Fitted Value Re
s id
u a
l
2,5 2,0
1,5 1,0
0,5 0,4
0,3 0,2
0,1 0,0
-0,1 -0,2
-0,3 -0,4
0,5 0,0
Residual Pe
rc e
n t
0,50 0,25
0,00 -0,25
-0,50
99 95
90 80
70 60
50 40
30 20
10 5
1
b a
Gambar 7 Uji visual persamaan penduga biomassa cabang terbaik: a Uji visual kenormalan sisaan; b Uji visual keaditifan model.
Dari visualisasi kedua gambar di atas, persamaan B = 0,0063D
2,78
dapat disimpulkan merupakan persamaan terbaik yang dipilih. Pada Gambar 7a, syarat
kenormalan penyebaran sisaan terpenuhi karena dapat dilihat bahwa sisaan menyebar membentuk garis linier melewati titik asal. Dan pada Gambar 7b,
tampilan plot sisaan dan nilai dugaannya tidak membentuk pola sehinggga syarat keaditifan model juga terpenuhi.
5.2.3 Persamaan Alometrik Penduga Biomassa Ranting
Untuk mendapatkan persamaan alometrik penduga biomasa ranting pohon nyirih yang paling baik, dilakukan uji coba terhadap beberapa persamaaan regresi.
Model regresi ini berupa model regresi linier dengan satu dan dua peubah juga model regresi non linier. Hasil uji coba empat model regresi untuk penduga
biomassa bagian ranting pohon dapat diamati pada Tabel 18. Tabel 18 Persamaan alometrik penduga biomassa bagian ranting pohon nyirih
Jumlah Peubah
Bebas No.
Persamaan s R
2
R
2
adj t
hit
F
hit
1 B = 0,1D
1,79
1,73 74,9 74 -
83,65 1
2 B = 36,5 - 4,24D + 0,157D
2
24,96 75,5 73,7 -
41,59 3
B = 0,0776 + D
1,65
H
0,256
1,74 75,2 73,4 0,57
tn
40,97 2
4 B = 0,37 + 0,00358D
2
H 27,08 70,1 69,0
- 65,64
Ket : = berbeda nyata Į = 5
tn = tidak berbeda nyata Į = 5
Ranting merupakan bagian dari cabang pohon dengan ukuran yang lebih kecil daripada cabang. Berdasarkan nilai beberapa kriteria uji statistik yang
terdapat pada Tabel 16, untuk memperoleh gambaran mengenai persamaan yang dapat memberikan nilai dugaan yang terbaik, keempat persamaan ini dapat
diurutkan menurut nilai s mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar dan sebaliknya berdasarkan nilai R
2
adjusted dari yang nilainya paling besar sampai yang terkecil. Urutan performansi yang diperoleh dapat diamati pada Tabel 19.
Tabel 19 Urutan performansi persamaan alometrik penduga biomassa ranting pohon nyirih
Kriteria Jumlah Peubah
Bebas No. Persamaan
s R
2
adj Jumlah
1 B = 0,1D
1,79
1 1 2 1
B = 36,5 - 4,24 0,157D
2
3 2 5 B = 0,077
2 D +
1,
3 6 +
D
65
H
0,256
2 3
5 2
4 B = 0,37 + 0,00358D
2
H 4
4 8
B dasarka p
19 diperoleh kesimpulan bahwa persaamaan terba
un aan B =
0,1D
1,
Peubah
er n
engurutan pada Tabel ik
tuk menduga biomassa pohon nyirih adalah persam
79
Pada persamaan ini besarnya simpangan adalah sebesar 1,73 dan peubah diameter pada persamaan ini sebesar 74 dapat menerangkan keragaman data
biomasanya. Setelah melalui uji statistik, perlu diuji validitas persamaan dengan uji validasi untuk mendapatkan persamaan yang paling tepat dalam memberikan
nilai dugaan berdasarkan nilai MAE yang paling kecil. Hasil uji validasi persamaan alometrik penduga ranting pohon nyirih dapat diamati pada Tabel 20.
Tabel 20 Hasil uji validasi persamaan penduga biomassa ranting pohon nyirih
Jumlah Bebas
No. Persamaan MAE Kg
SA SR
1 B = 0,1D
12,52 -23,08
11 6
1,79
,8 1
2 B = 36,5 - 4,24D + 0,157D
2
12,57 -0,30 14 5 B = 0,077
1,65 0,256
,9 3 6
+ D
H 12,62
-25,66 14,32
2 4
B = 0,37 + 0,00358D
2
H 12,96 -7,95 51,42
Dari hasi en
il uji v keem
odel ga
potensi bioma a on nyir
rsam ang
pu memb
l p gurutan performansi has
alidasi pat m
pendu ss
bagian ranting poh ih, pe
aan y mam
erikan nilai dugaan yang paling mendekati nilai biomassa sebenarnya adalah persamaan B = 0,1D
1,79
. Berdasarkan hasil uji tersebut maka persamaan alometrik penduga biomassa ranting nyirih terbaik yang dipilih adalah persamaan
B = 0,1D
1,79
.
Selain uji kriteria statistik dan uji validasi, uji visualisasi juga harus dilakukan agar dapat memenuhi syarat kenormalan penyebaran sisaan dan
keaditifan model. Uji visual kenormaalan dan uji keadtififan persamaan B = 0,1D