Uji nilai t Perhitungan ketepatan dugaan biomassa Perhitungan simpangan rata-rata SR dan simpangan agregat SA

s = p n Y Y i a ¦ 2 Dimana : s = simpangan baku Y a = nilai biomassa sesungguhnya Y i = nilai biomassa dugaan n-p = derajat bebas sisa. Simpangan baku adalah ukuran besarnya penyimpangan nilai dugaan terhadap nilai sebenarnya. Semakin kecil nilai s semakin mendekati aktual atau nilai yang sebenarnya. Selain kriteria nilai statistik, dilakukan juga uji validasi persamaan untuk menentukan persamaan alometrik yang terbaik. Kriteria yang diperhitungkan adalah nilai ketepatan dari suatu persamaan dalam menduga nilai yang sebenarnya. Semakin kecil nilai simpangan, maka penduga tersebut akan semakin tinggi ketepatannya. Semakin sempit sebaran simpangan maka akan semakin tinggi ketelitiannya dan semakin kecil kesalahan sistematiknya, maka penduga tersebut semakin tidak bias Muhdin 1999.

d. Uji nilai t

Untuk menguji besar pengaruh penambahan peubah bebas secara statistik terhadap peningkatan ketelitian sebuah persamaan jika di dalam persamaan telah terdapat peubah X 1 dalam hal ini adalah diameter, digunakan uji nilai t. Untuk mendapatkan nilai t hitung dapat digunakan rumus Walpole 1993 : t hitung = e x s b n s 1 E Hipotesis yang digunakan : H0 : ȕ 1 = 0 H1 : ȕ 1  0 Apabila t hitung t tabel atau nilai p 0,05 pada taraf nyata 5 maka tolak H0 yang berarti penambahan peubah tinggi tidak signifikan terhadap peningkatan ketelitian persamaan. Artinya bahwa persamaan tersebut dapat menduga kurang lebih sama tepatnya dengan walaupun hanya menggunakan satu peubah bebas.

e. Perhitungan ketepatan dugaan biomassa

Istilah ketepatan berkaitan dengan besarnya simpangan suatu nilai dugaan terhadap nilai yang sebenarnya. Ketepatan adalah kombinasi antara bias dan ketelitian di dalam menggambarkan jauh dekatnya nilai-nilai hasil pengamatan terhadap nilai yang sebenarnya. Untuk membandingkan ketepatan dugaan biomassa antar persamaan, rata-rata bias error absolut MAEj dari dugaan biomassa pada setiap persamaan dihitung dengan menggunakan rumus Muhdin 1999 : MAEj = j ij n e ¦ ti i a ij e 8 8 Dimana : MAEj = Mean Average Error rata-rata bias absolut persamaan ke-j kgpohon e ij = simpangan biomassa pohon ke-i dan pada persamaan ke-j Y ai = biomassa aktual kg Y ti = biomassa dugaan kg n j = jumlah data rumus ke-j Bi = nilai biomassa pohon ke-i Persamaan yang memiliki nilai MAE yang lebih kecil jika dibandingkan dengan persamaan lain, menunjukkan bahwa dugaa biomassa dengan persamaan tersebut lebih tepat.

f. Perhitungan simpangan rata-rata SR dan simpangan agregat SA

Kriteria simpangan rata-rata SR dan simpangan agregat dalam penelitian ini tidak digunakan sebagai kriteria utama untuk menentukan persamaan penduga biomassa terbaik. Untuk pengujian validasi lebih diutamakan dengan melihat nilai MAE persamaan tersebut. Kriteria SA dan SR disertakan hanya sebagai pembanding untuk melihat nilai simpangan persamaan baik rata-ratanya maupun secara agregat. Persamaan yang baik sebaiknya mempunyai SA tidak lebih dari 1 dan nilai SR 10 Chapman dan Meyer 1949 diacu dalam Imanuddin dan Wahjono 2002. SR dan SA ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : SR = N x B B B ti ti ai 100 ¦ 100 x B B B SA ti ai ti ¦ ¦ ¦ Dimana : B B ai = biomassa aktual ke-i kg B B ti = biomassa dugaan ke-i kg N = jumlah data

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Letak

Secara administrasi pemerintahan, lokasi penelitian berada di wilayah kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat. Sedangkan menurut wilayah administrasi Kehutanan, lokasi termasuk wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Batu Ampar, Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Batu Ampar. Lokasi berbatasan dengan selat Karimata di sebelah Barat, Kabupaten Sanggau di sebelah Timur, Kabupaten Ketapang di sebelah Selatan dan di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap. Keberadaan lokasi penelitian terdapat di Kecamatan Batu Ampar tepatnya di Pulau Padang Tikar Wilayah Koperasi Panter dengan status hutan berupa hutan produksi seluas ± 6.291 ha yang secara geografis terletak pada 0 45’–1 10’ LS dan 109 10’–109 45’ BT LPP Mangrove 2000.

4.2 Topografi dan Tanah

Sebagian besar wilayah hutan mangrove merupakan wilayah dengan jenis tanah Aluvial Hidromorf kelabu dengan bahan dari bahan endapan liat, debu serta fisiografi berupa daratan pasang surut pantaipesisir. Kandungan bahan organik tertinggi terdapat di wilayah Bunbun 7,78. Rasio kandungan karbon yang lebih besar dari 12 terjadi di Muara Dabong yang menunjukkan bahwa proses humifikasi bahan organik kurang lancar dan membentuk humus masam.

4.3 Hidrooseanografi dan Kualitas air

4.3.1 Pasang surut

Amplitudo pasang surut air laut di lokasi studi mencapai 2–3 meter sehingga pertukaran massa air relatif besar dan berlangsung sangat cepat.

4.3.2 Salinitas

Hasil pengukuran terhadap kadar garam di perairan mangrove di lokasi studi menunjukkan nilai salinitas antara 7,6 sampai 22,0 ‰ yang merupakan indikasi daerah payau sampai asin.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 50 63

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

2 75 89

Potensi Limbah Kulit Buah Xylocarpus granatum Koenig. sebagai Inhibitor Tirosinase

1 17 43

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 11

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 1 10

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 10

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 29

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 13

Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 13

Estimation of aboveground tree biomass Toona sureni and Coffea arabica in agroforestry system of Simalungun, North Sumatra, Indonesia

0 0 6