Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Perhitungan Biomassa Bagian-Bagian Pohon Berdasarkan Data Kadar Air Perhitungan Nilai BEF Biomass Expansion Factor Perhitungan Volume

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan mangrove di hutan alam Batu Ampar Kalimantan Barat. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan dari bulan Januari – Februari 2008, pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kayu Solid Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan–Institut Pertanian Bogor selama bulan Maret 2008. Pengolahan data dan analisis data dilaksanakan April–Mei 2008. Titik–titik lokasi pengambilan sampel di lapangan secara detail dapat diamati pada Gambar 1. Gambar 1 Peta lokasi pengambilan sampel biomassa jenis nyirih di hutan mangrove Batu Ampar, Kalimantan Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Untuk menduga besarnya biomassa yang terkandung dalam tegakan mangrove digunakan alat berupa GPS, chain saw, phi band, timbangan kasar kapasitas 100 kg, gergaji tangan, golok, kampak, alat pemangkas daun, kalkulator, plastik berukuran 0,25 kg, 0,5 kg, 1 kg, dan 2 kg, tali tambang dan rafia. Pengujian sampel uji untuk mendapatkan nilai kadar air yang dilakukan di laboratorium menggunakan alat-alat seperti kertas koran, timbangan analitik, oven, gergaji kayu, plastik, alat tulis dan tally sheet. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian Biomassa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah biomassa yang berada di atas permukaan tanah above ground biomass yaitu biomasa yang terdiri dari : a. Biomassa batang+kulit : total berat kering batang utama keseluruhan dan kulit b. Biomassa cabang : total berat kering bagian cabang keseluruhan c. Biomassa ranting : total berat kering bagian ranting keseluruhan d. Biomassa daun : total berat kering bagian daun keseluruhan Secara garis besar, penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan pengumpulan data dan sampel di lapangan, pengujian sampel di laboratorium, pengolahan data dan analisis data menggunakan program analisis statistika Minitab 14. Tahapan kerja secara umum dapat diamati dalam diagram alir pada Gambar 2. Batang Cabang, Ranting, Daun Biomassa Berdasarkan Bagian-bagian Pohon dan Biomass Expansion Factor Ya Tidak R2, R2 adj, s MAE, SR, SA Uji Nilai t Mulai Persamaan Terbaik, Kriteria Uji statistik Pemilihan pohon contoh Pengukuran Dimensi Pohon Berdiri DBH, H, Hbc Penebangan Pohon Pemisahan bagian- bagian pohon btang, cabang, ranting, daun Pertimbangan Kepraktisan dan Efisiensi Pemodelan Biomassa B = f Diameter dan Tinggi Pengukuran diameter dan penimbangan berat basah Persamaan penduga Biomassa Terpilih Penentuan Kadar Air dan Kerapatan kayu Penimbangan berat basah Penentuan Kadar Air Gambar 2 Diagram alir tahapan kerja penelitian persamaan penduga biomassa jenis nyirih di hutan mangrove Batu ampar, Kalimantan Barat.

3.3.2 Pengumpulan Data 1. Pemilihan pohon contoh

Memilih pohon contoh yang akan ditebang dilakukan dengan memperhatikan beberapa syarat dan kritera pohon yang baik. Secara fisik, pohon harus tumbuh sehat, tidak berlubang atau terkena penyakit. Jumlah pohon yang ditebang sebanyak 30 pohon contoh. Pohon dipilih dari berbagai ukuran kelas yang telah ditetapkan dengan distribusinya yaitu kelas diameter 5-10 cm 8 pohon; kelas diameter 11–20 cm 12 pohon; 21-30 cm 7 pohon; kelas diameter 31-40 cm 1 pohon dan kelas diameter 41 cm 2 pohon.

2. Pengukuran di lapangan

a. Sebelum pohon ditebang, pada saat pohon masih berdiri dilakukan pengukuran terhadap diameter pada ketinggian 1,30 m setingggi dada dan tinggi bebas cabang menggunakan pita ukur. b. Menebang pohon dengan batas terdekat dari permukaan air atau permukaan tanah tempat tumpuan batang pada sistem perakaran. c. Memisahkan tiap bagian pohon dari batang utamanya, yaitu bagian cabang, ranting dan daun. d. Membagi batang dan cabang-cabang menjadi sortimen-sortimen berukuran ± 1 m. e. Mengukur dimensi diameter dan panjang sortimen khusus untuk batang dan cabang, berat basah setiap bagian pohon secara keseluruhan. f. Mengambil sampel uji kadar air. Untuk batang dan cabang diambil masing- masing 1 buah potongan kayu berbentuk piringan disc setebal ± 3 cm pada bagian pangkal, tengah dan ujung batang masing-masing 1 buah. Untuk sampel uji ranting dan daun, dari tiap pohon diambil contoh sebanyak ± 300 gram. Pengambilan sampel ini hanya dilakukan pada 11 pohon contoh. g. Setiap contoh uji dikemas dalam plastik transparan untuk mencegah pembusukan dan kerusakan pada sampel.

3. Pengukuran di Laboratorium

a. Dari setiap piringan yang telah diambil, contoh uji dibuat berbentuk kubus dengan ukuran 2 x 2 x 2 cm. Dari masing-masing piringan, diambil contoh uji sebanyak 6 buah b. Setiap contoh uji ditimbang berat basah menggunakan timbangan analitik c. Pengeringan dilakukan dengan memasukkan contoh uji ke dalam oven. Untuk pengujian KA daun suhu yang diguanakan sebesar ± 80 C sampai berat mencapai konstan. d. Khusus untuk contoh uji kayu batang, cabang dan ranting, contoh ujinya dikering tanurkan pada suhu 102 ± 3 C sampai sampel uji mencapai berat konstan. e. Menimbang berat kering contoh setelah diuji menggunakan timbangan analitik.

3.3.3 Pengolahan Data a. Perhitungan Kadar Air

Penentuan Kadar Air KA dilakukan dengan menggunakan rumus Haygreen Bowyer 1989 : KA = 100 u BKc BKc BBc Dimana : KA = persen kadar air BBc = berat basah contoh gram BKc = berat kering contoh gram

b. Perhitungan Biomassa Bagian-Bagian Pohon Berdasarkan Data Kadar Air

Dari perolehan data Kadar Air KA, penentuan biomassa dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Haygreen Bowyer 1989 : BK = ¿ ¾ ½ ¯ ® ­ 100 1 KA BB Dimana : BK = berat kering kg BB = berat basah kg KA = persen kadar air

c. Perhitungan Nilai BEF Biomass Expansion Factor

Nilai BEF Biomass Expansion Factor dihitung dengan rumus Brown 1997 : BEF = Bbtg Btotal Dimana : B B total : Biomassa total kg B B btg : Biomassa batang kg

d. Perhitungan Volume

Pendugaan biomassa secara tidak langsung dapat didekati dari nilai volumenya menggunakan nilai Biomass Expansion Factor. Adapun nilai volume sampel kayu yang diuji dihitung menurut dimensinya menggunkan rumus Haygreen Bowyer 1989 : v = p x l x t Dimana : v = volume cm 3 p = panjang cm l = lebar cm t = tinggi cm Penentuan besarnya volume batang utama dihitung menggunakan rumus Smallian : xL g g v s l 2 Dengan rumus luas bidang dasar adalah : f t d g . . . 4 1 2 S Dimana : v = volume m 3 g l = luas permukaan pangkal log m 2 g s = luas permukaan ujung log m2 L = panjang log m

e. Perhitungan Kerapatan Kayu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 50 63

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

2 75 89

Potensi Limbah Kulit Buah Xylocarpus granatum Koenig. sebagai Inhibitor Tirosinase

1 17 43

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 11

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 1 10

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 10

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 29

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 13

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 13

Estimation of aboveground tree biomass Toona sureni and Coffea arabica in agroforestry system of Simalungun, North Sumatra, Indonesia

0 0 6