mutu produksi karet alam Indonesia. Rendahnya mutu tersebut mengakibatkan harga jual karet alam dipasar luar negeri menjadi rendah, untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu pengelolaan perkebunan karet yang baik dan tepat sehingga produktivitas dan mutu karet alam dapat ditingkatkan, selain itu komoditi kayu manis
juga bernasib demikian Rismunandar dan Paimin, 2009. Dari kata-kata yang telah dipaparkan daya saing sektor perkebunan Indonesia
ke negara ekspor utama menjadi sorotan. Karena tingkat daya saing dalam suatu perdagangan internasional tidak lagi hanya ditentukan oleh perbedaan harga, tetapi
juga ditentukan aspek-aspek lain yang bahkan lebih dominan, seperti kualitas, warna, bentuk, pelayanan purna jual dan sebagainya. Untuk mengembangkan komoditi
pekebunan Indonesia agar menjadi yang terbaik didunia harus melihat dari daya saing Indonesia dipasar dunia, agar dapat mengoreksi dan mengevaluasi apa yang kurang
dari perkebunan kita. Karena Indonesia bukan satu-satunya negara yang berada didaerah garis khatulistiwa yang beriklim tropis, serta memiliki tanah yang subur dan
Indonesia bukan satu-satunya juga sebagai pengekspor dan produsen hasil perkebunan di dunia. Masih ada negara-negara lain yang menjadi pesaing Indonesia
dalam melakukan perdagangan Internasional disektor perkebunan seperti Thailand, Filipina, Brazil, Madagaskar, Pantai Gading Cote D’iviore, Malaysia, Belanda,
India dan negara-negara lainya.
1.3 Tujuan Penelitian
Permasalahan yang telah dipaparkan dapat memberikan tujuan dari penelitian ini. Produksi dan volume ekspor yang tidak stabil, produktivitas perkebunan yang
fluktuatif, era globalisasi dengan segala peraturannya, perjanjian bilateral maupun multilateral dengan segala perjanjian yang telah disepakati bersama, hingga
permasalahan mutu hasil perkebunan yang menjadikan harga jual hasil perkebunan Indonesia rendah dapat mengarahkan peneliti dalam menyimpulkan tujuan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan perkembangan ekspor dan strategi produk perkebunan pesaing Indonesia di negara tujuan ekspor utama dan dunia tahun 2001, 2005 dan 2009.
2. Memetakan posisi daya saing produk ekspor perkebunan Indonesia di negara tujuan ekspor utama dan dunia tahun 2001, 2005 dan 2009.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian tentang daya saing perkebunan Indonesia dipasar dunia ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa tambahan ilmu pengetahuan bagi
peneliti dan kalangan akademisi untuk dijadikan referensi agar penelitian yang berkaitan dapat terus dikembangkan. Manfaat lain yang dapat diberikan adalah agar
penelitian ini menjadi sebuah pertimbangan dalam membuat sebuah kebijakan baik untuk pemerintah maupun pelaku eksportir.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Perkebunan Indonesia memilki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hasilnya, oleh sebab itu penelitian ini hanya akan membahas komoditas unggulan dalam
perkebunan yang juga dilihat dari posisi nilai ekspor didunia. Komoditas tersebut adalah : kelapa, kacang mede, kopi, teh, lada, kayu manis, cengkeh, biji pala, kelapa
sawit, kakao, tembakau dan karet. Komoditi unggulan tersebut juga berada dalam 10 besar dalam ekspor dunia dalam nilai, kecuali teh tahun 2001 urutan 11 dan karet
12 tahun 2005. Untuk lebih jelas spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 3. Tahun pembahasan yang digunakan adalah tiga tahun dalam satu dekade, yaitu tahun 2001,
2005 dan 2009. Alasan pengambilan tahun tersebut karena dinilai dapat memberikan gambaran bagaimana nilai ekspor dan daya saing kita dipasar internasional dalam
satu dekade. Ada beberapa komoditi kenegara tertentu yang tidak dapat diestimasi dengan menggunakan EPD karena tidak kontinyu dalam ekspor komoditi tersebut
kenegara tujuannya. Negara tujuan ekspor utama kedua belas komoditi tersebut adalah Malaysia,
Jerman, Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, China, India, Australia, Inggris, Belgia. Sebelas negara tujuan uatama tersebut dipilih dengan melihat nilai
dari ekspor Indonesia disetiap komoditi, pertahunnya dan juga berdasarkan negara yang mengimpor paling besar komoditi perkebunan Indonesia menurut UNComtrade.
Selain itu pemilihan sebelas negara tersebut juga mewakili belahan dunia, kecuali Afrika. Asia : Malaysia, Singapura, Jepang, China dan India ; Eropa : Jerman,
Belanda, Belgia dan Inggris ; Amerika : Amerika Serikat serta Australia.
Tabel 3. Spesifikasi Komoditi yang diteliti No
HS Code Komoditi
1 080111
Kelapa diparut dan dikeringkan 2
080131 Kacang Mete berkulit
3 090111
Kopi, tidak digongsengtidak dihilangkan kafeinnya 4
090210 Teh Hijau, tidak difermentasi dikemas max 3kg
5 090411
Lada, tidak dihancurkan tidak ditumbuk 6
090610 Kayu Manis dan Bunga kayu manis tidak dihancurkan ditumbuk
7 090700
Cengkeh utuh, bunga dan tangkai 8
090810 Biji pala berkulit dan dikupas
9 151110
Minyak mentah kelapa sawit 10
180100 Biji kakao Utuhpecah, mentah di gongseng
11 240110
Belum dipabrikasi, tembakau bertangkai bertulang daun 12
400110 Lateks karet alam, di pravulkanisasi tidak
Sumber : UNComtrade
Analisis daya saing ekspor komoditi perkebunan dibandingkan dengan dua negara tetap yang berada dikawasan ASEAN yang dianggap memiliki kesamaan
geografis dan karakteristik dengan Indonesia, yaitu Thailand dan Filipina. Selain dua negara tersebut, disetiap tahun dan komoditi terdapat pesaing yang berbeda-beda.
Pesaing yang dipilih adalah, dua negara yang memiliki nilai ekspor yang tinggi disetiap tahun dan komoditi.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Hasil Perkebunan Indonesia
Keadaan alam yang luar biasa subur Indonesia banyak menghasilkan hasil perkebunan, selain itu luas lahan perkebunan Indonesia juga menjadi keuntungan
tersendiri yang didapat negara kita. Hasil perkebunan Indonesia dapat dibedakan menjadi tanaman tahunan seperti kelapa sawit, kelapa, karet, jambu mete ; tanaman
rempah seperti kakao, kopi, lada, cengkeh, teh, pala, kayu manis dan hasil perkebunan semusim seperti tembakau. Tanaman perkebunan yang merupakan
subsektor dari sektor pertanian dapat dikelompokan juga kedalam Tim pengajar
pengantar ilmu pertanian, 2006:
1. Kelompok tanaman perkebunan yang diambil buahnya. Contoh : kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, lada, pala, vanili, kapuk dan kapas, jambu mete, kemiri,
ketumbar, kapulaga, kenari, jintan, tengkawang dan pisang. 2. Tanaman perkebunan yang diambil bunganya. Contoh : cengkeh, bunga matahari,
kenanga dan cempaka. 3. Tanaman perkebunan yang diambil daunnya. Contoh : tembakau, teh, nilam,
sereh wangi, agave, rumput gajah dan daun murbei. 4. Tanaman perkebunan yang diambil getahnya. Contoh : karet, perca dan
kemenyan. 5. Tanaman perkebunan yang diambil kulit batangnya. Contoh : kina, kayu manis
dan soga. 6. Tanaman perkebunan yang diambil batangnya. Contoh : tebu, rosella, rami, yute,
kenaf, abaca dan linen. 7. Tanaman perkebunan yang diambil rimpangnya rizhoma. Contoh : jahe, kunyit,
kencur, temulawak dan lengkuas. 8. Tanaman perkebunan yang diambil akarnya. Contoh ; akarwangi, kelembak.
9. Tanaman perkebunan yang tidak termasuk klasifikasi diatas. Contoh : kumis kucing, kelerak, siwalan dan lengkuas.
2.1.1 Cengkeh
Cengkeh Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli
Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas dinegara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh juga digunakan
sebagai bahan dupa di China dan Jepang
.
Minyak cengkeh digunakan untuk aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkeh kering yang
ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang fusarium dengan memberikan 50-100 gram
daun cengkeh kering per tanaman. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia Kepulauan Banda dan Madagaskar, selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar,
India, dan Sri Lanka. Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara Deptan, 2008.
2.1.2 Kacang Mete
Jambu monyet atau Jambu Mete atau yang memilki nama binomial Anacardium occidentale L
termasuk tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brazil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang
lalu, kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahama, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Filipina dan
Indonesia. Diantara sekian banyak negara produsen, Brazil, Kenya dan India merupakan pemasok utaman jambu mete dunia. Bagian yang lebih terkenal dari
jambu mete adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente, bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan Deptan, 2009.
2.1.3 Kakao
Kakao merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Di Indonesia,
kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan