ekspor  tembakau  Indonesia  dengan  persentase  sebesar  14,1  persen  dari  total  ekspor Indonesia Gambar 31. Malaysia mengimpor sebesar 11,9 persen, Belgia mengimpor
sebesar  9,5  persen,  Belanda  mengimpor  sebesar  7,7  persen  dan  Jerman  mengimpor sebesar  5,7  persen  dari  total  ekspor  tembakau  Indonesia,  dimana  keempat  negara
tersebut  berada  dibawah  Amerika  Serikat,  sementara  sisanya  diekspor  kenegara lainnya kecuali India dan Singapura yang tidak impor tembakau dari Indonesia.
Sumber : UNComtrade Gambar 31.   Volume  Ekspor  Tembakau  Indonesia  Tahun  2001,  2005  dan  2009  ke
Sebelas Negara Importir Utama
Pada  tahun  2005  terjadi  penurunan  volume  ekspor  tembakau  Indonesia menjadi  28.499.008  Kg,  hal  tersebut  berpengaruh  terhadap  dominasi  negara  utama
yang  hanya  hanya mengimpor dari Indonesia sebesar 38,5 persen dari total tersebut. Walaupun  memiliki  volume  ekspor  yang  menurun,  Amerika  Serikat  masih  menjadi
negara  yang menjadi tujuan utama ekspor tembakau Indonesia dengan persentase 15 persen  dari  total  ekspor  Indonesia.  Belgia  impor  tembakau  sebesar  12,1  persen,
Belanda  impor  sebesar  4,3  persen  dan  Jerman  sebesar  4  persen  dari  total  ekspor Indonesia,  berada  dibawah  Amerika  Serikat.  Sementara  negara  utama  lainnya
mengimpor  sisanya  kecuali  untuk  India,  Singapura  dan  China  yang  tidak  impor Gambar  31.  Tahun  2009  terjadi  peningkatan  volume  ekspor  tembakau  Indonesia
menjadi 28.578.652 Kg. Amerika Serikat dan Belgia masih menjadi dua tujuan utama
100000020000003000000 400000050000006000000 Australia
Belgium China
Germany United Kingdom
India Japan
Malaysia Netherlands
Singapore United States
Volume Ekspor dalam Kg N
egar a
T u
ju an
2009 2005
2001
ekspor  tembakau  Indonesia  dengan  masing-masing  impor  sebesar  19,5  persen  dan 15,6  persen  dari  total  ekspor  Indonesia.  Malaysia,  Belanda  dan  Jerman  berada
dibawah  kedua  negara  tujuan  utama  tersebut  dengan  masing-masing  mengimpor sebesar  7,3  persen,  5,6  persen  dan  3,1  persen  dari  total  ekspor  tembakau  Indonesia
pada tahun 2009 tersebut.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Estimasi RCA dan EPD Indonesia di  Negara Importir  Utama dan
Dunia
5.1.1  Australia
Australia  adalah  sebuah  benua  dengan  luas  wilayah  7.741.220 km
2
dan dengan  jumlah  penduduk  mencapai  21.875.000  jiwa  yang  beribukotakan  Canberra
Trade  profiles,  2010  memiliki  nilai  neraca  perdagangan  perkebunan  yang  negatif. Walaupun demikian, hanya komoditas tertentu yang memiliki nilai perdagangan yang
surplus, seperti karet pada tahun 2001, kacang mete pada tahun 2005 dan 2009 serta kelapa  sawit  pada  tahun  2009.  Gambar  32  memperlihatkan  nilai  perdagangan
perkebunan Australia, yang memiliki defisit tertinggi pada komoditi kopi.
Sumber : UNComtrade Gambar 32.   Neraca Perdagangan Perkebunan Australia Tahun 2001, 2005 dan 2009
Kopi,  teh  dan  lada  merupakan  tiga  komoditi  dengan  nilai  ekspor  terbesar Indonesia ke Australia, sedangkan komoditi dengan nilai ekspor terkecil adalah kayu
manis, kelapa sawit dan kacang mete. Rata-rata nilai ekspor kopi adalah sebesar US 6.099.796 dengan nilai ekspor tertinggi pada tahun 2009, berbeda dengan nilai ekspor
teh  yang  mencapai  nilai  tertinggi  pada  tahun  2009  dengan  rata-rata  nilai  ekspor sebesar  US  5.658.187,  sedangkan  komoditi  lada  memiliki  rata-rata  nilai  ekspor
-90000 -80000
-70000 -60000
-50000 -40000
-30000 -20000
-10000 10000
N il
a i
E k
sp or
d a
lam 1000
U S
Komoditi
2001 2005
2009
senilai US 1.206.204. Gambar 33 memperlihatkan nilai ekspor komoditi perkebunan Indonesia yang diekspor ke Australia.
Indonesia  bukan  satu-satunya  negara  yang  ekspor  komoditi  perkebunan  ke Australia,  masih  ada  negara  lainnya  yang  menjadi  pesaing  disetiap  komoditinya.
Dilihat  dari  dua  belas  kommoditi  yang  ada,  ada  tiga  negara  yang  hampir  mengisi seluruh  kebutuhan  impor  komoditi  perkebunan  Australia,  negara  tersebut  adalah
Singapura, Sri Lanka, Malaysia, Brazil, Kolombia dan India.
Sumber : UNComtrade Gambar 33.   Nilai  Ekspor  Dua  Belas  Komoditi  Indonesia  ke  Australia  Tahun  2001,
2005 dan 2009
1. Komoditi Cengkeh
Ekspor cengkeh Amerika Serikat dan Singapura ke Australia memiliki tingkat daya saing di atas rata-rata dunia pada tahun 2001, karena memiliki nilai RCA  yang
lebih  dari  satu,  sementara  Indonesia  tidak  memiliki  daya  saing  akibat  tidak  ekspor cengkeh  ke  Australia  Tabel  5.  Tahun  2005  Indonesia,  Sri  Lanka  dan  India  sama-
sama  memiliki  keunggulan  komparatif  di  atas  rata-rata  dunia  pada  komoditas cengkeh  ke  Asutralia  dan  diantara  ketiga  negara  tersebut  Sri  Lanka  yang  memiliki
nilai RCA  yang paling tinggi  yang kemudian diikuti Indonesia dan India. Walaupun hanya sebagai pesaing kedua pada tahun 2009, Madagaskar memiliki nilai RCA yang
lebih dari satu dan lebih tinggi dari pesaing utama yang diduduki Singapura, bahkan
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
2001 2005
2009
N il
a i
E k
sp or
d a
lam 1000
U S
Tahun
Cengkeh Kacang Mete
Kakao Karet
Kayu Manis Kelapa Sawit
Kelapa Kopi
Lada Pala
Teh Tembakau
500 1000
1500 2000
2001 2005
2009