Penelitian  ini  mencakup  analisis  daya  saing  produk  ekspor  hasil  perkebunan utama  Indonesia  dari  segi  keunggulan  komparatif  dan  posisi  daya  saing  komoditi
tersebut  di  pasar  internasional  berdasarkan  performa  produk  ekspor  dinamis  yang dimiliki. Metode Revealed Comparative Advantage RCA digunakan untuk melihat
bagaimana keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia, sementara untuk melihat posisi  daya  saing  digunkan  metode  Export  Product  Dynamics  EPD.  Gambar  6
memperlihatkan alur kerangka pemikiran operasional penelitian ini.
Gambar 6. Kerangka Pemikiran
Perdagangan internasional sebagai penggerak
perekonomian nasional Perkebunan yang termasuk dalam
subsektor pertanian memiliki peluang untuk menjadi salah satu motor penggerak
utama perekonomian dengan ekspornya
Hasil perkebunan dengan nilai ekspor terbesar cengkeh, kacang mete, kakao,
karet, kayu manis, kelapa sawit, kelapa, kopi, lada, pala, teh, tembakau
Implikasi kebijakansaran penelitian Globalisasi, mutu hasil perkebunan, fluktuasi
produktivitas dan masalah lain yang menjadi hambatan ekspor hasil perkebunan Indonesia
Export Product Dynamic
EPD untuk melihat posisi daya
saing perkebunan Revealed Comparative
Advantage RCA
untuk mengestimasi keunggulan komparatif
Bagaimana daya saing hasil perkebunan Indonesia di pasar dunia dan di sebelas pasar
negara importir utama?
Bagaimana ekspor dan strategi perkebunan pesaing
Indonesia di pasar dunia dan sebelas negara utama?
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  merupakan  data  sekunder  yang terdiri dari data deret waktu time series tahunan dengan periode waktu tiga tahun,
yaitu tahun 2001, 2005 dan 2009 dan data cross section 11 negara tujuan utama dan empat pesaing utama. Jenis data yang diperoleh meliputi data produksi, nilai ekspor,
dan  volume  ekspor.  Data  sekunder  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian Deptan, Direktorat Jenderal
Perkebunan,  United  Nations  Commodity  and  Trade  Database  UNcomtrade,  Food and agriculture organization
FAO serta dari studi kepustakaan yang bersumber dari buku-buku dan literatur lain di perpustakaan IPB, yang di akses pada tahun 2011.
3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.  Metode  yang  digunakan  untuk  melihat  keunggulan  komparatif  hasil
perkebunan  Indonesia  adalah  metode  Revealed  Comparative  Advantage  RCA sementara  metode  yang  digunakan  untuk  menganalisis  posisi  daya  saing  sektor
perkebunan  Indonesia  adalah  metode  Export  Product  Dynamic  EPD.  Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan secara bertahap. Tahap yang pertama adalah
pengelompokkan  data,  sedangkan  tahap  yang  berikutnya  adalah  pengolahan  data dalam  model  analisis.  Pengolahan  data  dilakukan  dengan  menggunakan  software
Microsoft Excel .
3.2.1 Revealed Comparative Advantage RCA
Salah  satu  yang  dapat  menunjukkan  indikator  perubahan  keunggulan komparatif  adalah  metode  Revealed  Comparative  Advantage  RCA,  RCA
merupakan  sebuah  indeks  yang  digunakan  untuk  mengukur  keuntungan  maupun kerugian  relatif  komoditi  tertentu  pada  suatu  negara  yang  tercermin  pada  pola
perdagangannya.  Indeks  ini  menunjukan  perbandingan  antara  pangsa  ekspor komoditas  atau  sekelompok  komoditas  suatu  negara  terhadap  pangsa  ekspor
komoditas  tersebut  dari  seluruh  dunia  atau  dengan  kata  lain  indeks  RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing ekspor dari suatu negara dalam
suatu komoditas terhadap dunia. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada  tahun  1965,  yang  menganggap  bahwa  keunggulan  komparatif  suatu  negara
direfleksikan atau dapat dilihat dalam ekspornya. Secara sistematis, Index RCA adalah sebagai berikut :
Dimana : Xij   = Nilai ekspor komoditi i dari Indonesia ke negara j Xt   = Nilai ekspor total negara Indonesia ke negara importir utama
Wij = Nilai ekspor komoditi i dunia ke negara j Wt  = Nilai ekspor total dunia ke negara importir utama
Jika nilai indeks RCA dari suatu negara untuk komoditas tertentu lebih besar dari  satu,  indeks  RCA    1  berarti  negara  bersangkutan  mempunyai  keunggulan
komparatif  diatas  rata-rata  dunia  pada  komoditas  tersebut.  Sebaliknya  bila  nilai indeks RCA suatu negara untuk komoditas tertentu lebih kecil dari satu indeks RCA
1 berarti keunggulan komparatifnya untuk komoditas tersebut rendah atau dibawah rata-rata dunia Tambunan, 2001.
Dalam Siregar 2010, keunggulan metode RCA  adalah mengurangi dampak pengaruh campur tangan pemerintah, sehingga  keunggulan  komparatif suatu produk
dari  waktu  ke  waktu  dapat  terlihat  secara  jelas,  selain  terdapat  keunggulan  dalam metode RCA, metode ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1.  Asumsi  persaingan  bebas  dan  suatu  negara  dianggap  mengekspor  keseluruhan komoditi walaupun kenyataannya tidak.
2.  Pengukuran berdasarkan nilai RCA ini mengesampingkan pentingnya permintaan domestik, ukuran pasar domestik, dan perkembangannya.
XijXt WijWt
Indeks RCA          =