Setelah tiga
tahun  berturut-turut  mengalami  penurunan  dan  yang  penurunan  yang  paling  drastis tahun  2004  yaitu  17,8  persen,  pada  tahun  2007  luas  areal  tembakau  Indonesia
mengalami  peningkatan  yang  tajam  yaitu  12,7  persen  dan  menurun  kembali  pada tahun  2008  dan  meningkat  pada  tahun  2009,  namun  masih  tidak  mampu  membuat
rata-rata pertumbuhan luas areal tembakau menjadi positif. Mengikuti  luas  areal  tembakau  yang  cendrung  fluktuatif  dan  memiliki
pertumbuhan  yang negatif, volume produksi tembakau juga memiliki perkembangan yang sama dan  nilai pertumbuhan  yang  sama-sama negatif seperti  yang terlihat  juga
pada  Gambar  19.  Pada  tahun  2003  merupakan  tahun  dengan  volume  terbesar tembakau  Indonesia  dari  rentang  tahun  2001  hingga  2009.  Namun  untuk
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 12,7 persen dimana pada saat  itu  terjadi  pertumbuhan  tertinggi  juga  untuk  luas  areal  lahan.  Untuk  penurunan
volume produksi tembakau Indonesia terjadi pada tahun yang sama dengan luas areal, kecuali  tahun  2008  yang  pada  saat  itu  terjadi  peningkatan  produksi  sebeasr  1,9
persen, kesamaan itu juga tergambar pada tahun 2003 dimana volume produksi juga mengalami penurunan yang paling drastis yaitu 17,8 persen.
Setelah  melihat  bagaimana  luas  areal  dan  volume  produksi  tembakau Indonesia  secara  keseluruhan,  daerah  yang  menjadi  sentra  produksi  tembakau
Indonesia  adalah  Provinsi  Jawa  Timur.  Walaupun  provinsi  yang  beribukotakan Surabaya  ini  menjadi  nomor  satu  sebagai  produksi  tembakau,  namun  memiliki
pertumbuhan  produksi  rata-rata  yang  negatif  sebesar  0,7  persen.  Posisi  kedua diduduki  Nusa  Tenggara  Barat  memiliki  rata-rata  pertumbuhan  yang  lebih  baik
daripada  Jawa  Timur,  yaitu  sebesar  8,2  persen.  Jawa  Tengah  yang  berada  di  posisi ketiga  juga  memiliki  rata-rata  pertumbuhan  yang  lebih  baik  dari  posisi  satu  namun
masih ketinggalan dari posisi dua, rata-rata pertumbuhan produksi tembakau provinsi ini adalah sebesar 3,4 persen Ditjenbun.
4.3 Perkembangan  Volume  Ekspor  Perkebunan  Indonesia  ke  Negara  Importir
Utama dan Dunia
Volume ekspor Indonesia ke sebelas negara utama memiliki keadaan volume yang berbeda-beda. Ini diakibatkan karena permintaan akan suatu komoditi dari suatu
negara  berbeda  dengan  negara  lainnya.  Faktor  lain  yang  dapat  menyebabkan perbedaan  tersebut  diakibatkan  oleh  kemampuan  negara  kita  dalam  memberikan
supply akan  komoditi  tersebut,  dan  faktor-faktor  lainnya  seperti  nilai  ekspor  yang
tinggi,  mutu  hasil  perkebunan  maupun  bencana  alam.  Perbedaan-perbedaan  volume ekspor tersebut dapat dilihat dalam subbab-subbab komoditi perkebunan.
4.3.1   Perkembangan Volume Ekspor Cengkeh
Volume ekspor cengkeh Indonesia ke sebelas  negara  utama pada tahun 2001 adalah  sebesar  84,2  persen  dari  total  volume  ekspor  cengkeh  Indonesia  ke  dunia
seberat  6.323.790  Kg  dan  sisanya  ke  negara  lain  diluar  sebelas  negara  utama. Singapura merupakan negara yang kita ekspor paling besar yaitu sebesar 34,9 persen
atau sebesar 2.212.623 Kg dari total volume ekspor cengkeh kita, Belanda dan India menjadi  negara  kedua  dan  ketiga  terbesar  ekspor  cengkeh  kita  kenegara  utama
dengan persentase berturut-turut adalah 24,8 persen dan 15,8 persen. Ada tiga negara yang tidak impor cengkeh dari Indonesia pada tahun 2001 ini yaitu Australia, Belgia
dan  Jepang  seperti  yang  terlihat  pada  Gambar  20.  Gambar  20  tersebut  juga  dapat terlihat  pada  tahun  2005  terjadi  penurunan  volume  ekspor  kesebelas  negara  utama
tersebut, dari total volume ekspor yang meningkat menjadi  7.682.658 Kg, total hanya 54,2  persen  yang  diekspor  kesebelas  negara  tersebut.  Volume  ekspor  Indonesia  ke
India  adalah  sebesar  25,5  persen  dari  total  ekspor,  ini  merupakan  volume  ekspor terbesar Indonesia ke negara utama pada tahun ini, sementara Singapura mengimpor
dengan  persentase  sebesar  19,1  persen  dari  total  ekspor  Indonesia.  Bedanya  pada tahun  2005  ini  Indonesia  mengekspor  cengkeh  kesemua  negara  utama  tersebut,
walaupun  volume  ekspornya  kecil,  Belgia  merupakan  salah  satunya,  dengan  impor cengkeh  dari  Indonesia  sebesar  0,1  persen  dari  total  ekspor  Indonesia.  Walaupun
volume ekspor Indonesia ke dunia menurun pada tahun 2009 menjadi 5.142.028 Kg,
namun terjadi peningkatan volume ekspor kita ke negara utama yaitu menjadi sebesar 62,2  persen.  India  masih  menjadi  negara  terbesar  pasar  cengkeh  Indonesia  dengan
hasil  perkebunan  cengkeh  yang  diekspor  sebesar  43,6  prersen  dari  total  ekspor cengkeh  Indonesia  ke  dunia.  Sama  seperti  tahun  2005,  semua  negara  utama
mengimpor  cengkeh  dari  Indonesia  dan  Jerman  menjadi  negara  yang  terkecil,  yaitu dibawah 0,01 persen dari total ekspor Indonesia. Gambar 32 akan terlihat bagaimana
India selama dua tahun menjadi negara tujuan ekspor cengkeh Indonesia.
Sumber : UNComtrade Gambar 20.
Volume  Ekspor  Cengkeh  Indonesia  Tahun  2001,  2005  dan  2009  ke Sebelas Negara Importir Utama
4.3.2  Perkembangan Volume Ekspor Kacang Mete
Volume  Ekspor  kacang  mete  Indonesia  ke  dunia  pada  tahun  2001  adalah sebesar 39.546.013 Kg dengan total sebesar 80,5 persennya diekspor ke negara utama
dan  sisanya  ke  negara  lainnya.  Indonesia  mengekspor  kacang  mete  terbesar  pada tahun  tersebut  ke  India  79,8  persen  atau  sebesar  31.565.318  Kg  dari  total  ekspor
kacang  mete  Indonesia  kedunia,  sementara  Australia,  Belgia  dan  Inggris  tidak mengimpor  kacang  mete  dari  Indonesia.  Setelah  Indonesia  mengekspor  ke  India,
sisanya  negara  kita  hanya  mengekspor  di  bawah  nol  persen  untuk  negara  utama lainnya  dari  total  volume  ekspor  kita.  India  masih  menjadi  negara  tujuan  ekspor
kacang  mete  Indonesia  pada  tahun  2005  dengan  persentase  78,1  persen  dari  total
500000 1000000 1500000 2000000 2500000 Australia
Belgium China
Germany United Kingdom
India Japan
Malaysia Netherland
Singapore United States
Volume Ekspor dalam Kg N
ega ra
T u
ju an
2009 2005
2001