Dari hasil pengujian statistik persamaan penduga biomassa untuk setiap bagian pohon nyirih dapat disimpulkan bahwa persamaan terbaik yang dipilih
semuanya adalah persamaan yang dibangun oleh satu peubahvariabel saja yaitu diameter pohon D. Dapat diamati pada setiap tabel kriteria uji statistik bahwa,
persamaan yang hanya dibangun oleh peubah diameter saja mampu memberikan performansi statistik dengan ketelitian yang tinggi. Persamaan ini mampu
menjelaskan keragaman data biomassa pohon secara maksimal. Hal ini disebabkan karena peubah diameter D dan tinggi total pohon H memiliki
korelasi yang cukup kuat dapat diamati dalam matrik korelasi Tabel 11. Sedangkan dalam sebuah persamaan regresi salah satu syarat yang harus dipenuhi
adalah semua variabel penyusun persamaan haruslah independen satu terhadap yang lainnya. Oleh sebab itu peubah diameter saja sudah mampu menjelaskan
sebagian besar data keragaman biomassa sehingga penambahan variabel tinggi total pohon dalam persamaan hanya akan menambah sedikit saja penjelasan
mengenai keragaman data biomassa.
5.3 Biomass Expansion Factor BEF
Biomass Expansion Factor BEF diartikan sebagai perbandingan antara biomassa bagian atas permukaan tanah total dengan biomassa yang dihitung
melalui data hasil inventarisasi volume biomassa batang. Nilai ini digunakan untuk mengkonversi biomassa batang ke biomassa total. Penggunaan nilai BEF
dalam mengestimasi biomassa pohontegakan hutan ini disebkan karena hampir seluruh data mengenai potensi suatu tegakan hutan dinyatakan dalam nilai
volumenya. Sehingga lebih efisien untuk mengkonversinya mengestimasi biomassa dengan menggunakan nilai faktor ekspansi ini. Adapun nilai BEF
pohon nyirih menurut kelas diameter baik dengan data hasil penimbangan maupun berdasarkan data volume pada tinggi total pohon dan tinggi bebas cabang pohon
dapat diamati pada Tabel 27. Tabel 27 Biomass Expansion Factor BEF pohon nyirih
Rata rata BEF No.
Kelas Diameter cm
Dengan Data Penimbangan Dengan Data
Volume 1
5 - 10 2,015
1,951 2
11 - 20 1,900
1,900
3 21 - 30
1,777 1,692
4 31 - 40
1,792 1,699
5 41 1,548 1,441
Total 9,032 8,683
Rata-rata 1,806 1,737
Nilai Biomass Expansion Factor BEF pohon nyirih yang dihasilkan oleh ke-30 pohon contoh adalah melalui data penimbangan langsung adalah 1,806.
Nilai BEF lebih kecil jika dihitung menggunakan data volume yaitu 1,737. dapat diamati bahwa nilai BEF cenderung menurun seiring dengan peningkatan ukuran
diameter pohon. Nilai BEF pohon nyirih ini jika dibandingkan dengan nilai BEF pohon
Mahoni hasil penelitian Adinugroho 2002 dan pohon mangium hasil penelitian Wicaksono 2004 memiliki nilai yang lebih besar. Nilai BEF pohon Mahoni
hasil penelitian Adinugroho 2002 sebesar 1,36 dan pada pohon Mangium hasil penelitian Wicaksono 2004 sebesar 1,33. Dengan nilai BEF sebesar ini
menunjukan baik mahoni maupun mangium memiliki arsitektur pohon dengan satu batang utama yang sedikit memiliki cabang. Nilai BEF yang besar pada
nyirih menunjukkan bahwa pohon ini cenderung bercabang dan memiliki tajuk yang cukup luas. Pada kenyataan di lapangan percabangan pada nyirih umumnya
mulai ada pada ketinggian ± 2 m.untuk tujuan industri pulp umumnya memilih pohon-pohon dengan nilai BEF yang besar karena aladsan percabangan yang
banyak dan keindahan arsitektur pohon dengan batang utama dominan bebas dari cabang tidak terlalu diperhitungkan.
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00
10 20
30 40
50 60
Diameter cm BEF
BEF dengan data V BEF dengan penimbangan
Gambar 11 Plot hubungan nilai BEF dan diameter pohon. Dari gambar plot hubungan nilai BEF dengan diameter pohon ini, dapat
dilihat bahwa nilai BEF yang dihitung dengan data penimbangan langsung kadar air tidak memiliki perbedaan yang besar dengan nilai BEF yang dihitung
menggunakan data volumenya. Nilai BEF dengan penimbangan langsung data kadar air cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai BEF
yang dihitung menggunakan data volume.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Persentase rata-rata biomassa pohon nyirih terbesar adalah pada bagian batang
yaitu sebesar 52,5, diikuti dengan biomassa cabang sebesar 26, biomassa ranting sebesar 15,5dan yang paling kecil nilainya yaitu biomassa daun
sebesar 6. 2. Persamaan alometrik terbaik untuk menduga biomassa pohon nyirih tiap
bagian hanya terdiri dari satu peubah yaitu peubah diameter. Adapun persamaan untuk tiap bagian tersebut yaitu :
a Biomassa batang
: B
btg
= 0,0813D
2,28
b Biomassa cabang
: B
cbg
= 0,0063D
2,78
c Biomassa ranting
: B
rtg
= 0,1D
1,79
d Biomassa daun
: B
daun
= 0,1076D
1,52
e Biomassa pohon
: B
total
= 0,1832D
2,21
3. Nilai BEF pohon nyirih yang dihasilkan adalah adalah 1,806 untuk pendugaan biomassa total berdasarkan data penimbangan langsung dan senilai 1,737 dari
data volume pohon. Dapat disimpulkan bahwa pohon nyirih ini memiliki percabangan yang banyak. Peningkatan ukuran diameter pohon menyebabkan
nilai BEF juga semakin kecil.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yaang telah dilakukan dan pertimbangan kegunaan data biomassa untuk kegiatan pelestarian hutan khususnya pada hutan mangrove,
maka saran penulis adalah sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai persamaan penduga biomassa untuk jenis
tanaman mangrove yang lainnya untuk memperkaya ketersediaan model penduga biomassa yang dapat mempermudah kegiatan pendugaan cadangan
karbon dalam suatu tegakan mangrove yang terdiri dari berbagai jenis tanaman mangrove yang berbeda.