Persamaan Alometrik Penduga Biomassa Batang

Diameter cm B To ta l k g 50 40 30 20 10 1400 1200 1000 800 600 400 200 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Diameter cm T inggi T o ta l m 50 40 30 20 10 22,5 20,0 17,5 15,0 12,5 10,0 7,5 5,0 Gambar 5 Plot hubungan biomassa tiap bagian pohon nyirih dengan diameter : a biomassa bagian batang dengan diameter; b biomassa bagian cabang dengan diameter; c biomassa bagian ranting dengan diameter; d biomassa bagian daun dengan diameter; e biomassa total pohon dengan diameter; f plot hubungan tinggi pohon dengan diameter pohon

5. 2 Persamaan Alometrik Pohon

Biomassa atau berat kering sebuah pohon mempunyai korelasi dengan diameter, diameter dengan tinggi ataupun diameter kuadrat dengan tinggi. Penentuan persamaan penduga biomassa dilakukan dengan membuat hubungan regresi antara peubah diameter pohon contoh, diameter dan tinggi tinggi total dan tinggi bebas cabang dan diameter kuadrat dengan tinggi. Biomassa pohon dikelompokkan pada setiap bagiannya menjadi biomassa batang, biomassa cabang, biomassa ranting, biomassa daun dan biomassa total. Masing-masing bagian ini kemudian ditentukan persamaan alometrik tersendiri. Berikut akan diuraikan persamaan alometrik menurut bagian-bagian pohon. Penyusunan persamaan alometrik penduga biomassa untuk tiap bagian pohon ini dibangun berdasarkan data dari 30 pohon contoh dengan peubah-peubah yang saling berkorelasi secara positif.

5.2.1 Persamaan Alometrik Penduga Biomassa Batang

Dalam menentukan persamaan yang paling baik untuk menduga biomassa batang pohon, perlu dilakukan uji coba terhadap empat persamaan regresi linier maupun non linier baik dengan satu maupun dua peubah bebas. Hasil uji coba terhadap 4 model alometrik dapat diamati pada Tabel 12. Tabel 12 Persamaan alometrik penduga biomassa batang pohon nyirih Jumlah Peubah Bebas No. Persamaan s R 2 R 2 adj t hit F hit 1 B = 0,0813D 2,28 1,33 93,00 92,80 - 348 1 2 B = -4,6 - 0,54D + 0,243D 2 23,25 88,20 87,20 - 93,1 3 B = 0,0398D 1,86 H 0,786 1,25 96,10 95,80 4,41 306,88 2 4 B = 2,57 + 0,0147D 2 H 13,35 95,90 95,80 - 614,19 Ket : = berbeda nyata Į = 5 tn = tidak berbeda nyata Į = 5 Pemilihan persamaan alometrik terbaik dilakukan dengan melakukan uji terhadap nilai-nilai regresi persamaan tersebut. Untuk memilih persamaan alometrik biomassa batang yang paling baik berdasarkan nilai statistik yang ditunjukkan pada Tabel 12, maka dilakukan pengurutan performansi untuk setiap persamaan berdasarkan persamaan yang mempunyai nilai s terkecil dan R 2 adjusted terbesar. Hasil pengurutan terhadap kedua kriteria nilai ini dapat diamati pada Tabel 13. Tabel 13 Urutan performansi persamaan alometrik penduga biomassa batang Kriteria Jumlah Peubah Bebas No. Persamaan s R 2 adj Jumlah 1 B = 0,0813D 2,28 2 2 4 1 2 B = -4,6 - 0,54D + 0,243D 2 4 3 7 3 B = 0,0398D 1,86 H 0,786 1 1 2 2 4 B = 2,57 + 0,0147D 2 H 3 1 4 Berdasarkan kriteria statistik, dari Tabel 12 dapat diamati bahwa persamaan B = 0,0398D 1,86 H 0,786 mempunyai performansi yang paling baik. Persamaan ini memenuhi syarat uji kriteria persamaan terbaik. Dengan model ini, sebesar 95,8 variasi keragaman data biomassa batang dapat diterangkan oleh diameternya dengan simpangan yang kecil yaitu 1,24. Keberartian peranan diameter dalam persamaan B = 0,0398D 1,86 H 0,786 dapat dilihat dari nilai F hitung 446,94 yang nilainya lebih besar dari F tabel . Ketepatan dari sebuah model untuk menduga dapat diperlihatkan dengan melakukan uji validasi persamaan alometrik biomassa batang pohon nyirih. Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketepatan dugaan biomassa MAE. Hasil uji validasi tersebut disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Hasil uji validasi persamaan penduga biomassa batang pohon nyirih Jumlah Peubah Bebas No. Persamaan MAE Kg SA SR 1 B = 0,0813D 2,28 15,99 -2,52 4,36 1 2 B = -4,6 - 0,54D + 0,243D 2 16,63 -0,17 23,90 3 B = 0,0398D 1,86 H 0,786 13,15 2,48 0,85 2 4 B = 2,57 + 0,0147D 2 H 20,89 11,83 -0,60 Nilai MAE atau rata-rata bias absolut menunjukkan selisih nilai biomassa dugaan dengan nilai biomaassa sebenarnya. Persamaan yang paling baik adalah persamaan yang mampu menduga dengan selisih nilai terkecil antara dugaan dengan nilai aktualnya. Dari Tabel 14 dapat diamati bahwa persamaan B = 0,0398D 1,86 H 0,786 adalah persamaan yang paling baik dengan selisih biomassa terkecil yaitu 13,15 kg. Berdasarkan kriteria statistik, persamaan dengan dua peubah B = 0,0398D 1,86 H 0,786 merupakan persamaan yang paling baik. Penambahan peubah tinggi dalam persamaan mengharuskan data tinggi juga harus diukur. Seberapa besar pengaruh penambahan peubah tinggi terhadap ketelitian dugaan jika di dalam persamaan sudah terdapat peubah diameter dapat diketahui melalui uji nilai t. Berdasarkan hasil uji t, penambahan tinggi dalam persamaan B=0,0398D 1,86 H 0,786 ternyata memberikan pengaruh yang nyata dalam memberikan nilai dugaan. Artinya, keberadaan peubah tinggi ternyata dapat menambah ketelitian dugaan secara statistik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 . Selain pertimbangan nilai statistik, dalam pemilihan persamaan terbaik juga harus mempertimbangkan pula faktor kepraktisan, keefisienan dan kemudahan dalam pengumpulan data-data peubah bebas dalam persamaan di lapangan. Berdasarkan pertimbangan ini tentu saja persamaan dengan satu peubah lebih mengefisienkan pengumpulan data. Namun harus disadari bahwa ketelitian pendugaan tentu saja akan berkurang dibandingkan dengan menggunakan dua peubah. Seberapa besar ketelitian dugaan yang dikorbankan dapat diketahui dengan melihat besarnya selisih nilai R 2 adjusted. Dengan memilih persamaan B = 0,0813D 2,28 , ketelitian yang dikorbankan sebesar 0,03. penambahan nilai ketelitian sebesar 3 ini tidak sebanding dengan kesulitan dalam pemenuhan peubah bebas tinggi total dalam persamaan. Oleh karena itu untuk menduga biomassa bagian batang berdasarkan semua kriteria di atas dipilih persamaan B = 0,0813D 2,28 . Persamaan terpilih yang telah diuji dengan dua kriteria uji ini akan lebih baik dan lebih tepat dalam pendugaan apabila memenuhi syarat kenormalan penyebaran sisaan dengan nilai harapannya dan plot sisaaan dengan Y dugaannya yang menyebar secara acak. Nilai sisaan dikatakan menyebar secara normal apabila antara nilai sisaan dengan probability normalnya membentuk garis linier melalui pusat sumbu. Syarat ini dapat terlihat dari uji visual kenormalan sisaan dan uji keaditifan model Gambar 6. Fitted Value Re s id u a l 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,3 0,2 0,1 0,0 -0,1 -0,2 Residual Pe rc e n t 0,3 0,2 0,1 0,0 -0,1 -0,2 -0,3 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Gambar 6 Uji visual persamaan penduga biomassa batang terbaik: a Uji visual kenormalan sisaan; b Uji visual keaditifan model. Dari Gambar 6a, terlihat bahwa pola penyebaran data yang dihasilkan membentuk garis lurus. Hal ini berarti syarat data sisaan yang menyebar secara normal terpenuhi. Sedangkan dari Gambar 6b terlihat bahwa plot yang dihasilkan tidak membentuk pola atau dengan kata lain menyebar secara acak sehingga menunjukkan bahwa syarat keaditifan model terpenuhi. b a

5.2.2 Persamaan Alometrik Penduga Biomassa Cabang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 50 63

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

2 75 89

Potensi Limbah Kulit Buah Xylocarpus granatum Koenig. sebagai Inhibitor Tirosinase

1 17 43

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 11

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 1 10

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 10

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 29

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 13

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 13

Estimation of aboveground tree biomass Toona sureni and Coffea arabica in agroforestry system of Simalungun, North Sumatra, Indonesia

0 0 6