7. Komoditi Kelapa
Filipina,  Singapura  sebagai  pesaing  kedua pada  tahun  2001, 2005 dan  2009, Belgia  sebagai  pesaing  utama  pada  tahun  yang  sama  dan  Indonesia  memiliki  nilai
RCA yang lebih dari satu pada tiga tahun tersebut seperti yang terlihat pada Tabel 76. Nilai RCA  yang menarik terjadi dalam ekspor kelapa parut ke Belanda, karena nilai
RCA  pesaing  kedua  selalu  lebih  tinggi  dari  nilai  RCA  pesaing  utama  dalam  tiga tahun tersebut. Thailand  yang ekspor kelapa parut pada tahun 2005 dan 2009 belum
memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata.
Tabel 76.   Nilai RCA Komoditi Kelapa Indonesia dan Pesaing ke Belanda
Tahun Indonesia
Pesaing 1 Pesaing 2
Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 4,83  Belgia
4,86  Singapura 7,19
9,53 2005
3,19  Belgia 3,94  Singapura
7,85 0,009
36 2009
1,54  Belgia 4,88  Singapura
4,92 0,01
47,6
8. Komoditi Kopi
Brazil dan Belgia  yang bergantian menjadi pesaing utama dan pesaing kedua serta Indonesia pada tahun 2001, 2005 dan 2009 memiliki nilai RCA yang lebih dari
satu, seperti yang tertera pada Tabel 77. Sementara ditahun 2001 dan 2005 Thailand yang juga memiliki nilai RCA belum mampu memiliki keunggulan komparatif seperti
Indonesia, Brazil dan Belgia.
Tabel 77.   Nilai RCA Komoditi Kopi Indonesia dan Pesaing ke Belanda
Tahun Indonesia
Pesaing 1 Pesaing 2
Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 2,09  Belgia
2,01  Brazil 13,74
0,01 2005
1,88  Brazil 13,64  Belgia
1,53 0,01
2009 2,38  Belgia
6,66  Brazil 7,46
9. Komoditi Lada
Dalam tiga tahun yang diteliti, nilai RCA Indonesia selalu berada di atas satu dalam  ekspor  lada  ke  Belanda  seperti  yang  tertera  pada  Tabel  78.  Ditahun  2001
Indonesia  bukan  negara  satu-satunya  memiliki  nilai  RCA  di  atas  satu,  masih  ada
Singapura  dan  Brazil,  namun  nilai  RCA  kedua  negara  ini  masih  berada  di  bawah Indonesia,  sedangkan  Thailand  dan  Filipina  masih  belum  mampu  memiliki  nilai
ekspor di atas satu pada tahun 2001 ini.
Tabel 78.   Nilai RCA Komoditi Lada Indonesia dan Pesaing ke Belanda
Tahun Indonesia
Pesaing 1 Pesaing 2
Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 26,18  Singapura
15,93  Brazil 13,79
0,006 0,0008
2005 20,77  Vietnam
219,68  Meksiko 66,3
0,13 0,001
2009 46,9  Brazil
12,84  Jerman 0,88
1,09
Tahun 2005 terdapat nilai RCA yang lebih tinggi dari Indonesia, yaitu negara Vietnam dan Meksiko, sehingga bisa dikatakan kedua negara tersebut lebih memiliki
tingkat daysaing yang tinggi dari pada Indonesia walaupun sama-sama memiliki nilai RCA di atas satu, sedangkan Thailand dan Filipina ditahun  ini masih memiliki  nilai
RCA  di  bawah  satu.  Tahun  2009  Brazil  dan  Thailand  yang  menemani  Indonesia sebagai  negara  yang  memiliki  keunggulan  komparatif  di  atas  rata-rata,  sedangkan
pesaing kedua yang diduduki Jerman masih belum memiliki nilai RCA di atas satu.
10. Komoditi Pala
Sama  seperti  komoditi  lada,  komoditi  pala  Indonesia  juga  memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia di pasar Belanda pada tahun 2001, 2005
dan  2009,  ini  dibuktikan  dengan  melihat  hasil  estimasi  RCA  Indonesia  yang  lebih dari satu Tabel 79. Tahun 2001 Grenada sebagai pesaing utama memiliki nilai RCA
yang  lebih  tinggi  dari  pada  Indonesia,  sedangkan  Singapura  sebagai  pesaing  kedua masih memiliki nilai RCA di bawah Indonesia namun masih di atas satu. Tahun 2005
Grenada kembali memiliki nilai RCA yang jauh di atas Indonesia sehingga membuat negara  tersebut  lebih  memiliki  keunggulan  komparatif  dibandingkan  dengan
Indonesia,  sementara  Belgia  sebagai  pesaing  kedua  dan  Thailand  pada  tahun  ini memiliki  nilai  RCA  yang  masih  di  bawah  satu.  Belgia  memiliki  keunggulan
komparatif  di  atas  rata-rata  dunia  pada  tahun  2009,  walaupun  nilai  RCA  yang