Sementara pesaing kedua setiap tahunnya juga memiliki nilai RCA yang lebih dari satu kecuali Jerman pada tahun 2009, dan bahkan pada tahun 2001 dan 2005 nilai
RCA Papua New Guinea dan Malaysia jauh di atas nilai RCA Belanda.
7. Komoditi Kelapa
Tabel 63 memperlihatkan bagaimana Filipina yang merupakan negara dengan nilai ekspor kelapa parut terbesar di dunia memiliki keunggulan komparatif dan daya
saing  di  atas  rata-rata  akan  komoditi  tersebut  ke  Belgia  pada  tahun  2001, 2005 dan 2009.  Selain  Filipina,  Singapura  yang  menjadi  pesaing  utama  ditahun  2001  dan
pesaing  kedua  pada  tahun  2005  dan  2009  juga  memiliki  nilai  RCA  yang  membuat negara tersebut memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia dalam ekspor
kelapa  parut  ke  Belgia,  Belanda  yang  menjadi  pesaing  kedua  pada  tahun  2001  dan menjadi  pesaing  utama  pada  tahun  2005  dan  2009  juga  memiliki  keunggulan
komparatif  dan  daya  saing  yang  kuat.  Indonesia  yang  juga  ekspor  kelapa  parut  ke Belgia  dalam  tiga  tahun  tersebut  hanya  memiliki  keunggulan  komparatif  yang  kuat
pada tahun 2001 dengan nilai RCA yang melebihi pesaing kedua, sementara ditahun 2005 dan 2009 nilai RCA Indonesia belum mampu menyentuh angka satu.
Tabel 63.   Nilai RCA Komoditi Kelapa Indonesia dan Pesaing ke Belgia
Tahun  Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand
Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
10,32  Singapura 65,1  Belanda
1,5 271,39
2005 0,003  Belanda
1,29  Singapura 60,88
578,17 2009
0,15  Belanda 1,54  Singapura
17,53 0,0004
317,27
8. Komoditi Kopi
Brazil, Indonesia serta pesaing kedua ditahun 2001, 2005 dan 2009 memiliki keunggulan  komparatif  di  atas  rata-rata  dunia  dalam  ekspor  kopi  ke  Belgia,  seperti
yang  terlihat  pada  Tabel  64,  nilai  RCA  negara-negara  tersebut  melebihi  angka  satu sehingga  bisa  dikatakan  mempunyai  keunggulan  dan  daya  saing  yang  kuat, berbeda
dengan Thailand yang dalam tiga tahun tersebut belum mampu memiliki keunggulan komparatif  di  atas  rata-rata  negara  yang  mengekspor  kopi  ke  Belgia.  Negara  yang
menjadi  pesaing  kedua  pada  tahun  2001  adalah  Vietnam,  sedangkan  ditahun  2005
dan  2009  adalah  Kolombia,  dimana  terdapat  sebuah  fakta  bahwa  pesaing  kedua memiliki nilai RCA yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing utamanya.
Tabel 64.   Nilai RCA Komoditi Kopi Indonesia dan Pesaing ke Belgia
Tahun Indonesia
Pesaing 1 Pesaing 2
Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 3,03  Brazil
24,48  Vietnam 77,96
0,72 2005
8,34  Brazil 34,95  Kolombia
154,67 0,19
2009 17,36  Brazil
34,27  Kolombia 94,56
0,006
9. Komoditi Lada
Tabel  65  memperlihatkan  bagaimana  nilai  RCA  Indonesia,  negara  pesaing utama yang diduduki Belanda tahun 2001 dan 2009 serta Vietnam tahun 2005, negara
pesaing  kedua  yang  diduduki  Singapura  tahun  2001,  Belanda  tahun  2005 dan  India tahun 2009 memiliki  keunggulan  komparatif dan  daya saing di atas rata-rata  negara
yang ekspor lada ke Belgia. Berbeda dengan Thailand yang ekspor pada tahun 2005 dan  Filipina  yang  ekspor  pada  tahun  2009,  kedua  negara  tersebut  belum  memiliki
keunggulan komparatif dan daya saing yang kuat dibandingkan dengan negara-negara pesaing lainnya.
Tabel 65.   Nilai RCA Komoditi Lada Indonesia Pesaing ke Belgia
Tahun Indonesia
Pesaing 1 Pesaing 2
Thailand  Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
7,42  Belanda 2,6  Singapura
34,44 2005
28,92  Vietnam 116,72  Belanda
1,2 0,02
2009 31,04  Belanda
2,43  India 13,64
0,01
10. Komoditi Pala
Nilai  RCA  Grenada  sebagai  pesaing  utama,  Indonesia  dan  Belanda  sebagai pesaing  kedua  pada  tahun  2001  memiliki  keunggulan  komparatif  di  atas  negara-
negara  lainnya  yang  ekspor  pala  ke  Belgia,  bahkan  nilai  RCA  Grenada  melebihi angka 45000. Tahun 2005 Indonesia dan Belanda yang menjadi pesaing utama masih
memiliki  nilai  RCA  di  atas  satu,  sementara  Jerman  yang  pada  tahun  ini  menjadi pesaing  kedua  hanya  memiliki  nilai  RCA  di  bawah  satu  Tabel  66.  Nilai  RCA