Komoditi Tembakau Persilangan RCA dan EPD Indonesia di Malaysia
                                                                                Pasar  Malaysia  sama  seperti  pasar  China,  bagi  Indonesia  negara  Malaysia memiliki  pasar  yang  dinamis,  dimana  permintaan  akan  komoditi  perkebunan
Indonesia  sangat  tinggi  dan  meningkat  setiap  tahunnya,  hal  tersebut  terlihat  pada Tabel 43, dari hasil estimasi pangsa pasar produk, Malaysia memiliki pangsa produk
yang positif, sehingga dalam penempatan posisi daya saing Indonesia akan ada pada posisi Rising Star atau Lost Opportunity. Posisi  yang terbaik adalah  Rising Star dan
posisi daya saing tersebut yang paling diinginkan, sebab disaat permintaan Malaysia meningkat,  Indonesia  mampu  menyediakan  produk  yang  diinginkan  oleh  Malaysia
dan  keuntungan  yang  diperoleh  juga  meningkat.  Berbeda  dengan  Lost  Opportunity, dimana  posisi  ini  sangat  merugikan,  sebab  seharusnya  Indonesia  mampu
mendapatkan  keuntungan  yang  lebih  atas  dinamisnya  pasar  di  Malaysia,  namun  hal tersebut  tidak  dapat  dimanfaatkan  Indonesia  karena  memiliki  pangsa  pasar  ekspor
yang tidak kompetitif atau memiliki nilai pangsa pasar ekspor yang negatif.
Tabel 43.   Persilangan RCA dan EPD Indonesia di Malaysia Komoditi
Nilai RCA Nilai EPD
Posisi Daya Saing
2001 2005
2009 Pertumbuhan
Pangsa Pasar Ekspor
Pertumbuhan Pangsa Pasar
Produk
Cengkeh 12,06
0,84 1,48
52,7 49
Rising Star Kacang
Mete 0,35
0,01 7,64
33632,4 49
Rising Star Kakao
36,65 21,42
16,44 2,5
49 Rising Star
Karet 0,04
0,02 49
- Kayu
Manis 22,3
22,24 15,62
23,72 49
Rising Star Kelapa
Sawit 12,96
31,11 18,18
104,3 49
Rising Star Kelapa
14,47 21,31
9,33 32,1
49 Rising Star
Kopi 13,44
9,25 13,17
64,6 49
Rising Star Lada
14,14 0,57
6,84 916
49 Rising Star
Pala 26,51
26,85 16,4
16,9 49
Rising Star Teh
5,43 20,49
9,07 180,9
49 Rising Star
Tembakau 18,59
4,45 5,81
25,6 49
Rising Star
Duabelas komoditi yang diteliti, sebelas komoditi yang didapat hasil estimasi posisi  daya  saingnya,  karena  tidak  kontinyunya  ekspor  ke  Malaysia,  komoditi  karet
tidak dapat diestimasi posisi daya saingnya. Setelah diestimasi, sebelas komoditi yang ada ternyata memiliki nilai pertumbuhan pangsa pasar ekspor yang diharapkan, yaitu
bernilai positif. Secara keseluruhan sebelas komoditi tersebut berada pada posisi daya saing  Rising  Star.  Kacang  mete  merupakan  komoditi  yang  memiliki  pertumbuhan
pangsa  pasar  ekspor  yang  paling  tinggi,  sementara  untuk  pangsa  ekspor  yang terendah adalah kakao Tabel 43.
                